-Stunting dan Kemiskinan Ekstrem Berkurang
-Refleksi Usia 65 Tahun, Buton Terus Melangkah Maju
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Kabupaten Buton baru saja menggenapi usianya ke-65 tahun. Sedangkan Pasarwajo, sudah 21 tahun resmi sebagai ibu kotanya. Momentum itu, diperingati dengan sukacita, dalam balutan upacara yang khidmat di alun-alun Takawa, Pasarwajo, Kamis (4/7/2024).
Penjabat (Pj) Bupati Buton, La Haruna mengaku bangga, bisa mendapat kesempatan istimewa, memimpin Buton hingga terpilihnya bupati definitif nanti. Ia menegaskan, akan mengemban amanah itu dengan penuh rasa tanggang jawab. Target dan capaian pemerintah Kabupaten Buton akan dipertahankan dan ditingkatkan.
"Alhamdulilah, Buton sudah masuk usia ke-65 tahun dan ke-21 tahun bagi ibu kota Pasarwajo. Suatu kesyukuran dan kebanggan bagi saya pribadi dan juga sebagai perintah daerah. Ini menjadi momentum refleksi dan renungan, sejauh mana sudah berkarya dan berkontribusi untuk kemajuan daerah," kata La Haruna.
Dalam aspek kinerja pemerintahan, Pemkab Buton menjadi salah satu daerah terbaik, yang sukses menunaikan (melaksanakan) perintah Presiden Joko Widodo. Yakni pada aspek penanganan kemiskinan ekstrem dan penurunan stunting.
La Haruna mengakui, Pemkab Buton sukses mengurus intervensi stunting dan penanganan kemiskinan ekstrem. "Saat ini, Pemkab Buton mencatatkan tren positif, dalam menangani masalah stunting dan kemiskinan ekstrem," ujarnya.
Lanjut dia, pengentasan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Buton turun signifikan. Pada tahun 2023, angka kemiskinan ekstrem pada posisi 0,85 persen dan tahun 2024 posisinya 0,35 persen.
"Capaian angka itu, menempatkan Buton sebagai kabupaten dengan progresivitas kinerja penurunan angka kemiskinan ekstrem terbaik pertama, di Sulawesi Tenggara (Sultra)," jelasnya.
Kesuksesan itu, kata La Haruna tak membuat Pemkab Buton terlena. Justru sebaliknya. Terus berbenah supaya ke depan lebih baik lagi.
"Kita akan terus berusaha maksimal, supaya angka kemiskinan ekstrem bisa direduksi. Kalau memungkinkan sampai 0 persen seperti arahan Presiden beberapa waktu lalu," harapnya.
Sementara dalam penanganan stunting, Buton juga sudah menorehkan prestasi yang cukup baik. Dalam tiga tahun terakhir, aksi intervensi stunting di Buton selalu menjadi yang terbaik di Sultra.
"Saat ini, kita berada di angka 16 persen. Sementara target nasional 14 persen. Kita terus berkolaborasi, untuk melakukan langkah-langkah konkrit, supaya angkanya bisa terus menurun," tegasnya.
Sekadar informasi, saat Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kepala Daerah dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) se-Indonesia akhir tahun lalu, di Sentul International Convention Centre (SICC), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Presiden Joko Widodo memerintahkan seluruh kepala daerah, agar menurunkan angka kemiskinan ekstrem hingga mencapai target 0 persen pada tahun 2024.
Selain itu, Presiden juga meminta kepala daerah menekan angka gagal tumbuh pada anak atau stunting di daerahnya masing-masing. Hal tersebut penting mengingat Indonesia, akan memiliki bonus demografi yang puncaknya pada tahun 2030-2035. Sehingga, pengembangan sumber daya manusia (SDM) harus terus dioptimalkan.
Buton Dijalur Tepat Wujudkan Visi Indonesia Emas
Selain fokus pada isu-isu strategis nasional, Pemkab Buton juga tak mengesampingkan optimalisasi potensi daerah. Salah satunya, mendorong hilirisasi aspal Buton menjadi penyokong utama kebutuhan aspal nasional.
Untuk itu, Pemkab sudah mengambil langkah konkrit dengan menggandeng PT. Syakara Nusantara Global (SNG). SNG didaulat sebagai konsultan investasi untuk menarik investor masuk ke Kabupaten Buton.
Upaya-upaya itulah yang menegaskan, jika Buton terus berbenah. Bergerak maju melangkah menuju Indonesia Emas, sesuai dengan tema yang diangkat dalam perayaan HUT daerah tahun ini. Tema tersebut, mempertegas sekaligus memperteguh kembali dukungan pemerintah daerah terhadap Visi Pemerintah Pada 2045. Sekaligus menyongsong 100 tahun kemerdekaan Indonesia.
“Ini merupakan momentum bersejarah. Karena Indonesia akan mendapatkan bonus demografi, dimana jumlah penduduk Indonesia 70%-nya adalah usia produktif yaitu usia 15 hingga usia 64 tahun," ucapnya.
Kondisi ini, lanjut dia, hanya terjadi satu kali dalam peradaban sebuah negara. Ini akan menjadi peluang bagi negara, untuk mencapai titik balik kemajuan menjadi kekuatan besar, jika generasi usia produktif ini dipersiapkan dan dikelola dengan baik.
Pj Bupati Buton berharap, dengan bonus demografi, Kabupaten Buton tidak hanya unggul dari segi kuantitas, namun juga kualitasnya. Baik secara fisik, skill, karakter, disiplin, hingga penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Dalam mewujudkan tujuan mulia ini, sinergi dan kolaborasi, merupakan kunci utama dari tercapainya keberhasilan yang kita cita-citakan bersama," imbuhnya. (b/lyn)