KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Dia bukan seorang politisi muda, bukan pula taipen muda. Dia seorang pemuda berjiwa besar yang bertekad mewakafkan diri guna mewujudkan pemuda Muna bisa berdaya saing. Namanya La Ode Muhram Naadu.
Dia kini memimpin Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Muna. Dengan organisasi kepemudaan itu, ia menggerakkan kaum muda di Muna untuk melakukan hal-hal positif yang bisa bermanfaat buat diri sendiri dan orang lain.
Dulu menurut Muhram-sapaan akrab La Ode Muhram Naadu, pemuda di Muna kekurangan figur muda yang bisa menjadi teladan untuk melakukan hal-hal positif. Namun dengan KNPI, ia merasa bisa pelan-pelan memperlihatkan bila pemuda lebih bermanfaat bagi lingkungannya dan berdaya saing ketika melakukan aksi-aksi positif.
“Adik-adik itu harus diberi contoh. Karena kalau hanya sekadar ucapan, efeknya kurang begitu kuat. Tapi bila mereka melihat contoh, maka mereka akan tergerak. Nah, jadi KNPI mencontohkan aksi-aksi yang positif. Alhamdulillah pemuda di Muna pelan-pelan tergerak mengikutinya,” ungkap La Ode Muhram saat berdiskusi di studio poadcast Kendariposchannel yang dipandu Redaktur Kendari Ramadhan, kemarin.
Bahkan, ia pernah membuat kegiatan kepemudaan terutama masalah moralitas. “Misalnya, kami membuat kegiatan pemuda berzikir, kemudian kegiatan yang berbau kebudayaan. Kegiatan-kegiatan itu sifatnya inisiatif dan kolaboratif di Kabupaten Muna,” katanya
Saat ini, penulis buku berjudul “Muna Nol Kiloemter” itu, mengakui bila KNPI yang ia pimpin tidak mendapat dukungan dari pemerintah, mengingat kubu KNPI lain yang bermitra dengan Pemkab Muna. Meski begitu, bukan berarti aktivitas KNPI yang ia pimpin juga vakum. Bagi dia, pemuda itu harus mandiri. Ia buktikan itu dengan melakukan sejumlah kegiatan kepemudaan tanpa support pemerintah.
“Alhamdulillah, kita tetap jalan walaupun tanpa dukungan pemerintah.Saya rasa KNPI tidak akan pernah mati, karena sejatinya KNPI itu hanyalah alat perjuangan,” beber Kaprodi Fakultas Hukum Unsultra itu.
Menurutnya, pemuda saat ini mesti terus mengupgrade diri. Walaupun menempuh pendidikan dengan disiplin ilmu hukum, bukan berarti tidak belajar ilmu lain. Saat ini kondisi, membuat pemuda harus multitasking. Itu bisa membuat pemuda berdaya saing. Apalagi ada peluang-peluang kerja di bidang-bidang sosial media. (*)