Dari Arafah Langsung ke Mina

  • Bagikan
Sekda Sultra Asrun Lio (3 dari kanan) sebelum wukuf di Arafah saat menunaikan ibadah haji pada musim haji tahun 2023. Pada musim haji tahun 2024 ini, Kementerian Agama (Kemenag) berupaya melakukan mitigasi kepadatan jemaah di Muzdalifah dengan 2 skenario. Salah satu skenarionya adalah jemaah dari maktab 57 sampai 73 di Arafah, nantinya tidak turun di Muzdalifah. (DOK)
Sekda Sultra Asrun Lio (3 dari kanan) sebelum wukuf di Arafah saat menunaikan ibadah haji pada musim haji tahun 2023. Pada musim haji tahun 2024 ini, Kementerian Agama (Kemenag) berupaya melakukan mitigasi kepadatan jemaah di Muzdalifah dengan 2 skenario. Salah satu skenarionya adalah jemaah dari maktab 57 sampai 73 di Arafah, nantinya tidak turun di Muzdalifah. (DOK)

--Skenario Antisipasi Kepadatan di Muzdalifah

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Persoalan krusial pada haji tahun 2023 adalah kepadatan jemaah di Muzdalifah. Jemaah sampai terkena terik matahari di hamparan padang Muzdalifah, karena menunggu bus yang terlambat datang. Kementerian Agama (Kemenag) berupaya melakukan mitigasi, supaya kejadian tersebut tidak terulang tahun ini.

Mitigasi kepadatan jamaah di Muzdalifah itu disampaikan Dirjen PHU Kemenag Hilman Latief. Kemenag menyampaikan 2 skenario yang berbasis maktab dan waktu, untuk mencegah terjadinya penumpukan jamaah di Muzdalifah.

Hilman mengatakan, skenario yang disiapkan adalah jemaah dari maktab 57 sampai 73 di Arafah, nantinya tidak turun di Muzdalifah. Tetapi langsung menuju Mina. Dengan jumlah total jamaah 49.820 orang. "Pemilihan maktab 57-73 karena berada di ujung area Mina," katanya.

Sehingga pergerakan jemaah ini tidak mengganggu rute jemaah lain yang menuju ke Muzdalifah. Rencananya nanti jamaah maktab 57-73 akan diberangkatkan menuju Mina pada pukul 23.00 waktu setempat.

Skenario yang kedua adalah jemaah yang dapat jadwal keluar dari Arafah pukul 23.00 waktu setempat, akan didorong langsung ke Mina. Terlepas dari maktab nomor berapapun. Selama mendapatkan jadwal selepas pukul 23.00 waktu setempat, akan langsung menuju Mina. "1 maktab berisi sekira 3.000 jemaah," tutur Hilman.

Seperti diketahui ada 3 proses penting pada puncak ibadah haji. Yaitu wukuf di padang Arafah yang diselenggarakan pada 9 Dzulhijjah. Wukuf dilaksanakan mulai tergelincirnya matahari (waktu zuhur) atau sekira pukul 12.00 waktu setempat.

Setelah dari Arafah, jemaah haji bergerak ke Muzdalifah untuk mabit atau bermalam. Umumnya jemaah mulai bergerak dari Arafah menuju Muzdalifah selepas salat maghrib, atau sekira pukul 19.00 waktu setempat.

Kegiatan mabit di Muzdalifah biasanya hanya sebatas berhenti sejenak. Jemaah tidak benar-benar bermalam di sana. Karena Muzdalifah hanya hamparan tanah lapang, tanpa ada tenda.

Kemudian untuk kerikil atau batu, sudah disiapkan dalam kemasan khusus. Setelah dari Muzdalifah, jrmaah bergerak menuju Mina. Di Mina, jemaah melakukan prosesi melontar jumrah dan bermalam di tenda yang sudah disiapkan. (jpg)

  • Bagikan