KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Sudah sejauh mana penerapan kurikulum Merdeka Belajar dan bagaimana upaya mendorong percepatan mewujudkannya, dievaluasi Pj. Bupati Buton, La Ode Mustari. Ia melakukan kunjungan kerja ke sekolah-sekolah bersama Bunda PAUD, Andi Asniwati Mustari dan Plt. Kadis Pendidikan, Jufri serta Asisten I Setkab, Alimani.
Sabtu (17/2) lalu, Mustari meninjau setiap kelas pada dua Satuan Pendidikan, SDN 63 dan SMPN 18 Buton. Saat memantau langsung kegiatan belajar mengajar (KBM) dan aktivitas di kelas, bupati berkesempatan menguji kemampuan membaca dan berhitung murid. Buton-1 itu menegaskan, ia ingin pencapaian kompetensi minimal anak terpenuhi. Mulai dari ketuntasan literasi dan numerasi Calistung (membaca, menulis dan berhitung) di kelas awal (l, II dan III).
“Pelaksanaan kurikulum Merdeka Belajar yang tengah berjalan pada seluruh sekolah di Indonesia saat ini, tentunya merupakan program Kementerian Pendidikan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman modern. Nantinya ke depan, pelajar akan mampu bersaing dengan bangsa lain,” harap Pj. Bupati Buton.
Menurut Mustari, Kurikulum Merdeka dirancang agar pembelajaran di sekolah lebih menyenangkan dan bermakna. Materi pelajaran pun dipangkas dan hanya fokus ke materi esensial serta disesuaikan dengan minat, bakat dan kebutuhan siswa. Sehingga, tenaga pengajar harus bisa mengenali karakter dan potensi setiap peserta didiknya.
“Guru adalah tulang punggung negara dalam mendidik dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Tugas guru saat ini adalah menyiapkan generasi pembelajar, generasi cerdas dan unggul untuk menyongsong visi Indonesia Maju, Indonesia Emas 2045,” lanjutnya.
Dalam kesempatan itu, Mustari menyempatkan melihat langsung kerajinan tangan karya anak-anak SD dari bahan sampah menjadi benda bermanfaat.
“Kepada guru, berilah yang terbaik kepada anakanak kita agar menjadi generasi yang maju dan cerdas. Juga kepada siswa, mari belajar dan terus menggapai masa depan yang cerah demi kesejahteraan dan kemajuan Buton ke depan,” motivasinya. (b/lyn)