KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Sebagai putra asli daerah Kolaka Timur (Koltim), H. Arwin Labatamba ingin kembali ke kampung halaman untuk mengabdikan dirinya. Atas dasar itu H. Arwin siap maju berkompetisi dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024 di Koltim. Hal itu diungkapkannya saat Podcast Kendari Pos Channel yang dipandu langsung Wakil Direktur (Wadir) Kendari Pos, Awal Nurjadin, beberapa waktu lalu.
H. Arwin mengatakan sebagai putra Wonua Sorume, maka wajar jika ia mengambil posisi sebagai calon bupati. Agar ketika balik ke daerah kelahirannya, Ia bisa lebih berguna khususnya bagi masyarakat Kolaka Timur (Koltim). “Jadi bupati atau tidak, saya akan tetap pulang kampung,” ujarnya.
H. Arwin memang lahir di Rate-rate, kemudian bersekolah di SD 1 dan SMP 2 Rate-rate. Pada tahun 1981 lanjut ke SMA 2 Watampone Kabupaten Bone. Setelah itu merantau ke Tanah Papua, hingga saat ini. Di Papua kurang lebih hampir 40 tahun dan masuk ke dunia politik dimulai sejak 2007 di Partai Peduli Rakyat Nasional PPRN). Kemudian terpilih menjadi anggota DPRD namun anggota biasa, karena ia kalah suara dengan kader PDIP pada saat itu. Sehingga dirinya tidak menduduki unsur pimpinan.
“Tahun 2014 partai ini (PPRN) tidak lolos parlementary threshold, lalu saya pindah ke PDIP dan terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten Teluk Wondama Provinsi Papua Barat sebagai wakil ketua II. Selanjutnya pada tahun 2019 hingga 2024 saya kembali terpilih dengan posisi wakil ketua I dan akan berakhir pada 31 Agustus 2024,” kata Arwin. Ia mengisahkan, hadir di Kolaka Timur sebagai calon bupati dan jika diberi kepercayaan oleh masyarakat, dirinya tidak mau jika ada istilah menyalahkan pemimpin sebelumnya. Tetapi ia akan menata Kolaka Timur sesuai dengan pengalaman di perantauan yang akan dipadukan dengan regulasi berlaku.
“Saya hadir untuk menjadi calon bupati dan Insyaallah jika diberikan kepercayaan serta amanat oleh masyarakat Kolaka Timur,” sambung Arwin. Pembangunan ini harus betulbetul sesuai dengan semangat otonomi daerah. “Otonomi daerah yang dimaksud bahwa hai para bupati, ini uangmu dan silahkan kamu atur daerah sesuai dengan potensi dan situasi. Tetapi dengan catatan kalau bisa yang mengelola sumber daya manusianya itu yang berasal dari Kolaka Timur. Nah ini yang saya tidak lihat secara utuh. Tetapi kita juga tidak menutup orang yang mau masuk, namun ada syarat yang harus ia lakoni. Artinya, jika kamu datang mencari uang dan jabatan di Kolaka Timur itu harus membantu membangun daerah tersebut. Supaya ekspektasi yang hari ini konon ceritanya sudah mekar, tapi tidak dirasakan oleh masyarakat. Itu karena pelaku birokrasi maupun tokoh agama, masyarakat, pemuda dan lainnya.
“Dari sekian titik yang saya datangi ini salah satu pertanyaan yang selalu mereka sampaikan, siapa calon wakilnya dan saya tidak pernah menjawab. Tetapi saya kembali bertanya kira-kira yang mereka inginkan siapa, dan kurang lebih 90 persen jawaban mereka itu H. Ismail. Setelah itu saya mulai identifikasi siapa beliau. Ternyata sesuai dengan komitmen saya untuk kembali ke Kolaka Timur, karena H. Ismail juga lahir di Kolaka Timur, besar, punya rumah dan usaha di daerah ini,” kisahnya.
Arwin juga menyebut, dirinya fokus terhadap semua partai yang mempunyai kursi di parlemen. Semua partai akan digodok, apalagi Ismail adalah kader tulen dari Partai Golkar dan ia pun merupakan politikus PDIP. “Insyaallah kalau sesuai semangat dengan anggaran dasar dan rumah dunia usaha lebih banyak orang dari luar,” sorot Arwin.
Sebagai putra daerah dirinya mempunyai niat dan mendeklarasikan diri maju sebagai calon bupati Kolaka Timur. Ia sudah turun ke ratusan titik untuk menyapa masyarakat. Dari 117 desa, 16 kelurahan dan 12 kecamatan secara fisik ia sudah datangi. Arwin berinteraksi dengan baik bersama tangga partai tempat kami bernaung, itu mengutamakan kader. Tetapi dengan partai lain pun kami juga mengadakan komunikasi,” katanya.
Ia menerangkan, permasalahan paling mendasar di Kolaka Timur adalah masih minimnya sarana prasarana infrastruktur dasar seperti jalan. “Dari data yang saya dapat hingga 2023, Kolaka Timur itu sudah membangun kurang lebih 1.049 kilometer jalan. Tetapi hanya 90 kilometer yang baru dinyatakan bagus, untuk selebihnya masih kategori rusak ringan, berat dan sedang. Ini permasalahan yang paling mendasar,” terangnya.
Jika terpilih sebagai bupati nantinya, dirinya akan melakukan penataan struktur birokrasi dan penataan aset. Paling utama ia harus konsolidasi dan evaluasi sejak daerah itu mekar hingga sampai saat ini. “Setelah itu tahun berikutnya, walaupun nanti 2025 sebenarnya tinggal melanjutkan. Karena APBD 2025 itu sudah ditetapkan di tahun 2024 sebelum pemilihan,” imbuhnya.
Ia juga menambahkan, harapan masyarakat hingga saat ini adalah peningkatan jalan. Selama tiga tahun ini ia melakukan sosialisasi, di Kecamatan Ueesi itu susah untuk ditempuh. Untuk itu sesama anak asli Kolaka Timur ia mengajak memikirkan daerah ini, jangan dijadikan sebagai tempat belajar menjadi bupati. Karena daerah tersebut tidak akan maju dan akan selalu tertinggal.
“Sesuai pemahaman saya, orang yang mau jadi bupati itu adalah matang dengan pemahaman, politik, birokrasi, pemerintah termasuk bagaimana pengelolaan anggaran. Kami hari ini, belum menikmati APBD. Tetapi kami sudah berbuat untuk Kolaka Timur. Sejak 2013 saya sudah membangun lembaga yang bergerak di bidang pendidikan yakni Yayasan Arwin Husadalabatamba. Kemudian membantu membangun jalan tani dan lain sebagainya," tutupnya. (b/ali)