Prodi Ilmu Komunikasi UHO Target Akreditasi Unggul

  • Bagikan
Harnina Ridwan Koordinator Prodi Ilmu Komunikasi Fisip UHO
Harnina Ridwan Koordinator Prodi Ilmu Komunikasi Fisip UHO

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID --Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Haluoleo (Fisip UHO) terus berbenah dalam rangka meningkatkan kualitas Prodi tersebut. Salah satunya dengan pengusulan dokumen akreditasi ke Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).

Koordinator Prodi Ilmu Komunikasi Fisip UHO, Harnina Ridwan mengatakan bahwa masa akreditasi ilmu komunikasi telah berakhir. Saat ini pihaknya sedang mengusulkan akreditasi baru di BAN-PT. “Sampai Maret ini untuk akreditasi A berakhir, Jadi kita sekarang mengusul akreditasi baru di BAN-PT,” ujarnya.

Hernina menjelaskan, bahwa penyusunan dokumen terkait akreditasi tersebut telah tuntas. Berbagai upaya terkait kebutuhan reakreditasi pun telah dioptimalkan sehingga dirinya pun menargetkan akreditasi Prodi Ilmu Komunikasi di tahun ini akan unggul. “Jadi target kami diakreditasi yang akan keluar itu hasilnya unggul,” jelasnya.

Mencapai akreditasi unggul tersebut , tentu diperlukan beberapa persyaratan, yakni data Visi-misi, sarana prasarana, kegiatan penelitian dan pengabdian dosen, kegiatan penelitian dan pengabdian mahasiswa, sumber daya manusia, kurikulum serta data alumni yang diterima dunia kerja. “Jadi 9 indikator yang kita diukur untuk mencapai unggul. Dan yang paling mempengaruhi akreditasi itu adalah alumni. Jadi sejauh mana alumni itu bisa bermanfaat kepada masyarakat itu mendapat nilai plus,” ungkapnya.

Koordinator Prodi Ilmu Komunikasi Fisip UHO itu, juga menyampaikan bahwa mencapai target akreditasi unggul tersebut juga harus memenuhi beberapa persyaratan yang sudah ditentukan BAN-PT, yakni pengisian tracer studi, sumber daya manusia (SDM) bergelar doktor dan profesor, keberimbangan tenaga pengajar dengan mahasiswa dan sarana prasarana serta alumni yang diserap di dunia kerja.

“Sumber daya ini maksudnya sudah banyak bergelar doktor dan tracer studinya mencapai 60 persen alumni dan dua alumni terakhir diwisuda harus sudah bekerja, tenaga pengajar yang seimbang dengan mahasiswa, sarana prasarana yang memadai,” tutup Harnina. (win/b)

  • Bagikan