KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Masa kampanye terbuka telah dimulai. Para kandidat dan partai politik (parpol) kian agresif menarik simpati masyarakat. Meski diberi kesempatan bersosialisasi, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Tenggara (Sultra) mengingatkan para kontestan dan simpatisan menghindari politisasi SARA dan kampanye hitam.
Ketua KPU Sultra Asril mengakui eskalasi politik di masa kampanye terbuka berpotensi mengakibatkan gesekan antar masyarakat. Untuk itulah, pendukung kandidat dan partai politik harus saling menghormati. Pentingnya menahan diri dan menghindari perilaku saling menghujat atau menghina berdasarkan perbedaan pilihan politik.
"Jangan lakukan politisasi SARA dan hindari kampanye hitam. Mengingat, kini telah dimulai pelaksanaan kampanye terbuka Pemilu 2024," ujar Asril kemarin.
Politisasi SARA dan kampanye hitam lanjut Asril, hanya akan memecah belah persatuan dan kesatuan,terutama dalam harmonisasi berbangsa dan bernegara khususnya di masyarakat Bumi Anoa. Ia mengajak untuk membangun budaya politik tanpa ujaran kebencian dan kampanye hitam, tetapi dengan menawarkan program kepada masyarakat.
"Dalam pelaksanaan Pemilu, bagaimana membangun budaya politik tanpa melakukan ujaran kebencian serta kampanye hitam untuk saling menjatuhkan, tetapi menawarkan program kepada masyarakat sehingga dapat dikenali jika terpilih nanti," paparnya.
Asril menekankan peran masyarakat bukan hanya sebatas memilih calon pemimpin dan legislatif, melainkan juga mengawasi kontestan terpilih pasca Pemilu. "Pemilu itu bukan soal siapa yang terpilih, tetapi juga kita mengawasi sampai pasca Pemilu, dan sebagai masyarakat kita harus berperan,"jelasnya.
Asril berharap agar Pemilu kali ini dapat terhindar dari hoaks dan kampanye hitam yang sering tersebar di media sosial.
"Peringatan ini menjadi panggilan bersama untuk menjaga kedamaian dan integritas Pemilu 2024, memastikan bahwa proses demokrasi berjalan dengan lancar tanpa terpengaruh oleh politisasi dan kampanye hitam yang dapat merugikan masyarakat," pungkasnya. (b/rah)