KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra) memiliki kepedulian yang sangat besar terhadap pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek). Kepedulian tersebut salah satunya dibuktikan dengan menyelenggarakan diskusi kolaborasi pemanfaatan Riset dan Inovasi (Rinov). Diskusi ini diselenggarakan secara virtual bekerjasama dengan Perhimpunan Periset Indonesia (PPI) Wilayah Sulawesi Tenggara.
Diskusi dibuka oleh Rektor Universitas Sulawesi Prof. Dr. Andi Bahrun, M.Sc.Agric. Dalam sambutannya, dia sangat menyambut baik diskusi pemanfaatan Rinov karena ikut dihadiri oleh para pejabat struktural dan fungsional baik Universitas Sulawesi Tenggara, Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara dan kabupaten/ kota se – Sulawesi Tenggara.
Prof Andi Bahrun menyatakan bahwa riset-riset telah banyak dilakukan baik oleh perguruan tinggi, yakni dosen dan mahasiswa, lembaga riset pemerintah maupun swasta. Namun sebagian besar riset-riset tersebut belum berakhir pada pemanfaatan. Universitas Sulawesi Tenggara sebagai sebuah lembaga pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat juga menyadari bahwa pihaknya telah banyak melakukan riset, tetapi belum banyak dimanfaatkan.
Ia pun memberi solusi baru, yaitu komersialisasi hasil-hasil riset agar bisa memenuhi makna inovasi, karena menurutnya tidak ada inovasi dari hasil riset jika tidak ada manfaatnya atau tidak komersialisasi. “Meningkatkan pemanfaatan hasil riset perlu didorong kolaborasi penelitian oleh Perguruan Tinggi dengan para pihak. Kolaborasi riset yang berkualitas akan memberikan nilai manfaat seperti meningkatkan reputasi akademik institusi dan insan peneliti, memperluas wawasan dan memperkaya sumber daya penelitian, memberikan solusi permasalahan lokal, nasional dan bahkan global, memperluas jejaring penelitian, meningkatkan nilai tambah sumber daya alam khususnya produk unggulan daerah serta nasional,” beber Mantan Ketua Universitas Terbuka Kendari ini.
Sementara itu, Dr. La Fariki selaku Ketua Perhimpunan Periset Indonesia dalam sambutannya mensosialisasikan organisasi yang dipimpinya, bahwa Perhimpunan Periset Indonesia adalah organisasi profesi periset yang anggotanya bisa berasal dari 11 jabatan fungsional binaan Badan Riset Inovasi Nasional (Brin), dosen dan peneliti swasta. Aparatur Sipil Negara (ASN) yang menjabat fungsional binaan Brin secara otomatis menjadi anggota. “Anggota PPI yang berada di Sulawesi Tenggara hingga saat ini berjumlah 43 orang baik ASN Brin maupun ASN pemerintah daerah, sedang dari dosen dan peneliti swasta belum ada yang menjadi anggota,” ungkapnya.
La Fariki menjelaskan latar belakang dan tujuan kegiatan, yaitu kolaborasi dalam kegiatan penelitian telah banyak dilakukan antara perguruan tinggi dengan pemerintah daerah, namun masih terbatas pada pengumpulan data dan laporan penelitian yang hasilnya hanya disimpan di perpustakaan dan belum banyak yang dimanfaatkan.
“Kegiatan ini mencoba paradigma baru, yaitu bagaimana riset yang dilakukan tidak hanya disimpan di perpustakaan, tetapi bisa dimanfaatkan. Untuk itu diperlukan metode pemanfaatan sebagian metode tersebut adalah Kolaborasi. Berdasarkan latar belakang tersebut maka tujuan dari kegiatan ini adalah mencari model kolaborasi pemanfaatan riset,” jelasnya.
Ia juga menerangkan, bahwa sebagai langkah baru pemanfaatan iptek maka kegiatan ini baru awal yang akan kita tindak lanjuti dengan langkah-langkah yang bersifat operasional, yaitu kerjasama atau kolaborasi pemanfaatan hasil-hasil riset dan inovasi antara Universitas Sulawesi Tenggara dengan Perhimpunan Periset Indonesia dan Brin.
“Diskusi menghadirkan empat narasumber, terdiri dari dua narasumber dari Universitas Sulawesi Tenggara dan dua dari PPI Sulawesi Tenggara. Acara diskusi dipandu oleh Moderator La Oge, SP, MP dari Universitas Sulawesi Tenggara. Dr. La Panga memaparkan technopark sebagai metode kolaborasi pemanfaatan riset dan inovasi, Dr. Joko Tri Brata juga dari Universitas Sulawesi Tenggara selaku ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat memaparkan pengalaman Kolaborasi atau kerjasama yang dilaksanakan oleh Universitas Sulawesi Tenggara bersama mitra-mitranya,” katanya.
Selanjutnya, Dr. La Sinaini dari PPI Sulawesi Tenggara memaparkan tema-tema kolaborasi riset dan inovasi dan Julian Wijtaksono juga dari PPI memaparkan skema-skema pembiayaan riset yang disediakan oleh Brin. “Kegiatan diikuti oleh sekitar 40 orang peserta dari para dosen Universitas Sulawesi Tenggara, anggota PPI se – Sulawesi Tenggara dan pejabat lingkup Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara serta pejabat dari Badan Riset dan Inovasi Daerah atau Badan Litbang Kabupaten/ Kota se – Sulawesi Tenggara. Para peserta dalam session diskusi menyoroti sumberdaya Iptek di daerah yang masih sangat terbatas baik kualitas maupun kapasitas. Mereka berharap ada pembelajaran dari kolaborasi riset yang telah dibangun oleh perguruan tinggi maupun dari Brin,” ungkapnya.
Acara diskusi ditutup oleh Dr. La Fariki selaku Ketua PPI Wilayah Sulawesi Tenggara. Beliau mengapresiasi kegiatan yang berjalan lancar, tertib, produktif dan tepat waktu. Hal-hal yang menjadi sorotan selama diskusi akan menjadi masukan bagi kegiatan-kegiatan berikutnya. Iamenyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi mensukseskan acara, terutama Universitas Sulawesi Tenggara yang menyambut baik. Beliau tidak menyangka bahwa Universitas Sulawesi Tenggara melalui Rektor merespon baik ide awal diskusi hingga bisa terwujud. “Sebagai penutup saya permohonan maaf bila kegiatan diskusi terdapat kekurangan dan berharap kegiatan ini akan berlanjut lagi pada masa-masa yang akan datang,” pungkasnya. (win/b)