KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Hasil rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, perolehan suara Prabowo-Gibran pada Pilpres di Sulawesi Tenggara menempati urutan pertama dengan raihan 1.113.344 suara atau 71,11%. Duet Prabowo-Gibran sudah ditetapkan KPU RI sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2024-2029.
Pengamat politik Sultra, Dr.Muh Najib Husain, S.Sos., M.Si mengatakan, jika melihat hasil Pilpres 2024 di Sultra, seharusnya putra terbaik Sultra sangat layak direkomendasikan masuk ke dalam kabibet Prabowo untuk kursi menteri. Pertimbangannya, pertama : sejak Pilpres 2019 hingga 2024, Prabowo selalu menang di Sultra. "Bahkan persentase suara Prabowo menyentuh angka 70 persen," ujarnya kepada Kendari Pos, Minggu (5/5/2024).
Kedua, Provinsi Sultra adalah daerah penyumbang terbesar Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Indonesia. Kekayaan alam Sultra tak hanya emas, aspal, kelapa sawit, namun juga nikel yang menyimpan cadangan terbesar di Indonesia bahkan dunia. “Atas dasar itu, tidak ada alasan, tidak dimasukannya salah satu putra terbaik Sultra di dalam kabinet Prabowo-Gibran,” kata Dr.Muh Najib.
Tak hanya 2 unsur tersebut, kata Dr.Muh Najib, Sultra juga kaya sumber daya manusia (SDM) yang andal dan mumpuni untuk menjadi menteri di kabinet Prabowo-Gibran. Telah 78 tahun Indonesia merdeka, namun sampai saat ini belum ada putra asli Sultra yang jadi menteri.
Figur yang potensial untuk didorong jadi menteri yaitu Hugua, Ridwan Bae, Amirul Tamim, Rektor Universitas Halu Oleo Prof. Muhammad Zamrun. “Termasuk beberapa pengusaha lokal juga sangat diperhitungkan layak menjadi pembantu Presiden Prabowo nanti,” tutur Dr.Muh Najib.
Akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Halu Oleo (Fisip UHO) itu menjelaskan, beberapa indikator setiap presiden terpilih dalam menentukan menteri. Pertama, calon menteri berasal dari partai politik pendukung. Kedua, berasal dari unsur profesional, ilmuwan atau akademisi. Ketiga, menteri yang berlatar belakang pengusaha.
“Luar biasanya dari tiga indikator tadi, kita di Sultra terpenuhi semua. Misalnya dari pengusaha Sultra, kita punya Anton Timbang,” jelas Dr.Muh Najib.
Untuk menguatkan isu atau menggiring opini bahwa putra terbaik Sultra layak menjadi menteri, maka upaya yang bisa dilakukan adalah meminta perwakilan Sultra di pusat baik anggota DPR RI, DPD RI, pengusaha termasuk tim sukses Prabowo-Gibran di Sultra. Jika belajar dari Sulawesi Selatan, banyak menggunakan jaringan pengusaha lokal, dan cara tersebut bisa dipakai, mengingat pengusaha lokal punya jaringan yang sangat bagus di pusat.
“Jadi harus ada kekompakan untuk mengurangi egoisme diantara tokoh-tokoh di Sultra. Kemudian bisa jadi satu sosok yang benar-benar menjadi menteri sebagai representase putra terbaik Sultra,” imbuh Dr.Muh Najib.
Doktor jebolan Universitas Gajah Mada itu menambahkan, jika salah satu putra terbaik Sultra menjadi menteri maka sudah pasti ada bargaining. Karena kelemahan selama ini, koordinasi antara daerah dengan pusat, tidak ada konektivitas informasi aspirasi politik dari bawah.
“Sehingga dengan adanya putra terbaik Sultra menjadi menteri, maka secara langsung akan memberikan saran ekslusif kepada presiden terkait aspirasi di Sultra, termasuk pengelolaan kekayaan SDA,” pungkas Dr.Muh Najib.
Terpisah, pengurus DPP Golkar Abdul Rahman Farisi mengatakan, kemenangan Prabowo-Gibran di Sultra bisa menjadi bentuk dukungan politiik yang besar untuk mendorong putra terbaik Sultra masuk kabinet Prabowo-Gibran periode 2024-2029.
“Kemenangan Prabowo di Sultra bisa menjadi tiket bagi putra Sultra untuk masuk kabinet Prabowo-Gibran. Sepanjang sejarah republik ini, belum ada putra Sultra yg masuk kabinet. Sekarang sudah saatnya,” kata Abdul Rahman Farisi kepada Kendari Pos.
Menurut ARF sapaan akrab Abdul Rahman Farisi, dukungan terhadap putra terbaik Sultra agar masuk kabinet Prabowo-Gibran, bukan hanya atas dasar kemenangan meraih suara terbanyak. Namun juga ditopang kekayaan bumi Sultra yang cukup berlimpah yang selama ini memberi kontribusi besar bagi pendapatan Nasional. “Mudah-nudahan Pak Prabowo kiranya mempertimbangankan menunjuk putra Sultra masuk kabinet,” ujar ARF.
Terkait sosok yang layak didorong masuk kabinet Prabowo Gibran, kata dia, bisa dari politisi koalisi partai politik pendukung dan dari kelompok profesional, birokrat eselon I. Jika dari politisi parpol pendukung ada Ridwan Bae dan Ruksamin.
Dari unsur birokrat ada Dirjen Bina Pemerintahan Desa Kemendagri Dr La Ode Ahmad P Balombo dan Dr Laode Nusriadi (Tortama VI BPK RI). Pada unsur profesional ada nama Dr Laode Syarif (mantan pimpinan KPK RI).
“Kemudian juga ada Anggota BPK RI Khaerul Saleh, Ketua Kadin Sultra Anton Timbang, dan Prof.Dr. Muhammad Zamrun selaku Rektor Universitas Halu Oleo,”tandas Abdul Rahman Farisi. (ali)