KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Memasuki musim Februari, curah hujan di Kota Kendari dan umumnya wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) meningkat. Dalam tujuh hari ke depan, potensi hujan meluas dan merata di berbagai daerah. Tak heran, Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini cuaca buruk.
Kepala Stasiun Metereologi Maritim Kelas II Kendari Sugeng Widarko memastikan akan terus meng-up date perkembangan cuaca. Apalagi dalam beberapa hari ke depan akan digelar agenda besar perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu).
"Kesiapan peralatan sudah dicek pak Pj Gubernur. Semuanya, dalam kondisi baik dan siap. Dari pimpinan kami (BMKG pusat) pun, kami dituntut agar peralatan kami selalu on terus dan komunikasi datanya semua harus masuk. Pada intinya, kami secara rutin mengidentifikasi potensi peningkatan curah hujan di seluruh daerah di Sultra," kata Sugeng Winarko kemarin.
Dari hasil pantauan, potensi hujan diprediksi meluas hingga tujuh hari ke depan mulai tanggal 11 hingga 17 Februari. Intensitas curah hujan diperkirakan menengah. Namun di beberapa daerah ada yang tinggi. Yang patut diwaspadai, hujannya merata. Jika hujan turun terus menerus, perlu diperhatikan daerah aliran sungai (DAS). Bila durasi hujan lebih dari sejam, debit air aliran sungai berpotensi meluap dan menyebabkan banjir.
Peningkatan curah hujan ini kata dia, disebabkan suhu muka laut di perairan sekitar wilayah Sultra cukup hangat. Kondisinya ini meningkatkan penguapan (penambahan massa uap air). Massa udara basah lapisan rendah dan indeks, memicu pembentukan awan-awan konvektif cukup tinggi terkonsentrasi. Hal itulah yang menyebabkan hujan disertai guntur dan angin kencang.
"Untuk Kota Kendari, curah hujan cukup tinggi selama sepekan. Esok (hari ini), Kendari masih akan diguyur hujan. Hampir semua daerah di Sultra mengalami kondisi yang sama seperti Konawe, Konawe Selatan (Konsel), Konawe Utara (Konut) dan daerah kepulauan lainnya (lengkap lihat grafis)," jelas Sugeng Winarko.
Ia mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap dampak bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, guntur, pohon tumbang dan jalan licin. "Bagi warga yang tinggal di daerah aliran sungai atau daerah ketinggian, sangat penting untuk memantau curah hujan dan lingkungan sekitar. Meskipun hujan tidak terlalu lebat, namun durasinya yang panjang dapat menyebabkan luapan air yang signifikan,"jelas Sugeng. (c/rah)