KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Sepekan menduduki kursi Penjabat (Pj) Bupati Buton La Haruna, mulai memetakan potensi dan masalah yang ada di otoritanya. Informasi terkait kondisi daerahnya tidak hanya didengar dari forum dan meja rapat. Kepala Dinas Perkebunan dan Hortikultura Provinsi Sultra itu juga sudah melawat ke sejumlah kecamatan untuk meninjau sumber daya alam sekaligus menelisik masalah-masalah yang dihadapi masyarakat di Tanah Wolio itu.
Pj Bupati Buton La Haruna mendapat keluhan dari warganya melalui OPD terkait mengenai ancaman abrasi di Dusun Wabou, Desa Lawele, Kecamatan Lasalimu. Di sana ada Daerah Aliran Sungai (DAS). Di sisi DAS itu, berdiri SMP Swasta Kalende. Tanpa menunggu lama, Pj Bupati La Haruna membawa jajarannya dan meninjau lokasi itu, baru-baru ini.
"Saya sudah instruksikan ke Kepala Dinas PUPR untuk menormalisasi DAS tersebut. Sehingga kawasan sekolah yang terletak di aliran Sungai Wabou tidak terjadi abrasi yang dapat menggerus bangunan sekolah," ujar Pj Bupati La Haruna, kemarin.
Selain itu, Pj Bupati La Haruna juga sudah mengatensi kebutuhan pupuk dan benih komoditas hortikultura bagi para petani. Ia sudah menyerahkan bantuan itu kepada warga melalui Dinas Pertanian Buton. Pj Bupati La Haruna menyampaikan pemberian bibit hortikultura dan pupuk merupakan bentuk kepedulian pemerintah terhadap petani. Sehingga petani bisa merawat tanaman dengan baik dan menghasilkan panen sesuai harapan.
“Ini juga merupakan salah satu langkah konkret yang dilakukan pemerintah dalam mengendalikan infkasi di Kabupaten Buton. Saya berharap para petani untuk memanfaatkan bantuan sebaik-baiknya. Semoga bantuan bibit dan pupuk ini dapat meningkatkan hasil tanaman mereka,” kata Pj Bupati La Haruna.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buton, Ma’mul Djamal, S.P., M.Si menjelaskan penyerahan bantuan secara simbolik tersebut berupa penyerahan benih holtikultura dan pupuk yang diperuntukkan untuk penanggulangan inflasi daerah.
"Jadi bantuan yang diserahkan disebarkan di 7 kecamatan yang ada di Kabupaten Buton terurai dengan komoditas berupa aneka cabai, jagung manis, tomat, bawang merah, pupuk dan polibag," urainya.
Ma’mul Djamal menjelaskan penerima manfaat tersebut terfokuskan pada daerah-daerah lokus Stunting dengan jumlah kelompok tani sebanyak 115 kelompok tani dengan jumlah porsonel sebanyak 1.839 orang.
Berdasarkan data penerima bantuan terdiri dari Kecamatan Kapontori berjumlah 25 Poktan dan 425 anggota, Kecamatan Lasalimu Selatan 10 Poktan dan 150 anggota, Kecamatan Lasalimu 13 Poktan dan 195 anggota, dan Kecamatan Pasarwajo 27 Poktan dengan 405 anggota. Selai itu, di Kecamatan Siotapina 32 Poktan dengan 544 anggota, Kecamatan Wolowa 8 Poktan dengan 120 anggota. Total 115 Poktan dengan 1.839 anggota yang membudidayakan komodititas aneka cabai, jagung manis, tomat, bawang merah, pupuk dan polibag. (lyn/b)