--Menuju Mina, Mulai Bersiap Melontar Jumrah
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Jemaah haji asal Sulawesi Tenggara (Sultra) dalam kondisi baik dan sehat di Tanah Suci, Makkah, Selasa (18/6/2024). Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag Sultra, Muhammad Saleh mengaku sangat bersyukur, kondisi jemaah haji Sultra di Tanah Suci dalam keadaan sehat walafiat. Hingga saat ini, para jemaah masih semangat melaksanakan seluruh rangkaian ibadah haji.
“Berdasarkan laporan petugas haji, semua jemaah dalam keadaan sehat walafiat. Mari kita doakan seluruh jemaah haji, supaya bisa melaksanakan seluruh rangkaian ibadah haji dengan baik,” ungkap Muhammad Saleh kepada Kendari Pos, Selasa (18/6/2024).
Kendati kondisi baik-baik saja, Muh Saleh tetap menitip pesan agar jemaah haji senantiasa menjaga kesehatan dan istirahat yang cukup. Sebab, ibadah haji identik dengan ibadah fisik.
“Menjaga kesehatan sangat penting, supaya bisa melakukan rangkaian ibadah haji secara paripurna, selama berada di Kota Mekkah pada saat puncak haji,” pesan Muh Saleh.
Saat ini, jemaah haji mulai diberangkatkan menuju Mina pasca mabit di Muzdalifah. Setibanya di Mina, jemaah haji dijadwalkan melontar jumrah, sebagai salah satu rukun wajib haji.
Muhammad Saleh menjelaskan, melontar jumrah merupakan, kegiatan jemaah haji melemparkan batu kecil pada 3 tiang jamarah yang berada dalam 1 tempat bernama kompleks Jembatan Jumrah, di Mina yang terletak sebelah timur Makkah.
“Jemaah haji mengumpulkan batu-batu tersebut dari tanah di hamparan Muzdalifah. Ini adalah kegiatan ke-9 dalam rangkaian aktivitas ritual yang harus dilakukan saat melaksanakan ibadah haji,” ungkap Muh Saleh.
Muh Saleh menjelaskan, melontar jumrah adalah pemeragaan simbolis haji Nabi Ibrahim, melemparkan batu pada tiga tiang yang merepresentasikan godaan setan karena tidak mematuhi Allah SWT. “Jemaah haji wajib melontar jumrah,” ujarnya.
Mantan Kepala Kantor Kemenag Kota Kendari ini meminta, jemaah haji Sultra mematuhi ketentuan waktu melontar jumrah. Itu penting demi keamanan, keselamatan, kenyamanan, dan ketertiban dalam melontar jumrah.
“Pemerintah Arab Saudi, telah mengatur waktu melontar bagi jemaah haji setiap negara. Penentuan waktu lontar jumrah ini, merupakan ikhtiar untuk melindungi jemaah agar dapat menjalankan prosesi ini dengan lancar dan aman,” jelasnya.
Untuk jemaah haji Sultra, kata Muh Saleh, melontar jumrah sudah dijadwalkan mulai 11 Dzulhijjah 1445 Hijriah (18 Juni 2024) pukul 05.00–11.00 Waktu Arab Saudi (WAS), 11.00 – 17.00 WAS, dan pukul 17.00 – 00.00 WAS. Selanjutnya, jemaah haji Sultra bisa melontar jumrah pada 12 Dzulhijjah (19 Juni 2024) pukul 00.00 – 05.00 WAS, 05.00 – 10.30 WAS, 14.00 – 18.00 WAS, dan pukul 18.00 – 00.00 WAS.
Terakhir, jemaah haji Sultra dijadwalkan melontar jumrah pada tanggal 13 Dzulhijjah (20 Juni 2024) pukul 00.00 – 05.00 WAS, dan pukul 05.00 – 17.00 WAS.
Ia mengatakan, setelah beristirahat cukup di tenda Mina, jemaah melontar jumrah Aqabah dengan 7 kerikil. Lalu dilanjutkan dengan bercukur atau Tahallul Awal.
“Bagi laki-laki, diutamakan mencukur gundul. Sedangkan perempuan, cukup memotong rambutnya sepanjang ruas jari. Setelah tahap ini, jemaah dapat lepas ihram dan diperbolehkan memakai pakaian biasa,” terangnya.
Muh Saleh menambahkan, bagi jemaah haji yang berhalangan, melontar jumrah dapat dibadalkan oleh orang lain. Caranya yaitu, pertama orang yang mewakilkan orang lain melontar jumrah, agar terlebih dulu melontar untuk dirinya sendiri sampai sempurna masing-masing 7 kali lontaran: mulai dari jumrah Ula, Wustha dan Aqabah.
“Kemudian, orang tersebut kembali melontar untuk yang diwakilinya mulai dari jumrah Ula, Wustha, dan Aqobah, dan jumrah Aqabah,” jelasnya lagi.
Cara kedua, kata Muh Saleh, orang yang mewakilkan orang lain melontar jumrah Ula, terlebih dulu untuk dirinya sendiri sampai sempurna masing-masing 7 kali lontaran.
Kemudian melontar lagi 7 kali lontaran, untuk yang diwakili tanpa harus terlebih dulu menyelesaikan jumrah Wustha dan jumrah Aqabah. “Demikian seterusnya untuk tindakan yang sama di jumrah Wustha dan jumrah Aqabah,” bebernya.
Selama di Mina, Saleh berpesan kepada jemaah untuk fokus melakukan aktivitas ibadah dengan cara memperbanyak zikir, mengingat dan mendekat kepada Allah SWT, mengagungkan asma Allah, baik dengan bertakbir, membaca Al-Qur’an, membaca kalimat tauhid, dan wirid-wirid lainnya.
“Selingi zikir dengan berdoa kepada Allah SWT. Sebab, Mina termasuk tempat mustajab. Langitkan doa-doa dan harapan terbaik bagi pribadi, keluarga, untuk Sultra dan bangsa kita tercinta,” harapnya.
Selama di Mina, lanjut dia, jemaah diimbau untuk menghindari aktivitas yang bisa menyebabkan kelelahan, makan tepat waktu, minum obat dan suplemen yang dibutuhkan. “Minum air putih untuk menjaga kebugaran dan hidrasi tubuh serta istirahat yang cukup. Segera hubungi dokter jika merasa ada keluhan kesehatan,” jelasnya.
Bila tidak ada keperluan mendesak, Saleh mengimbau jemaah, sebaiknya tetap berada di tenda dan upayakan memakai masker selama di luar tenda, mengingat kawasan Mina yang padat dan berdebu.
“Kenali dengan baik identitas dan jalur menuju tenda masing-masing, agar tidak tersesat. Jangan segan dan sungkan untuk meminta bantuan petugas bila menemukan kesulitan,” katanya.
“Selalu berada dalam rombongan regu maupun kloternya, saat dalam perjalanan menuju jamarat, jangan memisahkan diri. Jangan tergesa-gesa berjalan menuju jamarat dan saat kembali ke tenda. Selain untuk menghemat tenaga, juga mempertimbangkan jemaah lain dalam rombongannya. Khususnya jemaah wanita, disabilitas dan lansia,” pungkas Saleh. (ags/b)