KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Korps Asisten Teknologi Kebumian Program Studi Teknik Pertambangan (PSTP) Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra) berhasil lolos Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) 2024 dan mendapat pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Rektor Unsultra Prof. Dr. Andi Bahrun M.Sc.Agric., mengucapkan selamat kepada Tim PPK Ormawa Unsultra atas kesuksesan yang diraih.
“Saya berharap dengan prestasi gemilang ini dapat menjadi pemacu semangat bagi mahasiswa Unsultra untuk selalu mendedikasikan ilmu pengetahuan demi untuk mengambil bagian penyelesaian berbagai permasalah daerah dan bangsa demi kesejahteraan masyarakat dan untuk Indonesia Maju,” ungkapnya.
Korps Asisten Teknologi Kebumian PSTP Unsultra adalah salah satu tim yang mengikuti seleksi kegiatan PPK Ormawa sebagai bentuk kesadaran dan tanggung jawab dalam mencerdaskan kehidupan bangsa berupa bimbingan teknis masyarakat setempat yang dianggap perlu mendapatkan bentuk dukungan peningkatan pengetahuan dan skill dalam menjamin kesejahteraan bersama.
“Setelah melewati berbagai tahapan seleksi, Korps Asisten Teknologi Kebumian PSTP Unsultra berhasil lolos dalam pendanaan Kemendikbudristek PPK Ormawa dengan program yang dicanangkan adalah Hilirisasi Produk Udang Lomo Melalui Program Pemberdayaan Desa Maritim Pada Industri Pengolahan Hasil Laut di Desa Kawite – Wite Sulawesi Tenggara,” terangnya.
Sementara itu, Dosen pendamping Tim PPK Ormawa Korps Asisten Teknologi Kebumian PSTP Unsultra, Muh. Karnoha Amir, S.T M.T., berharap dengan lolosnya Korps Asisten Teknologi Kebumian PSTPUnsultra, akan menjadi batu loncatan bagi mahasiswa/mahasiswi PSTP-Unsultra untuk selalu mengembangkan ilmu pengetahuan, mengasah skill dan kompetensi serta berkarya dan mengimplementasikan ilmunya untuk selalu sadar akan kepedulian terhadap masyarakat umum.
Disisi lain, Ketua Tim Korps Asisten Teknologi Kebumian PSTP Unsultra, Ibnu Syahrul menyatakan, program tersebut dilakukan karena berdasarkan keterangan kelompok petambak udang, walaupun terjadi peningkatan kebutuhan akan udang namun tingkat produksi udang masih tergolong sangat kecil. “Selain produksi yang sangat kecil, hasil produksi udang yang tidak lolos spesifikasi udang lomo (istilah warga setempat) umumnya memiliki ukuran tubuh kecil dan terdapat cacat pada tubuh udang dianggap tidak memiliki harga oleh warga sekitar,” ucapnya.
Ia menambahkan, jika diperhatikan lebih detail, untuk rasa dan aroma tidak memiliki perbedaan antara udang yang tidak lolos sortir dan udang yang lolos sortir. Sehingga jika lebih dikembangkan lagi, udang lomo dapat diolah menjadi bahan makanan yang bernilai ekonomis dan dinilai mampu meningkatkan kreativitas bagi warga desa setempat dan meningkatkan kesejahteraan. “Peran dari Tim PPK Ormawa Korps Asisten Teknologi Kebumian PSTP-Unsultra secara umum, berharap dapat berkontribusi dalam masyarakat desa Kawite – Wite dalam meningkatkan kesejahteraan baik secara ekonomi, sosial maupun lingkungan dengan memanfaatkan udang lomo tersebut,” tambahnya. (win/b)