Dorong Pertanian Organik, Gelar Sekolah Lapang

  • Bagikan
GENTA ORGANIK : Kepala Distannak Sultra La Ode Muhammad Rusdin Jaya (tiga dari kiri) tengah menyampaikan pengarahan. Pemprov Sultra mulai menerapkan teknologi pertanian melalui Sekolah Lapang Tematik Genta Organik. (IST)
GENTA ORGANIK : Kepala Distannak Sultra La Ode Muhammad Rusdin Jaya (tiga dari kiri) tengah menyampaikan pengarahan. Pemprov Sultra mulai menerapkan teknologi pertanian melalui Sekolah Lapang Tematik Genta Organik. (IST)

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Dalam rangka memperkuat hasil produksi padi di Bumi Anoa, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) mulai menerapkan teknologi pertanian. Salah satunya melalui Sekolah Lapang Tematik Gerakan Pertanian Pro Organik (Genta Organik). Areal penanaman di kelurahan Ngkari-Ngkari Kecamatan Bungi Kota Baubau.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Sultra La Ode Muhammad Rusdin Jaya mengatakan kegiatan ini dilaksanakan untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia dan menjaga kelestarian lingkungan serta keberlanjutan sumber daya alam. Yang pada akhirnya, mendukung terwujudnya swasembada pangan di Sultra.

"Ini sejalan dengan upaya pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia demi menjaga kelestarian lingkungan dan keberlanjutan sumber daya alam. Dengan demikian, diharapkan dapat mendukung terwujudnya kedaulatan pangan nasional," kata Rusdin kepada Kendari Pos, Jumat (28/6).

Sekolah lapang tematik Genta Organik sambungnya, diikuti 40 petani, 10 orang Kelompok Jabatan Fungsional (KJF) dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Selain itu, sejumlah perwakilan masyarakat dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Baubau turut berpartisipasi.

Ia mengapresiasi kepada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Baubau serta Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Bungi yang telah melakukan berbagai persiapan untuk menyukseskan kegiatan ini. Genta Organik memerlukan pemahaman yang mendalam agar petani mampu memproduksi pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenahan tanah secara mandiri, masif dan berkelanjutan.

"Meski demikian, gerakan ini tidak berarti petani tidak boleh menggunakan pupuk kimia, namun dalam pengelolaan usaha taninya, petani masih bisa menggunakan pupuk kimia sesuai ketentuan dengan menerapkan konsep pemupukan berimbang," ujarnya.

Berbagai persoalan yang dihadapi dalam upaya peningkatan produksi dan produktivitas pertanian di Sultra seperti fenomena iklim yang tidak menentu, keterbatasan benih bermutu bersertifikat, ketersediaan dan harga pupuk anorganik yang semakin mahal, serta masalah organisme pengganggu tanaman, menjadikan kegiatan Sekolah Lapang Genta Organik menjadi sangat penting untuk dilaksanakan.

"Kita berharap, Genta Organik dapat menjadi suatu gerakan penggunaan bahan-bahan organik dalam bertani yang dilakukan secara bersama-sama guna meningkatkan produksi dan kesejahteraan masyarakat/ petani,"harapnya.

Sekolah Lapang merupakan bentuk sekolah yang seluruh proses belajar-mengajarnya dilakukan di lapangan, yakni dilaksanakan di lahan petani peserta. Sekolah Lapang dalam upaya peningkatan produksi padi. Proses pembelajaran di Sekolah Lapang didasarkan pada pendidikan orang dewasa yang dikemas dalam metode pembelajaran yang praktis, sistematis, Dorong Pertanian Organik, Gelar Sekolah Lapang dan menarik.

"Pengetahuan dan keterampilan ini sangat penting untuk menghadapi berbagai tantangan dalam sektor pertanian dan untuk memastikan keberlanjutan pertanian yang lebih baik di masa depan,"jelasnya.

Ke depannya, diharapkan bahwa dengan adanya kegiatan seperti Sekolah Lapang Genta Organik, peran BPP dalam memberi pendampingan kepada kelompok tani dapat lebih dioptimalkan lagi. Demikian juga, kelompok tani dapat menerapkan teknologi Genta Organik di lahan usaha taninya serta menyebarkan pengetahuan ini kepada anggota kelompok tani lainnya. (c/rah)

  • Bagikan