Pengamat: Pertarungan Ketua dan Non Ketua Parpol

  • Bagikan
Dr.Muh Najib Husain, S.Sos.,M.Si, Pengamat Politik Sultra
Dr.Muh Najib Husain, S.Sos.,M.Si, Pengamat Politik Sultra

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sultra masih sekira 5 bulan lagi. Tepatnya pada 27 November 2024 Bakal calon gubernur intens bergerak merebut hati rakyat. Pada sisi lain, mereka berebut meraih dukungan partai politik (parpol) pengusung.

Pengamat politik Sultra Dr.Muh Najib Husain, S.Sos., M.Si mengatakan, dibutuhkan kemampuan komunikasi level tinggi dari para kandidat yang bakal maju di Pilgub Sultra 2024. Surat tugas yang diberikan parpol bukan saja kepada 1 orang, tetapi dikeluarkan kepada beberapa orang.

“Itu terjadi karena parpol tidak menginginkan ada 1 kandidat yang mendapatkan surat tugas, lalu tidak memenuhi persyaratan partai mencari koalisi maupun pasangan,”kata Dr.Muh Najib kepada Kendari Pos, Minggu (2/6/2024).

Kompetisi Pilgub Sultra 2024, kata dia, sangat menarik karena pertarungan antara ketua parpol dan non ketua parpol. Komposisi ketua parpol ada Lukman Abunawas yang menahkodai PDIP Sultra, Ruksamin yang memimpin PBB Sultra, dan Andi Sumangerukka sebagai pucuk pimpinan PPP Sultra.

Menurut Dr.Muh Najib, uji kekuatan ketua partai politik, bisa bersaing dan bertarung dengan tokoh non ketua partai seperti Tina Nur Alam, Hugua, Bahtiar, La Ode Ida, dan lain-lain. Jika parpol terbagi secara proporsional, maka tidak ada 1 figur yang memperoleh dukungan beberapa partai, maka kemungkinan di pilgub akan diikuti 4 pasangan calon (paslon). Namun jika parpol tidak terbagi secara proporsional, dan ada kandidat yang bisa mengambil beberapa partai lebih, maka berpotensi tercipta 3 paslon.

“Pada situasi persaingat yang sengit, para kandidat yang hendak bertarung, diuji kemampuannya meyakinkan parpolk. Bulan Juni dan Juli 2024 pasti tercipta finalisasi dukungan dari parpol untuk figur yang bergerilya mencari dukungan,” ujar Dr.Muh Najib.

Doktor jebolan Universitas Gajah Mada itu menjelaskan, dari aspek kefiguran, semua kandidat yang memaklumatkan diri bertarung di pilgub, punya kekuatan tersendiri dengan berbagai latar belakang yang mengendap pada karakter masing-masing.

Tina Nur Alam, memiliki kelebihan mewakili kekuatan gender yang maju lewat parpol. Pada Pilgub sebelumnya, sudah ada calon tetapi lewat independen namun tidak lolos. Dia adalah Wa Ode Nurhayati.

Kelebihan Tina Nur Alam, merupakan titisan langsung dari Nur Alam yang punya konsep Bahteramas. Sehingga tidak salah Tina Nur Alam kembali menawarkan konsep Bahteramas jilid II. “Tina Nur Alam juga punya basis nostalgia, yang dimiliki Nur Alam kemudian dikonversi Tina Nur Alam,” beber Dr.Muh Najib.

Sosok Lukman Abunawas sebagai Ketua DPD PDIP Sultra, sangat berhasil di Pileg 2024. Dengan jenjang birokrasi yang sempurna, menjadi sebuah daya tarik besar memikat para pemilih. “Pengalaman sempurna dan paripurna di lingkup birokrasi, ditambah dengan kekuatan PDIP yang menorehkan 6 kursi di DPRD Sultra, menjadi kekuatan besar untuk merebut kursi Gubernur Sultra periode 2024-2029,” jelas Dr.Muh Najib.

Ruksamin sebagai Ketua DPW PBB Sultra, punya prestasi gemilang di Pemilu 2024 dengan mengantar PBB meraih 4 kursi di DPRD Sultra. Ia membuktikan pengaruhnya di Sultra dengan berbagai inovasi politik sehingga menciptakan sejarah baru, PBB mengukir 4 kursi dari semula hanya 1 kursi di Pemilu 2019.

“Tak bisa dipungkiri, pencapaian PBB 4 kursi, tak lepas dari pengaruh besar Ruksamin. Ini modal yang cukup kuat untuk mengantarkan Ruksamin bertarung gemilang di Pilgub 2024,” tutur Dr.Muh Najib.

Pengalaman Ruksamin sebagai Bupati Konawe Utara (Konut) selama 2 periode, menjadi nilai positif yang pasti kaya pengalaman dalam mengelola pemerintahan. “Ruksamin juga menorehkan prestasi-prestasi besar yang membuat ekonomi Konut melejit, kendati baru 17 tahun menjadi daerah otonomi baru,” urai Dr.Muh Najib.

Kemudian, ada Ridwan Bae yang dianggap ikon Golkar di Sultra. Kendati bukan ketua parpol, namun di pusat, Ridwan Bae dikenal sebagai representase Sultra dari partai berlambang beringin. Bahkan kemenangan Golkar di Pemilu 2024, tidak lepas dari pengaruh dan kerja Ridwan Bae. “Suara Golkar mengalami kenaikan signifikan, sehingga menjadi peraih suara terbanyak kedua setelah NasDem,”imbuh Najib.

Selanjutnya ada Andi Sumangerukka sebagai nahkoda DPW PPP Sultra, memiliki latar belakang yang tidak dimiliki figur lain, yakni pernah berkarier di militer (TNI AD). “Andi Sumangerukka dinilai pemimpin yang disiplin, dan dapat menertibkan tata kelola pemerintahan yang jauh lebih disiplin,” ucap Dr.Muh Najib.

Kemudian ada Hugua, mantan Bupati Wakatobi 2 periode yang saat ini menjabat anggota DPR RI. Banyak potensi pariwisata yang berhasil dikembangkan Hugua. Bukan saja di Wakatobi, namun juga di Sultra secara umum. Hugua konsisten bergeliat memajukan potensi wisata daerah. “Hugua juga salah satu orang kuat di PDIP yang punya pengaruh besar baik di wilayah maupun di pusat,” imbuh Dr.Muh Najib.

Selain itu, ada sosok Bahtiar Madattuang sebagai pendatang baru, sangat unik dan menarik. Pasalnya, belum ada rekam jejak di dunia politik maupun birokrasi pemerintahan, namun bernyali maju di pilgub.

“Niat generasi muda seperti Bahtiar sangat jarang dimiliki politisi lain. Entah endingnya nanti seperti apa, tetapi patut dicermati jejak langkahnya bermanuver politik,” kata Dr.Muh Najib.

Dari beberapa bakal calon tersebut, yang berpotensi mendapatkan pintu parpol yakni Ruksamin, Lukman Abunawas, Tina Nur Alam dan Andi Sumangerukka. 4 figur tersebut paling berpotensial memperoleh kursi ketika tidak ada salah 1 figur yang memonopoli beberapa parpol. Jika parpol terbagi secara proporsional, maka kemungkinan hanya 4 kandidat yang bertarung di pilgub.

“4 figur tersebut yang aktif dan konsisten bergerak di tengah masyarakat dengan membawa isu bakal maju di pilgub Sultra. Hanya 4 figur itu yang konsisten di bursa elektabilitas dan popularitas sebagai bakal calon Gubernur Sultra,” urai Dr.Muh Najib.

Akademisi Fisip Universitas Halu Oleo (UHO) itu menguraikan, yang punya kans sebagai wakil atau 02 di pilgub Sultra, dipenuhi tokoh-tokoh dari kepulauan yang menjadi rebutan kandidat dari figur dari daratan. Mereka adalah Hugua, Safei Kahar, Ridwan Zakariah, La Ode Ida, Wa Ode Nurhayati, Amirul Tamim, dan Prof. Usman Rianse.

“Di pilgub 2024 ini, figur daratan dan dari KKSS sangat berpotensi menduduki Gubernur Sultra. Sementara kepulauan siap menerima porsi sebagai 02,” pungkas Dr.Muh Najib. (ali/b)

  • Bagikan