KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Penjabat (Pj) Bupati Konawe Harmin Ramba punya banyak pengalaman dalam mendesain suatu program pemerintahan. Ia paham perencanaan pembangunan yang baik sebagai seorang birokrat tulen. 13 tahun lebih Harmin Ramba bertugas di Bappeda Sultra. Ia pun pernah menjabat Kepala Bidang (Kabid) Fisik dan Prasarana (Fispra) Bappeda Sultra. Segudang ilmu perencanaan yang dimilikinya saat berkarier di Bappeda Sultra itu, kini ia terapkan kembali dengan statusnya sebagai Pj Bupati Konawe. Harmin Ramba merancang sebuah konsep besar untuk membangun kampung halamannya di Konawe.
Konsep besar perencanaan pembangunan yang digagas Pj Bupati Bombana Harmin Ramba, yakni dengan membangun pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di Konawe berlandaskan potensi otentik wilayah. Harmin telah menyusun masterplan perencanaan pembagian Konawe menjadi tiga pusat pertumbuhan ekonomi baru. Pertama, pusat pertumbuhan ekonomi di kota Unaaha. Kedua, pusat pertumbuhan ekonomi diwilayah Konawe Timur Laut (Morosi). Ketiga, pusat pertumbuhan ekonomi diwilayah Konawe Barat (Routa).
Harmin Ramba mengatakan, rencana pembangunan pusat pertumbuhan ekonomi baru di Konawe, didasari wilayah geografis Konawe yang sangat luas. Konawe memiliki kekayaan sumber daya manusia (SDA) yang sangat melimpah, namun hasilnya belum maksimal dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Dikenal sebagai daerah lumbung beras, penghasil nikel maupun sawit, namun kenyataannya kekayaan SDA Konawe itu hanya dirasakan segelintir orang saja.
“Saya datang ke Konawe ini ‘pure’ untuk membangun daerah. Setelah saya kaji ini Konawe, memang perlu ada pemerataan pembangunan. Harus ada konsep pemekaran, yaitu kotamadya Unaaha, Konawe Timur Laut, serta Konawe Barat. Untuk apa kalau tiga wilayah itu punya potensi, tapi kita tidak mekarkan. Makanya saya membuat grand design pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru pada tiga wilayah tersebut,” ujar Harmin Ramba.
Harmin Ramba menjelaskan, grand design pembangunan pusat pertumbuhan ekonomi baru tersebut, menjadi konsep pembangunan Konawe yang bakal dijalankan ditahun 2025. Rancangan tiga pusat pertumbuhan ekonomi itu, bakal dibangun berdasarkan potensi andalan yang dimiliki wilayah tersebut.
“Di Unaaha, sektor andalannya yaitu padi atau beras. Konawe Timur Laut yang nantinya berpusat di kota Morosi, akan kita jadikan kawasan industri dan penghasil stainless steel. Saya ingin Morosi jadi kota baru. Sama halnya konsep yang kita rancang untuk Routa,” ungkap Harmin Ramba.
Terkait konsep pusat pertumbuhan ekonomi di kota Unaaha, Harmin mengaku mendesain ibukota Konawe tersebut menjadi kota Padi. Programnya itu familiar disebut City Branding Konawe. Katanya, desain Unaaha sebagai kota Padi, sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Konawe. Selain itu, telah disetujui oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) RI.
Kemudian berkaitan konsep pertumbuhan ekonomi baru diwilayah Konawe Timur Laut (Morosi), Harmin Ramba mengaku terinspirasi dari salah satu kawasan industri di Korea untuk menata wilayah pabrik di Morosi. Saat di Korea beberapa tahun silam, ia berkesempatan mengunjungi pabrik otomotif Hyundai. Mantan Camat Abuki itu mengisahkan, berada di pabrik Hyundai, ia merasa seperti berada di sebuah kota kecil. Kawasan industrinya sangat bersih dan cantik. Bahkan yang membuatnya kaget, di kawasan pabrik Hyundai, ada mobil wisata yang disediakan bagi warga atau pengunjung untuk mengelilingi kawasan industri tersebut.
“Saya sampai terperangah. Kawasan industri pabrik di Korea itu, bagusnya minta ampun. Itulah yang menginspirasi saya dalam membangun Morosi sebagai kota kecil yang indah. Saya ingin pembangunan di Morosi bisa lebih komprehensif. Makanya saya rancang Morosi atau Konawe Timur Laut ini sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru,” beber mantan Pj Sekretaris Kabupaten (Sekab) Muna itu.
Untuk grand design pembangunan di Routa, lanjut Harmin Ramba, konsepnya sama dengan Konawe Timur Laut (Morosi). Sebagai wilayah industri di Konawe bagian barat, Routa punya kandungan SDA yang luar biasa. Kekayaan sumber daya mineral dan logam termasuk nikel di Routa, mencapai 1,5 juta wet metric ton (wmt). Sejumlah korporasi pun telah beroperasi di Routa. Salah satunya, PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) dengan luas konsesi 21.000 hektare. Kepala Badan Kesbangpol Sultra itu menuturkan, Routa kian tenar dengan masuknya PT Indonesia Konawe Industrial Park (IKIP) serta Badan Usaha Pertambangan (BUP) skala besar dan menengah. Termasuk, pengembangan industri baterai mobil listrik oleh PT Merdeka Battery Mineral (MBM).
“Kita ingin Routa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Konawe. Tentunya, melalui pembangunan infrastruktur, perumahan, pertanian, pariwisata, serta industri hilir strategis secara berkelanjutan berlandaskan kearifan lokal,” tandasnya. (adi/adv)
Pencetus Konawe Kota Padi
Penjabat (Pj) Bupati Harmin Ramba menelorkan gagasan program City Branding Unaaha kota Padi. Ia serius dengan gagasannya mendesain Konawe sebagai kota Padi. Diakhir Desember 2023, Harmin Ramba bertolak ke Jakarta menemui Menteri Pertanian (Mentan) RI, Andi Amran Sulaiman. Harmin bertandang ke kantor Kementerian Pertanian (Kementan) RI. Mentan Amran pun membalas kunjungan Harmin Ramba dengan mendatangi Konawe, beberapa pekan setelahnya.
Harmin Ramba mengatakan, desain Konawe sebagai Kota Padi, sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Konawe. Selain itu, telah disetujui oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Mantan Camat Abuki itu menuturkan, dari hasil komunikasi dengan Mentan RI Andi Amran Sulaiman, pemerintah kabupaten (pemkab) Konawe ditahun 2024, akan mendapatkan sejumlah bantuan pertanian. Mulai dari bantuan alat mesin pertanian (alsintan), bibit padi dan jagung, serta bantuan percetakan sawah.
“Mudah-mudahan, bantuan tersebut dapat memberikan kemajuan terhadap pertanian di Konawe. Serta, menjadikan Konawe kedepannya sebagai kota Padi dan lumbung pangan nasional,” harap Harmin Ramba.
Kepala Badan Kesbangpol Sultra itu menerangkan, manakala branding Konawe sebagai kota Padi sudah terwujud, pastinya warga luar akan banyak yang melakukan studi banding ke Konawe. Untuk itu, pemerintah kabupaten (pemkab) Konawe juga harus menggenjot infrastruktur pertanian, perbaikan intensifikasi pertanian, termasuk perbaikan sektor hulu dan hilirisasi pertanian.
“Untuk menopang itu, kita punya luasan 29 ribu hektare sawah dari potensi 114 ribu hektare. Target kita minimal diangka 100 ribu hektare dalam RPJMD Konawe lima tahun mendatang kedepan,” imbuhnya.
Harmin menerangkan, untuk mendukung terwujudnya Konawe kota Padi, ia juga berencana membangun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Bidang Pangan. Nantinya, BUMD itu bakal dikelola oleh Perusahaan Daerah (Perusda). Perusda bakal menyiapkan modal usah bagi petani, pupuk, termasuk pemasaran komoditas yang dihasilkan petani Konawe.
“Kalau kita mau bangun badan usaha bidang pangan menuju Konawe kota Padi, kita juga harus dekati mitra. Itulah para petani kita. Kita harus sediakan apa yang selama ini dikeluhkan petani. Pemkab juga akan mengupayakan BUMD Bidang Pangan untuk menggandeng perbankan,” imbuhnya.
Masih dalam rangka implementasi program City Branding Konawe, Harmin Ramba berencana merevitalisasi beberapa spot untuk dijadikan icon kota Unaaha. Salah satunya, tugu Tusawuta yang berada di kelurahan Kasupute kecamatan Wawotobi. Rencananya, tugu yang terletak di pertigaan Kasupute itu, bakal dibongkar dan didirikan tugu Padi dititik tersebut.
“Ini bagian dari implementasi program City Branding Unaaha kota Padi. Pembangunan tugu Padi itu sendiri, merupakan representasi yang menunjukan Konawe sebagai lumbung beras Sultra,” pungkasnya. (adi/adv)