Cegah Perundungan, SMPN 9 Kendari Hadirkan MPK

  • Bagikan
Suasana pembelajaran siswa SMPN 9 Kendari.
Suasana pembelajaran siswa SMPN 9 Kendari.

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Maraknya perundungan atau bullying di sekolah membuat SMPN 9 Kendari terus berinovasi untuk mencegah hal itu di lingkungan sekolah tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan sekolah ini, adalah menambahkan anggota Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dengan membentuk Majelis Perwakilan Kelas atau MPK.

Kepala SMPN 9 Kendari, Mansur Mukoni, S.Pd., M.Pd., mengatakan bahwa untuk mencegah terjadinya perundungan di sekolah, tahun ini pengurus OSIS bertambah. "Tahun ini ada namanya Majelis Perwakilan Kelas (MPK). Sementara jumlah Osis sekarang ini berjumlah kurang lebih 50 orang," ujarnya.

Ia menyebut, bahwa adanya MPK sangat berfungsi untuk mencegah terjadinya perundungan di kelas. "Perwakilan- perwakilan ini itu di kelasnya masing-masing harus membantu temannya yang terindikasi akan melakukan perundingan. Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap sekolah pasti ada perundungan. Oleh karena itu sekolah harus melakukan berbagai inovasi untuk mencegah terjadinya bullying," ucapnya.

Selain itu, ia juga intensifkan pengawasan kepada siswa-siswinya. Dimana di SMPN 9 Kendari telah terpasang 16 titik sisi tv, yang berguna untuk memantau gerak gerik siswa-siswi SMPN 9 Kendari. "Saya melakukan pemantauan melalui 16 sisi tv sekolah. Jika saya melihat siswa yang tengah mencoba melakukan perundungan itu, saya langsung memanggil siswa tersebut dan memperingati agar tidak melakukan hal yang sama," ungkapnya.

Mansur menambahkan, bahwa bullying kerap kali hanya dilihat sebagai candaan sehari-hari yang diucapkan kepada teman sebaya. Namun tindakan sederhana tersebut dapat menimbulkan dampak serius. "Jadi bullying atau perundungan itu tidak hanya kekerasan fisik tetapi dengan mengucapkan kata-kata yang kasar dan tidak pantas itu juga sudah termasuk. Oleh karena itu perlu adanya kolaborasi antara sekolah dan orang tua untuk bersama- bersama mencegah terjadinya perundungan kepada siswa-siswi kita. Karena perundungan itu dapat merusak psikis dan masa depan anak kita," tukasnya. (win/b)

  • Bagikan