KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Prevalensi stunting masih menjadi persoalan di Kabupaten Kolaka. Angkanya mencapai 23,8%. Meski masih jauh dari target nasional yaitu 14%, namun Kabupaten Kolaka adalah daerah yang angka prevalensi stuntingnya terendah dibanding kabupaten/ kota lainnya yang ada di Sultra. Hal itu berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2023.
Untuk menekan stunting di otoritanya, Penjabat (Pj) Bupati Kolaka Andi Makkawaru terus menekankan jajarannya dan seluruh pihak terkait untuk aktif menurunkan angka stunting. Ia mengingatkan, stunting merupakan persoalan serius yang harus segera diatasi.
“Stunting tidak hanya mengakibatkan pertumbuhan anak terhambat, tetapi juga berkaitan erat dengan perkembangan otak yang kurang maksimal,” ujar Pj Bupati Andi Makkawaru saat membuka acara Rembuk Stunting tahun 2024 di Hotel Sutan Raja Kolaka, Rabu (19/6/2024).
Menurutnya, persoalan stunting dapat menjadi masalah besar ke depan jika belum dituntaskan. “Karena kita berharap generasi masa depan kita menjadi generasi yang unggul berdaya saing dan berkualitas,” tutur Pj Bupati Andi Makkawaru.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sultra itu mengajak semua pihak terkait untuk lebih berkomitmen dalam percepatan penurunan stunting melalui kerja nyata, kerja cerdas, kerja tuntas dengan membangun sinergisitas, kolaborasi dan akselerasi bersama masyarakat, swasta, organisasi non pemerintah, dunia usaha, perguruan tinggi serta lembaga donor.
“Saya imbau para camat agar memfasilitasi dan mengkoordinir desa dan kelurahan serta memastikan kegiatan intervensi serentak pencegahan stunting terlaksananya dengan maksimal. Para kepala desa dan lurah, petugas kesehatan, kader stunting untuk menelusuri dan mencari bayi dan balita yang berpotensi stunting untuk ditangani bersama,” pesan Pj Bupati Andi Makkawaru.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kolaka, Hj.Andi Wahidah menambahkan, angka prevalensi stunting di Kolaka masih di atas angka 20 persen. Sementara target nasional di tahun 2024 yaitu 14 persen. Olehnya itu, pihaknya terus berusaha dan berupaya agar target nasional tersebut dapat tercapai.
“Usaha dan upaya sudah dilaksanakan. Intervensi instansi baik Pemkab Kolaka maupun instansi vertikal, dunia usaha dan organisasi sudah sangat besar dan luas penjangkauanya. Kasus stunting di daerah ini memang masih cukup tinggi, tetapi jika dibandingkan kabupaten dan kota lain di Sultra, Kabupaten Kolaka adalah yang paling rendah,” tutur Andi Wahidah. (fad/b)