--31 Pasien Dirawat di RS Bahteramas
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID --Status Kejadian Luar Biasa (KLB) tak kunjung ditetapkan. Namun jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Sulawesi Tenggara (Sultra) terus bertambah. Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Sultra, masyarakat yang terpapar penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti ini telah mencapai 229 kasus. Sayangnya, delapan pasien DBD harus merenggang nyawa.
Penjabat (Pj) Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto mengaku prihatin. Ia minta jajarannya gencar melakukan upaya pencegahan demi menekan potensi penyebaran DBD. Di sisi lain, masyarakat juga diimbau untuk bersama-sama pemerintah bersatu melawan ancaman wabah DBD.
Kendari mengalami tren penurunan kasus aktif dibanding Januari, namun angka kasus masih relatif tinggi. Saat ini, sudah ada 229 kasus yang dirawat. Kota Kendari menjadi penyumbang kasus terbanyak, diikuti Konawe Selatan (Konsel) dan Konawe. Berdasarkan catatan, ada 8 kasus meninggal dunia akibat DBD.
"Situasi ini memerlukan respon yang cepat dan efektif. Kota Kendari menyumbang kasus terbanyak dengan total 158, disusul Konawe Selatan dengan 37 kasus, dan Konawe 8 kasus serta beberapa kabupaten lainya. Kami turut berduka cita yang sedalam-dalamnya bagi saudara kita yang wafat," ujarnya prihatin kemarin.
Dalam upaya menanggulangi situasi ini, Pj Gubernur menginstruksikan Dinkes, Rumah Sakit, dan Puskesmas untuk meningkatkan kewaspadaan serta memperbaiki mekanisme monitoring dan evaluasi, khususnya terhadap wabah DBD.
"Cepat tanggap dan koordinasikan dari mulai Puskesmas Pembantu, Puskesmas, RSUD Kabupaten/Kota, dan Provinsi, untuk penanganan pasien DBD," pinta Andap
Mantap Kapolda Sultra ini meminta BPJS Kesehatan ikut memastikan pelayanan yang optimal bagi pasien DBD. Ia meminta agar para petugas, terutama di rumah sakit, siap sedia dan memudahkan pelayanan bagi pasien dan keluarga yang terdampak.
Dinas terkait, Andap instruksikan untuk memantau aliran sungai dan membersihkan sampah yang dapat menghambat aliran sungai. Jika tersendat, genangan air dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti. Sejalan dengan itu, masyarakat tetap waspada terhadap ancaman DBD dengan menerapkan prinsip 3M plus.
"Pentingnya memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan anti-nyamuk, serta menjaga kebersihan lingkungan secara menyeluruh sebagai langkah pencegahan yang efektif. Dengan langkah-langkah proaktif ini, kita berharap dapat meminimalisir dampak negatif dari penyebaran DBD di tengah musim penghujan," ujarnya.
Sementara itu, Direktur RSUD Bahteramas Sultra, dr. Hasmudin, mengungkapkan sebanyak 298 pasien yang dirawat. Dari jumlah itu, ada 31 pasien kasus DBD yang menjalani perawatan. "DBD menjadi perhatian. Sebab jumlah yang dirawat awal tahun ini cukup banyak," ujarnya singkat. (b/rah)
Ancaman DBD
-Catat 229 Kasus di 2024
-Delapan Pasien DBD Meninggal
-Kendari Penyumbang Kasus Terbesar
-158 Kasus DBD di Kendari
-Disusul Konsel 37 Kasus dan Konawe 8 Kasus
-Sebanyak 31 Pasien Dirawat di RS Bahteramas
InstInstruksi PJ Gubernur
-Masif Galakkan Program 3M Plus (Pemerintah dan Masyarakat)
-Dinkes, RS dan Puskesmas Cepat Tanggap
-Pembersihan Saluran Drainase
-Libatkan Lintas Sektor
-BPJS Kesehatan Ikut Pantau Pelayanan Kesehatan
-Tingkatkan Kewaspadaan, Perbaiki mekanisme monitoring dan evaluasi
Fase DBD
- Hari pertama hingga ke 3, penderita demam tinggi
- Hari ke 4 hingga 5, demam turun dan bisa beraktifitas
-Sebenarnya Ini adalah fase kritis
-Jika tidak mendapatkan pengobatan yang adekuat dapat terjadi keadaan fatal
-Terjadi penurunan trombosit secara drastis akibat pemecahan pembuluh darah - Hari ke 6 hingga 7, penderita akan demam kembali
-Fase ini dinamakan pemulihan
-Trombosit akan perlahan naik kembali normal