--Data Real Count Sementara, UB Raih 150.452 Suara
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- La Ode Umar Bonte (UB) menunjukkan magisnya (keajaiban/kemampuan meraih dukungan) dalam kontestasi Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024. Maju sebagai calon Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Daerah Pemilihan Sulawesi Tenggara (Dapil Sultra), berhasil meraih suara terbanyak.
Progres data sementara hasil real count KPU, pada 26 Februari 2024 pukul 20.01 wita, Umar Bonte meraih 150.452 suara (14.41%). Suaranya masih berpotensi bertambah. Sebab, baru 6.559 TPS dari 8.154 TPS (80.44%) data yang masuk.
Di posisi kedua peraih suara terbanyak Caleg DPD RI adalah Leni Andriani Surunuddin, dengan perolehan 102.754 suara (9.84%). Posisi ketiga ditempati Wa Ode Rabia Al Adawia Ridwan, dengan perolehan suara 91.045 (8.72%). Sementara posisi keempat adalah dr. Dewa Putu Ardika Seputra dengan perolehan suara 69.225 (6.63%). Serta posisi kelima, Amirul Tamim dengan perolehan suara 64.053 (6,13%) .
Tak hanya sukses meraih suara terbanyak dengan kompetitornya sesama anggota DPD RI, perolehan suara Umar Bonte juga mampu mengalahkan akumulasi jumlah suara partai politik (Parpol) di Sulawesi Tenggara. Termasuk para caleg-nya yang notabene pemain lama dalam kontestasi Pileg.
Berdasarkan data real count KPU pada 26 Februari 2024 pukul 19.00 wita, dengan progress 6.099 TPS dari 8.154 TPS (74, 80%), suara parpol tertinggi ditempati Partai Gerindra dengan 148.001 suara. Posisi kedua, Partai Nasdem yang memperoleh 128.017 suara. Posisi ketiga, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) meraih 111.260 suara.
Kemudian, posisi keempat, Partai Demokrat (106.454 suara). Posisi kelima, PKB (97.478 suara). Posisi keenam, Partai Golkar (93.257 suara). Jika disandingkan, maka perolehan suara Umar Bonte lebih unggul dibanding suara parpol yang lolos senayan tersebut.
Lebih menarik lagi pada posisi perolehan suara pribadi Caleg DPR RI. Umar Bonte (150.452 suara), unggul jauh dari para politisi senior dan sarat pengalaman. Seperti Ridwan Bae (53.635 suara), Ali Mazi (45.210 suara), Rusda Mahmud (47.182 suara), Ahmad Safei (38.004 suara), Bahtra (56.314 suara) dan Jaelani (76.988 suara).
Kendati suara yang masuk masih bisa berubah, namun posisi suara Umar Bonte dibandingkan akumulasi suara parpol maupun caleg terpaut cukup jauh.
Pengamat Politik Sultra, Dr. Najib Husain mengatakan, pencapaian Umar Bonte cukup fenomenal. Dia mampu mengeluarkan magisnya, sehingga bisa meraih simpati dan dukungan masyarakat Sultra.
“Ini menarik dan luar biasa. Bisa menjadi pelajaran bagi caleg manapun di masa depan,” ujar Najib Husain, kemarin.
Menurut Najib, keberhasilan Umar Bonte meraih suara terbanyak bukan tanpa alasan. Umar Bonte telah melakukan kerja-kerja masif dan terukur. Dan tak kalah penting, dia aktif turun di tengah masyarakat serta punya tim yang solid.
"Berbaur dengan masyarakat dan punya tim yang solid, membuat Umar Bonte bisa meraih suara maksimal di Pileg,” jelasnya. Lanjut Najib, beberapa peristiwa politik juga menjadi momen yang menguntungkan Umar Bonte. Misalnya, peristiwa video Umar Bonte melakukan pencitraan di berbagai platform media sosial yang menjadi viral, sehingga mengundang simpati. Kemudian, tiga hari menjelang pencoblosan 14 Februari 2024, Umar Bonte merilis video atau konten perjalanan hidup dengan nuansa semangat, serta perjuangan tak kenal lelah dalam berkarir. Ini juga berhasil mendapatkan perhatian masyarakat, khususnya pengguna media sosial.
"Video viral saat mendeklarasikan Ganjar sebagai Calon Presiden, juga bagian penting menaikan popularitas Umar Bonte," bebernya.
Lebih jauh Akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Halu Oleo (UHO) itu menjelaskan, kemenangan Umar Bonte juga karena kecerdikannya memaksimalkan strategi udara maupun darat. Itu sangat tepat sasaran dan bisa menggaet simpul-simpul dukungan masyarakat di 17 kabupaten dan kota.
Najib Husain mengaku, dua bulan sebelum pencoblosan Pemilu 2024, pihaknya melakukan survei. Salah satu temuan di lapangan, khususnya bagian Kabupaten Konawe, Umar Bonte meraih suara tertinggi.
"Sejak awal, elektabilitas Umar Bonte sudah terlihat, melalui survei internal yang kami gelar dua bulan sebelum pemilihan. Pergerakan Umar Bonte sangat strategis sehingga meraup simpati rakyat secara signifikan," jelasnya.
Menurutnya, Umar Bonte sangat memahami, bahwa pemilih 2024 didominasi pemilih pemula, sehingga menjadi sasaran utama melalui berbagai ramuan konten, diberbagai platform media sosial yang dimanfaatkan maksimal oleh Umar Bonte.
"Pemilih dewasa maupun pemilih orang tua, bisa jadi lebih cenderung ke calon anggota DPD lain, tetapi untuk pemilih pemula lebih banyak mendukung Umar Bonte," ujarnya.
Optimalisasi penggunaan media sosial yang ditempuh Umar Bonte, menjadi pembeda dari calon DPD lain maupun caleg Partai Politik (Parpol). Pendekatan Umar Bonte yang lebih banyak turun ke lapangan jauh hari sebelum pencoblosan, dengan desain akulturasi inovasi media sosial, sangat strategis ketimbang cara caleg parpol ataupun DPD yang dominan menggunakan pendekatan konvesional.
"Maka tidak heran, suara Umar Bonte tidak hanya dominan di Kepulauan, tapi juga di daratan. Dia mampu menghimpun suara yang cukup banyak dan merata," tandasnya.
Terkait misi Umar Bonte bakal maju di Pemilihan Gubernur 2024, Najib Husein menganggap pernyataan tersebut hal yang wajar. Dengan kondisi kefiguran Umar Bonte yang fenomenal, dan momentum ini mesti ditangkap atau dimanfaatkan Umar Bonte agar dipertimbangkan dengan matang.
"Dalam politik ada namanya monentum atau kondisi yang menguntungkan datang menghampiri. Jadi, tinggal dari Umar Bonte seperti apa dia melihat kondisi politik ini," beber Najib.
Umar Bonte punya jejaring di pusat yang tidak boleh dipandang sebelah mata. Artinya kekuatan Umar Bonte maju di Pilgub Sultra 2024 jika memperoleh dukungan parpol, maka dia bisa menjadi 01.
"Umar Bonte juga bagian dari keterwakilan kepulauan, khususnya Muna Raya yang hari ini belum ada yang muncul selain Ridwan Bae. Jadi ini kesempatan Umar Bonte, jika benar-benar tegak lurus berjuang di pilgub," tandas Najib Husain.
Tunggu Hasil Pleno KPU
Komisioner KPU Sultra Suprihaty Prawaty Nengtias mengatakan, suara Umar Bonte saat ini belum diketahui pasti karena menunggu rekap dari Kabupaten dan Kota se Sultra yang sementara berjalan.
"Kalau merujuk hasil pleno belum bisa dipastikan berapa persen suara Umar Bonte. Karena kami masih menunggu hasil pleno dari KPU di 17 Kabupaten dan Kota se-Sultra," kata Suprihaty Prawaty Nengtias kepada Kendari Pos, Senin (26/2).
Koordinator Divisi Hukum KPU Sultra itu menguraikan, merujuk PKPU nomor 5 tahun 2024, pleno rekapitulasi hasil perhitungan suara tingkat kecamatan dimulai 15 Februari-2 Maret. Kemudian pleno di Kabupaten dan Kota dimulai 17 Februari-5 Maret.
"Informasi yang kami peroleh, KPU Muna menggelar pleno 26 Februari, Buton Utara 27-29 Februari, Kolaka Timur 26 Februari, Bombana 28 Februari, Kolaka 25 Feruari, Kolaka Utara 1 Maret, dan Konawe Kepulauan 28 Februari," terangnya.
Nengtias menambahkan, untuk jadwal pleno KPU Kabupaten dan Kota lainnya, masih menunggu laporan dari masing-masing KPU. Pihaknya terus berupaya agar proses pleno KPU ditingkat Kabupaten dan Kota berjalan efeketif sesuai dengan jadwal yang tertuang dalam PKPU.
"Alhamndulillah, sejauh berjalan dengan baik dan aman. Tidak ada perbedaan antara data KPU dan Bawaslu maupun dari saksi. Jadi, aman berjalan lancar," pungkasnya. (b/ali)