KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf menyayangkan hilangnya 800 ribu data calon mahasiswa pendaftar Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-Kuliah) akibat server Pusat Data Nasional (PDN) diretas peretas (hacker).
“Saya sangat menyayangkan bahwa data bisa hilang dan ini tentu terkait dengan PDNyang saat ini sedang kena hack,” kata Dede dikutip dari dpr.go.id, Senin (1/7/2024).
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sebelumnya mengumumkan, 47 domain layanan atau aplikasi di bidang pendidikan dan kebudayaan terdampak gangguan Pusat Data Nasional (PDN) karena diserang ransomware.
Salah satu layanan yang terdampak adalah laman Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. Gangguan ini terjadi saat pendaftaran KIP Kuliah untuk jalur mandiri perguruan tinggi sudah dibuka sejak Jumat (7/6/2024).
Pada Minggu (30/6/2024), laman KIP- Kuliah dihttps://kip-kuliah.kemdikbud.go.id/ belum bisa diakses. Bahkan, 800 ribu data calon mahasiswa pendaftar KIP-Kuliah ikut hilang
ebelumnya, pemerintah mewacanakan ingin menjadikan Indonesia menjadi hub-regional big data di Asia dan Pasifik . Karena insiden hilangnya data negara, Politikus Partai Demokrat itu menilai Indonesia belum siap dengan big data.
“Ketika pemerintah belum siap untuk melakukan keamanan data, maka rasanya belum siap juga kita untuk melakukan Big Data,” ujar Dede.
Dede mengatakan peristiwa pembobolan data harus dijadikan pelajaran oleh pemerintah. Dia menyebut melakukan backup data dan keamanan data sangat penting menuju digitalisasi.
Tak hanya itu, Dede juga menyesalkan Kemendikbudristek yang tidak melakukan backup data. Pasalnya, data-data tersebut melibatkan data jutaan siswa Indonesia.
“Saya sangat menyesal, kenapa. Karena Kemendikbudristek tidak membuat backup data terhadap data yang begitu banyak yang melibatkan data jutaan siswa-siswa yang ada di Indonesia,” ujarnya. (Fajar)