--Pemkot Kendari Tetapkan Status Tanggap Darurat
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Kota Kendari diguyur hujan lebat dalam sepekan terakhir. Sehingga, menyebabkan terjadi banjir bandang di beberapa lokasi. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kendari, hingga Kamis (7/3/2024), tercatat ada tujuh kecamatan dan 779 Kepala Keluarga (KK) terdampak musibah banjir dan tanah longsor.
Melihat situasi tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari resmi menetapkan status tanggap darurat banjir. Berlaku mulai 7 Maret hingga 10 Maret 2024.
Penjabat (Pj) Wali Kota Kendari, Muhammad Yusup menjelaskan, penetapan status tanggap darurat banjir di Kota Kendari, dikeluarkan lantaran dampak yang ditimbulkan banjir bandang cukup besar. Bahkan, beberapa hari sebelumnya sudah terdapat korban jiwa.
"Bencana banjir ini menimbulkan kerusakan harta benda. Juga mengganggu aktivitas sosial ekonomi masyarakat. Makanya, salah satu upaya memulihkan dampak banjir ini, dengan menetapkan status tanggap darurat," ungkap Muhammad Yusup kepada Kendari Pos, kemarin.
Mantan Pj Bupati Buteng ini menambahkan, penetapan status tanggap darurat banjir, akan memudahkan koordinasi semua pihak dalam memaksimalkan penanganan dampak bencana di tujuh kecamatan terdampak.
"Memang butuh kolaborasi semua elemen untuk memulihkan dampak banjir dan tanah longsor. Kita berupaya ke depan, banjir bisa diatasi," ujarnya.
Pasca penetapan status tanggap darurat bencana ini, Muhammad Yusup, memerintahkan seluruh camat dan lurah untuk membentuk posko terpadu penanganan banjir di wilayah masing-masing.
Menurut Yusup, pendirian posko darurat bencana sangat penting, dalam rangka memudahkan koordinasi dan kolaborasi stakeholder, dalam menginventarisir masyarakat yang menjadi korban bencana. Termasuk menjadi sarana menyimpan kebutuhan logistik untuk masyarakat terdampak banjir.
"Saya sudah instruksikan camat dan lurah dibantu dengan OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terkait, untuk mendirikan posko darurat bencana. Dalam posko itu, laporan atau kejadian masalah banjir bisa disampaikan secara cepat, real-time, dan bisa dipertanggungjawabkan agar penanganan terhadap korban bisa segera dilaksanakan," jelas mantan Pj Bupati Konkep itu.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Sultra ini tak menampik, jika musibah banjir bandang yang terjadi di sejumlah kecamatan di Kota Kendari, disebabkan curah hujan yang tinggi dan buruknya sistem drainase.
"Termasuk ketidakmampuan sungai di Kendari dalam menampungn air hujan. Ke depan, ini akan menjadi perhatian bersama," terangnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Kendari, Subhan mengaku prihatin atas musibah banjir yang menimpa masyarakat. Menurutnya, musibah tersebut murni karena kondisi cuaca Kota Kendari yang kurang bersahabat beberapa pekan terakhir.
Ia juga mengapresiasi upaya Pemkot Kendari dalam membantu masyarakat yang tertimpa musibah. Menurutnya, bantuan yang disalurkan sangat penting, untuk mengurangi beban korban terdampak banjir.
“Dimasa tanggap darurat bencana saat ini, kita fokus untuk melaksanakan penanganan dampak banjir. Kami juga meminta masyarakat bersabar. Sebab, musibah yang terjadi bukan keinginan kita semua. Pemerintah akan selalu berupaya hadir di tengah masyarakat. Hadir untuk membantu,” jelasnya.
Sekadar informasi, sebanyak 779 KK yang terdampak banjir dan tanah longsor. Terbagi, 742 KK korban banjir dan 37 KK korban tanah longsor. Rinciannya, Kecamatan Kendari meliputi Kelurahan Kendari Caddi tercatat sebanyak 36 KK korban banjir dan satu KK terdampak tanah longsor dan Kelurahan Kampung Salo (225 KK banjir, 9 KK tanah longsor).
Selanjutnya Kecamatan Kendari Barat meliputi Kelurahan Benu-benua (4 KK korban banjir), Sanua (98 KK banjir, 6 KK longsor), Lahundape (51 KK banjir), Kelurahan Sodoha (9 KK banjir, 13 KK Longsor).
Kemudian di Kecamatan Mandonga yang meliputi Kelurahan Labibia (162 KK banjir), Mandonga (40 KK banjir, 6 longsor), Wawombalata (4 KK Banjir, 2 KK longsor), dan Kelurahan Anggilowu (8 KK korban banjir).
Di Kecamatan Kadia meliputi Kelurahan Kadia terdapat sebanyak 28 KK terdampak banjir, Kelurahan Bende satu KK, dan Kelurahan Pondambea sebanyak 17 KK korban banjir.
Khususnya Kecamatan Wuawua dan Nambo masing-masing hanya terdapat satu kelurahan yang terdampak korban banjir yakni Kelurahan Anawai sebanyak 12 KK dan Kelurahan Bungkutoko hanya 3 KK.
Terakhir di Kecamatan Puuwatu terdapat dua kelurahan yang terdampak banjir yakni di Kelurahan Toobuha sebanyak 12 KK dan Kelurahan Lalodati hanya dua KK. (b/ags)
BENCANA DI TANAH LULO
Korban Banjir: 742 KK
Korban Longsor: 37 KK Total : 779 KK (Kepala Keluarga)
TUJUH KECAMATAN TERDAMPAK BANJIR DAN TANAH LONGSOR:
1.Kecamatan Kendari
-Kelurahan Kendari Caddi (36 KK korban banjir dan 1 KK terdampak tanah longsor)
-Kelurahan Kampung Salo (225 KK korban banjir dan 9 KK korban tanah longsor)
2.Kecamatan Kendari Barat
-Kelurahan Benu-benua (4 KK korban banjir)
-Kelurahan Sanua (98 KK korban banjir, 6 KK longsor)
-Kelurahan Lahundape (51 KK korban banjir)
-Kelurahan Sodoha (9 KK korban banjir, 13 KK longsor)
3.Kecamatan Mandonga
-Kelurahan Labibia (162 KK terdampak banjir)
-Kelurahan Mandonga (40 KK banjir, 6 KK kena longsor)
-Kelurahan Wawombalata (4 KK terdampak banjir, 2 KK longsor)
-Kelurahan Anggilowu (8 KK terdampak banjir)
4.Kecamatan Kadia
-Kelurahan Kadia ( 28 KK terdampak banjir)
-Kelurahan Bende (1 KK terdampak banjir)
-Kelurahan Pondambea (17 KK terdampak banjir)
5.Kecamatan Wuawua
-Kelurahan Anawai ( 12 KK terdampak banjir)
6.Kecamatan Nambo
-Kelurahan Bungkutoko (3 KK terdampak banjir)
7.Kecamatan Puuwatu
-Kelurahan Toobuha (12 KK terdampak banjir)
-Kelurahan Lalodati (2 KK terdampak banjir)
PENYEBAB BANJIR:
-Curah hujan tinggi dalam sepekan terakhir
-Sistem drainase yang kurang baik
-Ketidakmampuan sungai dalam menampung air hujan
-Sampah dibuang sembarangan
STATUS TANGGAP DARURAT BANJIR:
-Mulai berlaku 7 - 10 Maret 2024
-Memudahkan koordinasi semua pihak dalam penanganan dampak bencana
LANGKAH CEPAT PEMKOT:
-Memerintahkan seluruh camat dan lurah membentuk posko terpadu penanganan banjir
-Menginventarisir masyarakat yang menjadi korban bencana
-Menyiapkan kebutuhan logistik masyarakat terdampak banjir
SUMBER DATA: BPBD KOTA KENDARI (DIOLAH KENDARI POS)