Bahasa Daerah Kekayaan Budaya Sultra

  • Bagikan
Direktur Kendari Pos Irwan Zainuddin (3 dari kanan), Kepala Kantor Bahasa Sultra, Dr.Uniawati (3 dari kiri) dan Wakil Direktur Kendari Pos Awal Nurjadin (kiri) bersama jajaran manajemen Kendari Pos usai podcast di Kendari Pos Channel, Selasa (27/2/2024). (MUH.ABDI ASMAUL AMRIN / KENDARI POS)
Direktur Kendari Pos Irwan Zainuddin (3 dari kanan), Kepala Kantor Bahasa Sultra, Dr.Uniawati (3 dari kiri) dan Wakil Direktur Kendari Pos Awal Nurjadin (kiri) bersama jajaran manajemen Kendari Pos usai podcast di Kendari Pos Channel, Selasa (27/2/2024). (MUH.ABDI ASMAUL AMRIN / KENDARI POS)

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara (Sultra) punya andil besar dalam menjaga dan melestarikan keberadaan bahasa daerah di Sultra. Berdasarkan hasil pemetaan, terdapat 9 bahasa daerah yang akan harus dijaga keberadaannya sebagai kekayaan budaya daerah Sultra.

Kepala kantor Bahas Sultra, Dr. Uniawati mengungkapkan, eksistensi Kantor Bahasa sangat penting dalam rangka menjaga dan merawat bahasa daerah yang menjadi bagian dari kekayaan budaya.

Ia mengungkapkan di Sultra terdapat sembilan daerah yang terus dijaga keberadaannya yakni bahasa Cia-cia (Buton), bahasa Culambacu (Konawe Utara), Tolaki ( Konawe Raya, Kolaka, dan Kota Kendari), bahasa Muna (Pulau Muna), Wolio (Wakatobi), Kulisusu (Buton Utara), Lasalimu dan Kamaru (Buton) dan bahasa Moronene (Bombana).

Sebagai upaya melestarikan bahasa daerah, lanjut, Dr.Uniawati, tahun ini Kantor Bahasa Sultra akan melaksanakan program revitalisasi bahasa daerah.

“Revitalisasi bahasa daerah dilaksanakan sebagai salah satu upaya untuk mencegah kepunahan bahasa tapi seiring revitalisasi kegiatan pemetaan bahasa itu merupakan salah satu upaya pelestarian bahasa,” ujarnya dalam Podcast Kendari Pos Channel yang dipandu Wakil Direktur Kendari Pos Awal Nurjadin, di Graha Pena, Selasa (27/2/2024).

Dr.Uniawati mengungkapkan, program revitalisasi bahasa daerah merupakan yang pertama kalinya dilaksanakan oleh kantor Bahasa Sultra. Oleh karena itu, pihaknya harus menentukan 1 bahasa yang akan menjadi fokus pelestarian dan yang menjadi pilihannya itu adalah bahasa daerah Tolaki.

“Pertimbangannya (bahasa daerah Tolaki) karena penutur bahasanya lumayan besar. Itu bisa dilihat dari wilayah tuturnya lebih dari separuh jumlah kabupaten kota yang ada di Sultra,” ungkap Dr.Uniawati.

“Total ada 7 kabupaten/kota yang menjadi wilayah tuturnya bahasa daerah Tolaki yakni Kendari, Konawe, Konawe Selatan (Konsel), Konawe Utara (Konut), Kolaka, Kolaka Timur (Koltim), dan Kolaka Utara (Kolut),” sambung Dr.Uniawati.

Dr.Uniawati tak menampik jika dalam upaya pelestarian bahasa daerah terdapat beberapa tantangan. Salah satu tantangan terbesarnya yakni kesadaran masyarakat itu sendiri. “Kendalanya terdapat pada penutur bahasa daerah itu sendiri. Upaya kami bagaimana penutur bahasa daerah itu mencintai dengan bangga dengan bahasa daerahnya,” tuturnya.

“Karena mengapa terjadi pergeseran jumlah penutur bahasa daerah itu karena masih ada yang mengganggap bahasa daerah itu adalah sesuatu yang kuno, tidak bergengsi, apabila dibandingkan dengan bahasa asing,” sambungnya.

Oleh karena itu, lanjut Dr.Uniawati, Kantor Bahasa Sultra berikhtiar menumbuhkan kecintaan para penutur bahasa daerah terhadap bahasa daerahnya sendiri tentu dengan menuturkan bahasa daerahnya.

Program revitalisasi bahasa daerah akan berkolaborasi dengan Pemprov Sultra, dan 7 pemerintah kabupaten/kota yang menjadi sasaran revitalisasi. “Jadi kita akan bekerja sama Dinas Pendidikan karena yang akan menjadi sasaran adalah para siswa tingkat SD dan SMP. Mereka penutur muda yang dianggap bisa mewarisi bahasa daerah ini,” jelas Dr.Uniawati.

Selain program revitalisasi, Kantor Bahasa Sultra juga akan melaksanakan program pelatihan kepada guru yang ada di 7 kabupaten/kota lokus pengembangan bahasa daerah.

“Kami akan mengundang sebanyak 251 guru SD dan SMP, MI dan MTs yang ada di 7 kabupaten/ kota yang menjadi wilayah tutur bahasa itu, sehingga mereka bisa didampingi para maestro,” imbuh Dr.Uniawati.

Maestro disini, lanjut Dr.Uniawati, adalah mereka yang memiliki kompetensi dan pemahaman yang baik terhadap bahasa dan budaya Tolaki .

“Kami bekerja sama dengan Lembaga Adat Tolaki (LAT) karena mereka yang memiliki kompetensi dan pengetahuan pemahaman yang baik terhadap budaya Tolaki,” jelasnya.

Dalam pelatihan itu, nantinya para guru akan diberikan materi penulisan cerpen dalam bahasa Tolaki, pelatihan mendongeng, pidato, bicara tunggal (stand up comedy) dalam bahasa daerah Tolaki.

“Setelah itu para guru kembali kedaerah masing-masing untuk implementasi perimbasan kepada teman sejawat dan siswanya dan nanti kami harapkan mereka bisa mengimbaskan diwilayahnya sehingga nanti bisa banyak penutur muda bahasa Tolaki yang dihasilkan dari program ini,” ucap Dr.Uniawati.

Sebelumnya, Kantor Bahasa Sultra telah melaksanakan Festival Bahasa Daerah yang diikuti beberapa perwakilan pelajar di Sultra dalam rangka mengembangkan bahasa daerah.

“Ini (Festival Bahasa Daerah) akan menjadi kenangan dan kebanggan tersendiri bagi siswa itu ketika dia bersosialisasi dan berinteraksi dengan siapapun . Meski tidak terlibat langsung ketika melihat penggunaan bahasa daerah namun ada kebanggaan menggunakan bahasa daerah ditingkat daerah dan nasional,” kata Dr.Uniawati.

Selain itu, Kantor Bahasa Sultra juga mendapuk duta bahasa kepada salah satu pemuda daerah yang dianggap fasih menguasai bahasa daerahnya. “Ini menjadi salah satu harapan kami bisa melahirkan duta bahasa yang nantinya menjadi ikon generasi muda di Kota Kendari. Melalui duta bahasa, kita harus lebih menghargai bahasa daerah kita. Tidak boleh malu menuturkannya karena itu menjadi identitas kedaerahan kita,” pungkas Dr.Uniawati. (ags/b)

KEKAYAAN DAERAH
-Kantor Bahasa Sultra punya andil menjaga dan melestarikan bahasa daerah
-Berdasarkan hasil pemetaan, 9 bahasa daerah yang akan harus dijaga keberadaannya
-Sebab, bahasa daerah itu sebagai kekayaan budaya daerah Sultra

9 BAHASA DAERAH
-Bahasa Cia-cia (Buton)
-Bahasa Culambacu (Konawe Utara)
-Bahasa Tolaki ( Konawe Raya, Kolaka, dan Kota Kendari)
-Bahasa Muna (Pulau Muna)
-Wolio (Wakatobi)
-Kulisusu (Buton Utara)
-Lasalimu (Buton)
-Kamaru (Buton)
-Bahasa Moronene (Bombana)`

REVITALISASI BAHASA DAERAH
-Kantor Bahasa Sultra akan melaksanakan program revitalisasi bahasa daerah
-Revitalisasi bahasa daerah sebagai upaya melestarikan bahasa daerah
-Revitalisasi bahasa daerah dilaksanakan untuk mencegah kepunahan bahasa
-Program revitalisasi bahasa daerah pertama kalinya dilaksanakan Kantor Bahasa

BAHASA TOLAKI
-Kantor Bahasa Sultra menentukan 1 bahasa dalam program revitalisasi bahasa daerah
-Bahasa daerah Tolaki akan menjadi fokus pelestarian oleh Kantor Bahasa Sultra
-Pertimbangannya, penutur bahasa Tolaki lumayan besar
-Dilihat dari wilayah penutur bahasa Tolaki, lebih dari separuh jumlah kabupaten kota yang ada di Sultra

7 DAERAH PENUTUR BAHASA TOLAKI
Total ada 7 kabupaten/kota yang menjadi wilayah tutur bahasa daerah Tolaki

  1. Kota Kendari
  2. Kabupaten Konawe
  3. Kabupaten Konawe Selatan (Konsel)
  4. Kabupaten Konawe Utara (Konut)
  5. Kabupaten Kolaka
  6. Kabupaten Kolaka Timur (Koltim)
  7. Kabupaten Kolaka Utara (Kolut)

SASARAN PROGRAM REVITALISASI
-Program revitalisasi bahasa daerah akan berkolaborasi dengan Pemprov Sultra
-Termasuk 7 pemerintah kabupaten/kota yang menjadi sasaran revitalisasi
-Kantor Bahasa Sultra akan bekerja sama Dinas Pendidikan
-Sebab, sasaran revitalisasi bahasa daerah adalah siswa SD dan SMP
-Mereka penutur muda yang dianggap bisa mewarisi bahasa daerah
-Selain itum Kantor Bahasa Sultra akan melaksanakan pelatihan guru di 7 kabupaten/kota lokus pengembangan bahasa daerah
-Kantor Bahasa Sultra akan undang 251 guru SD, MI, SMP dan MTs di 7 kabupaten/kota
-Para guru didampingi maestro yang berkompeten dalam bahasa dan budaya Tolaki
-Kantor Bahasa Sultra bekerja sama dengan Lembaga Adat Tolaki (LAT)
-Para guru akan diberikan materi penulisan cerpen bahasa Tolaki, mendongeng, pidato, dan bicara tunggal

  • Bagikan