KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) menekan laju inflasi terbilang efektif. Buktinya, inflasi di Sultra selama Ramadan masih terkendali. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi berada di posisi 2,90 persen. Angka ini masih dikatakan normal merujuk pada rentang inflasi nasional 1,5 hingga 3,5 persen.
Kepala BPS Sultra Agnes Widiastuti mengatakan data inflasi Sultra pada bulan terakhir (Februari 2024) 2,90 persen atau naik dibandingkan bulan Januari sebesar 2,46 persen. Namun angka ini masih cukup terkendali. Inflasi Sultra merujuk pada angka inflasi 4 daerah. Konawe 4,1 persen, Baubau 2,57, Kolaka 2,79 dan Kendari 2,27 persen.
“Meskipun mengalami peningkatan, angka inflasi Sultra masih tetap berada dalam rentang terkendali. Didasari target inflasi yang ditentukan tahun 2024, maka Inflasi year on year Provinsi Sultra masih dalam rentang terkendali yaitu antara rentang 1,5 persen hingga 3,5 persen,” kata Agnes kemarin.
Dalam upaya pengendalian inflasi, Sultra menempati peringkat ke-20 dari 38 provinsi di Indonesia. Hal ini tentu menunjukkan bahwa Sultra mampu mengelola tingkat inflasi dengan baik.
Faktor umum penyumbang inflasi di Sultra sambungnya, meliputi kelompok makanan, minuman, dan tembakau, kelompok kesehatan, kelompok pendidikan, dan kelompok transportasi. Salah satu komoditas utama yang memberikan kontribusi signifikan terhadap inflasi adalah beras.
“Saya berharap melalui beragam langkah yang telah dilakukan Pemprov dan kabupaten/kota, inflasi dapat terus terkendali hingga saat hari besar keagamaan (Ramadhan dan Idul Fitri). Dengan begitu, ekonomi daerah tetap terjaga,” harapnya. (c/rah)