Sultra Butuh Nyamuk Wolbachia

  • Bagikan
ILUSTRASI: FAHRI ASMIN/KENDARI POS
ILUSTRASI: FAHRI ASMIN/KENDARI POS

--Tangkal Keganasan Aedes Aegypti Penyebab DBD

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) di Sulawesi Tenggara (Sultra) terus meningkat setiap tahun. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran akan ancaman kematian bagi penderitanya.

Melihat situasi ini, sudah saatnya Sultra “mendatangkan” Nyamuk Wolbachia. Hasil uji coba di beberapa daerah lain, cara ini dinilai efektif menangkal keganasan Aedes Aegypti, juga aman untuk manusia.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari, drg. Fauziah melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kota Kendari, Ellfi mengatakan, penyebaran nyamuk Wolbachia, bisa menjadi salah satu solusi mereduksi kasus DBD di Sultra, khususnya Kota Kendari.

“Untuk penanganan DBD jangka panjang, penyebaran nyamuk Wolbachia bisa menjadi salah satu solusinya,” ujarnya, kemarin.

Saat ini, pihaknya masih menunggu instruksi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait penanganan masalah DBD melalui penyebaran Nyamuk Wolbachia tersebut. “Kita masih tunggu instruksi pemerintah pusat (Kemenkes),” ucapnya.

Kementerian Kesehatan telah menyatakan kalau penyebaran Nyamuk Wolbachia, sangat baik. Sebab, akan mengurangi resiko penularan penyakit DBD yang berpotensi menjangkiti masyarakat.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, berdasarkan hasil penelitian, bakteri Wolbachia yang ada pada nyamuk, bisa melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk Aedes Aegypti, sehingga virus dengue tidak akan menular ke dalam tubuh manusia.

Cara kerjanya, jika aedes aegypti jantan yang memiliki Wolbachia kawin dengan aedes aegypti betina maka virus dengue pada nyamuk betina akan terblok.

Sementara, jika nyamuk betina Wolbachia kawin dengan nyamuk jantan yang tidak berwolbachia, maka seluruh telurnya akan mengandung Wolbachia. Ini sangat baik karena nyamuk sudah tidak memiliki virus dengue.

“Hasil uji coba penyebaran nyamuk Wolbachia telah dilakukan di Yogyakarta. Hasilnya, mampu menekan kasus DBD hingga 77 persen. Sedangkan proporsi rawat inap di rumah sakit mampu ditekan hingga 86 persen,” jelasnya. (b/ags)

  • Bagikan