KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Pemilu 2024 tinggal menghitung hari, Rektor Universitas Halu Oleo (UHO), Prof. Dr. Muhammad Zamrun Firihu, S.Si., M.Si., M.Sc., kembali mengingatkan Aparatur Sipil Negara (ASN) khususnya lingkup Kampus Hijau untuk tetap menjaga netralitas. Ia mengajak pegawai lingkupnya, untuk senantiasa mengedepankan kode etik yang telah ditetapkan dalam UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
“Dalam aturan itu, ASN sudah jelas dilarang menjadi anggota, pengurus partai. Tidak boleh berpihak dari segala bentuk pengaruh manapun dan tidak memihak pada kepentingan siapapun. Bahkan, pemerintah telah menerbitkan SK bersama tentang pedoman pembinaan dan pengawasan netralitas ASN dalam Pemilu.
Semua pihak harus menjaga, mulai dari penyelenggara, ASN, TNI/Polri. Terlepas dari itu semua, mari kita sukseskan Pemilu 2024 dengan menjadi pemilih cerdas,” beber Prof Zamrun.
Ketua KAGAMA Sultra ini, juga mengungkap bahwa menjadi pemilih cerdas dalam pesta demokrasi yang tinggal menghitung hari lagi (14 Pebruari). Artinya, siapapun yang memenuhi syarat untuk memilih berhak menentukan hak pilihnya pada kandidat atau figur dengan track record yang dimiliki secara obyektif, tanpa intervensi atau iming-iming dari siapapun.
“Silakan memilih sesuai hati nurani masing-masing, tentu sebagai insan cendekia, saya yakin kita akan menjadi pemilih cerdas yang menilai figur secara obyektif. Gambaran sosok yang akan mewakili aspirasi masyarakat sudah kita lihat melalui visi misi, debat, sosialisasi atau saat kampanye. Intinya, kita sudah harus paham apa saja yang harus kita lakukan dan tidak boleh dilakukan, sudah ada aturan mainnya. Tentu sebagai warga negara yang taat, kita patuhi itu,” tukas Prof Zamrun.
Alumni universitas ternama di Jepang ini, berharap warga kampus yang memenuhi syarat untuk memilih supaya turut menyukseskan kontestasi politik lima tahunan tersebut. Selain tetap netral, Salurkan hak suara anda, tentu tanpa tekanan dari siapapun, pilih sesuai hati nurani, tidak percaya hoakx dan jangan terpengaruh iming-iming atau money politik. Bila ada yang terbukti melanggar ketentuan yang berlaku, sudah ada mekanisme yang mengatur itu. Bawaslu telah mengingatkan ASN harus netral. Itu menjadi prinsip penting dalam menghasilkan Pemilu yang demokratis, berintegritas serta jauh dari keberpihakan.
“ASN harus tetap menjaga netralitas. Bahkan, kita sebaiknya menjadi contoh sebagai pemilih cerdas. Bila terjadi pelanggaran, tentu kita menunggu hasil pengawasan dari Bawaslu. Lembaga inilah yang mengawasi penyelenggaraan kontestasi politik ini, saya berharap kita sebagai ASN tetap netral, tidak mudah percaya hoax, hindari money politic, dan politisasi SARA. Wujudkan Pemilu Damai untuk pemimpin masa depan bangsa,” tutup Ketua PSSI Sultra ini. (lia)