KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Kasus penyakit tuberkulosis (TB) di Kabupaten Kolaka mengalami peningkatan. Jumlah penderita penyakit menular itu mulai mengkhawatirkan. Sesuai data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, penderita TB di Bumi Mekongga pada tahun 2022 tercatat 423 orang dan 2023 lalu mengalami peningkatan menjadi 463 orang.
Wakil Supervisor (Wasor) TB Dinkes Kolaka, Ida Purwastuti, SKM., menjelaskan, penyebab masih tingginya kasus itu karena masih banyaknya pasien TB yang menolak berobat. Sementara, penularan penyakit yang selalu menyerang organ paruparu itu sangat mudah, karena bisa melalui udara.
“Ada pasien yang berobat namun putus atau tidak tuntas hingga enam bulan. Alasannya karena tidak sanggup membeli obat. Padahal ada obat TB di Puskesmas yang dapat diakses secara gratis,” beber Ida saat ditemui, Senin (15/1). Ia menambahkan, alasan lain pasien TB putus berobat karena tidak nyaman dengan efek samping obat. “Ada juga yang putus berobat karena setelah dua minggu cukup membaik, sehingga merasa dirinya sudah sembuh. Padahal pengobatan TB itu harus tuntas selama enam bulan,” jelasnya.
Agar penularan TB tidak terus meningkat, maka kata Ida, pihaknya mengikuti program TOSS dari Kementerian Kesehatan yang merupakan singkatan dari “Temukan, Obati Sampai Sembuh”. Salah satu caranya meningkatkan kapasitas petugas program TB melalui pelatihan agar dapat melayani masyarakat secara tepat.
“Jadi petugas kami akan melakukan skrining di tempat umum dan kontak pasien TB, seperti keluarga pasien. Juga kontak erat seperti teman nongkrong atau rekan kerja. Sehingga, semua yang ditemukan positif TB nantinya dapat diobati hingga sembuh agar tidak terjadi penularan ke masyarakat luas,” ujarnya.
Ida mengatakan, untuk mengoptimalkan pencegahan, pihaknya juga menyediakan seluruh logistik program TB seperti alat tes cepat molekuler. “Kami juga mengedukasi masyarakat tentang penyakit TB. Baik itu pencegahan, gejala dan pengobatannya serta cara mengakses pengobatan secara gratis,” pungkasnya. (c/fad)