KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Pemprov Sultra) berhasil menurunkan angka inflasi pada bulan Juni 2024. Selain itu, langkah strategis yang diambil pemerintah, juga berhasil mengurangi angka kemiskinan di Bumi Anoa. Informasi itu terlihat, dalam laporan terbaru yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Sultra pada 1 Juli 2024.
Dari data BPS Sultra, angka inflasi pada Juni 2024, tercatat mengalami penurunan signifikan dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan ini menjadi kabar baik bagi masyarakat. Sebab, mengindikasikan stabilitas harga kebutuhan pokok dan peningkatan daya beli masyarakat.
Selain itu, angka inflasi Sultra year on year (y on y) berada pada angka 2.35% (sebelumnya 2.57%) atau dibawah angka inflasi nasional yakni sebesar 2.51%. Jika?? diurutkan?? dari?? tingkat?? inflasi?? terendah,?? angka ini menempatkan Provinsi Sultra pada peringkat ke-16 dari 38 Provinsi di seluruh Indonesia.
Penjabat (Pj) Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto menyambut positif capaian tersebut. Menurutnya, data komoditas penyumbang inflasi y on y di Sultra yakni beras sebesar 0.59%, sigaret kretek mesin sebesar 0.48%, dan emas perhiasan sebesar 0.19%.
“Terdapat tiga komoditas penyumbang utama inflasi di Sultra yakni beras, sigaret kretek mesin dan emas perhiasan. Sedangkan, untuk peredam laju inflasi yakni ikan bandeng dengan andil 0.12%, angkutan udara 0.09%, dan ikan kembung sebesar 0.08%,” ungkap Andap Budhi Revianto, Senin (1/7/2024).
Lanjut dia, berdasarkan?? historis?? perkembangan?? harga?? selama?? Hari?? Raya?? Idul?? Adha?? empat tahun? terakhir ini,?? Provinsi?? Sultra mengalami?? inflasi?? (?? month?? to?? month??)?? selama?? tahun? 2021-2023.??
“Namun pada Idul Adha Juni 2024, Provinsi Sulawesi Tenggara mengalami deflasi secara bulanan sebesar 0.09%. Dengan komoditas utama penyebab inflasi yakni ikan layang sebesar 0.09%, ikan kembung sebesar 0.66%, dan cabe rawit dengan andil inflasi sebesar 0.04%,” bebernya.
Adapun komoditas sebabkan inflasi seperti ikan layang, ikan kembung, dan cabe rawit, serta terdapat 3 (tiga) komoditas penyumbang utama deflasi bulanan yakni kangkung, bayam, dan terong.
Lebih lanjut Andap menjelaskan, inflasi y on y Sultra maupun empat Kabupaten/Kota inflasi (Kabupaten Konawe, Kabupaten Kolaka, Kota Kendari, dan Kota Baubau) masih dalam rentang terkendali yakni 1.5% hingga 3.5%. “Inflasi year on year terendah tercatat di Kabupaten Konawe sebesar 1.51%. Sedangkan inflasi tertinggi tercatat di Kota Baubau sebesar 3.01%,” terangnya.
Selanjutnya, Andap mengatakan, angka kemiskinan Sultra juga mengalami penurunan menjadi 11,21 persen di bulan Maret 2024.
“Untuk angka kemiskinan, juga alami penurunan. Apabila dikomparasikan pada Maret 2023 berada pada angka 11,43 persen atau 321.530 jiwa, lalu di Maret 2024 turun 0,22 menjadi 11,21 atau 319.710 jiwa,” jelasnya.
“Dari Rilis yang dikeluarkan BPS, angka inflasi dan kemiskinan Sultra Alhamdulillah keduanya mengalami penurunan,” sambungnya.
Sekjen Kemenkumham ini juga mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Tim Pengendali Infasi Daerah Prov/Kab/Kota, Bupati dan Walikota serta seluruh stakeholder terkait atas capaian inflasi dan kemiskinan yang alami penurunan.
“Terima kasih kepada unsur pemerintah daerah, stakeholder terkait, dan masyarakat yang telah berperan aktif menjaga stabilitas harga dan pasokan sehingga angka inflasi kita turun. Serta berbagai langkah strategis untuk menurunkan angka kemiskinan,” ujarya.
“Capaian ini merupakan hasil kerja keras kita bersama guna mewujudkan Sultra yang semakin sejahtera, maju, dan modern,” imbuhnya. (b/rah)