KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kolaka pada tahun 2023 bergerak positif pada angka 5,17 persen jika dibanding 2022 lalu 2,38 persen. "Peningkatan ini didorong oleh pertumbuhan dua sektor primer di PDRB, yaitu pertambangan yang naik 11,2 persen dan pertanian 2,92 persen," ungkap Pj Sekretaris Kabupaten (Sekab) Kolaka, Muhammad Fadlansyah, saat membacakan sambutan bupati Kolaka dalam rapat paripurna penyerahan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) tahun 2023, di DPRD.
Dalam kesempatan itu, Fadlansyah juga menyampaikan, angka pengangguran terbuka di Bumi Mekongga pada tahun 2023 sebesar 3,36 persen atau mengalami penurunan dari 2022 yang 4,17 persen.
"Hal ini menunjukkan semakin baiknya kondisi pasar kerja di daerah kita, sehingga banyak individu yang berhasil mendapatkan pekerjaa. Namun demikian, tahun ini dan mendatang angka pengangguran bisa turun hingga 1 persen dengan dukungan berbagai kebijakan dan program yang telah direncanakan dan dilaksanakan oleh OPD serta seluruh stakeholder," tutur Fadlansyah, kemarin.
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Sulawesi Tenggara (Sultra) tersebut juga menambahkan, meskipun pertumbuhan ekonomi tumbuh positif dan pengangguran terbuka menurun, namun berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan di Kabupaten Kolaka mengalami sedikit kenaikan. Jika tahun 2022 tercatat 11,51 persen, namun 2023 lalu justru meningkat jadi 11,80 persen.
"Hasil analisa awal dari BPS, kenaikan ini terpantau merata pada hampir seluruh kabupaten/kota di Sultra. Kondisi dipengaruhi beberapa faktor, antara lain kenaikan harga BBM dan penurunan nilai tukar petani di tahun 2023. Hal ini tentu menjadi perhatian khusus untuk segera dianalisa lebih mendalam, sehingga dapat diantisipasi dan menjadi lebih baik di tahun ini dan kedepannya. Dengan harapan angka kemiskinan di Kabupaten Kolaka bisa turun di bawah 10 persen," harap Fadlansyah.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga membeberkan indeks pembangunan manusia (IPM) mengalami peningkatan dari 74,98 poin di tahun 2022 menjadi 75,73 poin pada 2023. "Ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kualitas hidup dan standar pembangunan manusia di Kabupaten Kolaka yang mencakup dimensi pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan. Tren positif capaian IPM ini mengukuhkan posisi Kolaka sebagai kabupaten dengan nilai IPM tertinggi di Sultra," bebernya. (b/fad)