PENULIS: Drs.Nasri Bohari M.Pd (Ketua DPW Hidayatullah Sulsel – Pembina Hidayatullah Kendari)
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID-Usai sudah pelaksanaan ibadah haji dan ibadah Kurban. Dalam ibadah itu, terdapat hikmah tentang kesuksesan pendidikan anak dari keluarga Nabi lbrahim As.
Dalam keshalehan Ismal, terdapat sosok hajar. Kisah keteladanan Hajar dalam Al-quran tak sebanyak Nabi brahim. Namun sosok Sarah-lah mengiringi kesuksesan Ibrahim mendidik anaknya
Bagai panggung pertunjukan, kehidupan keluarga Nabi ibrahim diwarnai oleh drama penomental. Drama tentang kesuksesan Ibtahim sebagai pemeran utama serta peran pembantu Siti Hajar.
Perannya sebagai isteri dan juga sebagai ibu, dilakoni Hajar dengan sangat baik dan sempurna, menghasilkan pragmen nyata kehidupan keluarga yang luar biasa penomenalnya.
Betapa tidak, saat ditinggal hanya berdua di tanah tandus tak berpenghuni, dia korbangkan ego keibuan dan kewanitaannya sebagai isteri. Sehingga yang tumbuh hanya jiwa ketaatan, tunduk patuh pada perintah Allah. Menghasilkan husnudzdzan, kepasraan dan keyakinan akan kepastian datangnya pertolongan Allah
Kualitas keimanan dan kecerdasannya Hajar mengaktualisasikan imannya dalam bingkai peran sebagai isteri dan ibu itulah mampu menbentuk dia menjadi teladan pendidik terbaik bagi anaknya. Pada akhirnya menghasilkan sosok anak sholeh, yakni Ismail As.
Kesuksesan lakon Hajar dalam episode teladan pendidikan keluarga, tak bisa dipungkiri karena peran penting dan bimbingan Ibrahim, Dan juga oleh faktor kecerdasan Ibrahim dalam memilih Hajar sebagai pendampingnya, istri yang baik dan tepat, dan juga ibu terbaik bagi anaknya.
Walau nampaknya kisah kesejarahan keteladan keluarga tersebut, nama Hajar tak sepopuler dan sebanyak nama Ibrahim disebutkan dalam al-Quran. Namum peran sebagai ibu dan isteri yang dilakoni Hajar, adalah sosok terpenting dalam kesuksesan pendidikan keluarganya, melahirkan sosok Ismail teladan anak uang shaleh.
Keterpilihan Hajar sejak awal mulai membangun rumah tangga perlu jadi pelajaran bagi umat berikutnya. Bahwa untuk membangun rumah tangga yang diberkahi oleh Allah sehingga terakhir generasi rabbani harus starting poin yang baik dan tepat, yakni memilih isteri yang baik dan tepat pula.
Wahai saudaraku yang ingin nikah, pandai-pandailah memilih calon isteri, sepandai Ibrahim memiliki Hajar, agar kelak terlahir anak shaleh dan cerdas. (*)