-- TinjauPerkembanganPertambanganSultra
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Kendari, KP Sebagai upaya untuk memahami potensi dan permasalahan yang terjadi sektor pertambangan nikel dan smelter yang sekarang sedang bertumbuh, khususnya di Sulawesi Tenggara (Sultra), Lowy Institute Australia yang beranggotakan Research Associate, Indo-Pacific Development Centre Robert Walker dan Research Fellow, Digital Economy, Indo-Pacific Development Centre Dr. Hilman Palaon menyambangi Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra) yang diterima langsung oleh Rektor Unsultra Prof. Dr. Andi Bahrun M.Sc., Agric., di ruangannya beberapa waktu lalu.
Research Fellow, Digital Economy, Indo-Pacific Development Centre, Dr. Hilman Palaon menyatakan, kehadirannya di Sultra ingin memahami potensi dan permasalahan yang terjadi khususnya di sektor pertambangan nikel dan juga processing atau smelter yang sekarang sedang bertumbuh banyak khususnya di daerah Sulawesi. Pihaknya saat ini sedang melakukan studi terkait dengan kebijakan pemerintah Indonesia berhubungan hilirisasi dan wacana Indonesia menjadi team global untuk kendaraan listrik .
“Studi ini diharapkan bisa menjadi rekomendasi untuk pemerintah yang akan datang dan juga pembelajaran untuk publik yang lebih luas. Kami juga sangat senang mendengar kabar dari Unsultra yang sudah memahami kondisinya dan potensinya yang dibutuhkan oleh para generasi penerus kita untuk para pemuda pemudi yang akan bekerja di Sultra ini di mana tumbuhnya sektor ini yang sangat signifikan. Di sini juga sudah terlihat dari data yang disampaikan oleh Rektor ternyata pertumbuhan mahasiswanya cukup bagus dan peminatnya sangat bertambah untuk program studi baru untuk Prodi pertambangan di Unsultra,” ucapnya.
Ia juga menjelaskan, bahwa pihaknya juga sangat sen-ang karena Unsultra juga menekankan bahwa pentingnya internasionalisasi di mana selama kunjungannya di Kendari masih sangat banyak masyarakat yang belum bisa berbahasa asing dan Unsultra sudah menginisiasikan hal tersebut. Ia sangat senang mendengarnya karena ada inisiatif dari universitas untuk mendorong para mahasiswanya agar bisa berbahasa asing yakni bahasa Inggris dan Mandarin.
“Saya melihat Unsultrasangat proaktif dan melihat peluang serta mengetahui tantangannya seperti apa dan kampus juga mengeluarkan sebuah solusi yang diperlukan tidak hanya terkait pertambangan tetapi juga digitalisasi dan internasionalisasi. Jadi memang Unsultra sebagai lembaga pendidikan itu berfungsi dengan baik,” jelasnya.
Sementara itu, Rektor Unsultra Prof. Dr. Andi Bahrun, M.Sc., Agric., mengatakan bahwa kedatangan dari Lowy Institute Australia merupakan kunjungan lanjutan ke beberapa informan yang ada di Sultra sekaligus meminta informasi atau tanggapan tentang kesiapan perguruan tinggi terkait dengan hilirisasi hasil-hasil pertambangan khususnya industri pertambangan terutama nikel atau terkait berbagai sumber daya alam yang ada di Sultra dan beberapa persoalan lain untuk menuju Indonesia emas 2045. Tentu mereka mencari informasi seputar itu terkait dengan bagaimanakesiapan Unsultra di dalam menyiapkan tenaga kerja kemudian bagaimana kesiapannya dalam menyiapkan kerja sama dengan para pihak. Tentu ia sudah jelaskan keseriusan dan kesungguhan dari pada Unsultra terkait dengan hilirisasi industri pertambangan baik terkait dengan pembukaan program yang relevan yakni teknik pertambangan dan geologi serta juga program yang mendukung yaitu digitalisasi dan internasionalisasi.
“Tentu kehadiran merekamenggali informasi tentang hal tersebut termasuk mereka menanyakan tentang perkembangan atau progres daripada peningkatan jumlah mahasiswa dan juga capaian Unsultra serta bagaimana penggunaan alumni Universitas selama ini. Kami sudah jelaskan semua dan beberapa prestasi dan pencapaian indeks kinerja perguruan tinggi dan juga beberapa prestasi lainnya termasuk keseriusan kami dalam menyongsong hi realisasi pertambangan kita. Lebih dari itu kunjungan Lowy Institute Australia menjadi peluang bagi Unsultra memperluas jaringan kerjasama serta memberikan manfaat bagi menyelenggarakan berbagai kegiatan akademik di kampus antara antara lain menjadi narasumber kegiatan kuliah umum atau forum ilmiah lainnya. Alhamdulillah mereka sudah menyatakan kesediaannya dan bahkan mengundang kami untuk berkunjung ke Australia ,” pungkas Prof Andi Bahrun. (win/b)