-- Sulaeha Sanusi Lantang Menyuarakan Kepentingan Rakyat
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Hj. Sulaeha Sanusi, S.Pd., M.Si merupakan sosok humble, berwibawa, cerdas, disiplin dan tangguh. Perempuan kelahiran Lambuya, 15 Juni 1974 itu, “merobohkan” hegemoni pria di panggung politik. Sudah hampir 15 tahun, ia berkiprah di parlemen. Dari level kabupaten hingga provinsi. Tercatat, 5 tahun di DPRD Konawe - Konawe Utara, perempuan berusia 48 tahun itu, paling getol dan lantang menyuarakan kepentingan rakyat.
Sulaeha merasa butuh pengabdian yang lebih luas. Makanya, dia memilih naik level di DPRD Provinsi Sultra. Rakyat Konawe-Konawe Utara, percaya bila Sulaeha dapat menjadi jembatan aspirasi mereka di parlemen Sultra, seperti saat di DPRD Konawe 2004-2009 sebagai ketua fraksi PDI Perjuangan. Sulaeha terpilih sebagai legislator Sultra periode 2014-2019.
Pemilihan Calon Anggota Legislatif (Pilcaleg) 2019-2024, ia kembali bertarung. Kepercayaan rakyat Konawe-Konawe Utara kepada Sulaeha, masih begitu kuat. Ia terpilih lagi, mematahkan dominasi kaum pria di jagat perpolitikan. Ketangguhan Sulaeha di panggung politik makin terbukti dengan dipercaya menjabat Ketua Komisi IV DPRD Sultra 2019-2024.
Kepiawaian Hj Sulaeha Sanusi di panggung politik juga terlihat di Kabupaten Konawe Utara, saat Ia menjadi Ketua DPC PDIP Konawe Utara. Pasalnya, dia mampu membawa partai Berkepala Banteng ada di hati masyarakat. Masyarakat Konawe Utara yang menjunjung tinggi nilai keagamaan, kurang tertarik dengan partai yang bukan berbasis agama. Tapi eksistensi Sulaeha Sanusi telah merubah anggapan tersebut.
“Buktinya setelah saya menjadi Ketua DPC PDIP di Konut, bisa membawa anggota PDIP menjadi salah seorang Wakil Ketua di DPRD Konawe Utara. Hal ini tentu tidak mudah. Bila tidak memiliki kedekatan emosional dengan masyarakat, akan susah terwujud,” ujar Sulaeha.
Sulaeha Sanusi kembali bertarung di Pilkada tahun ini. Ia kembali maju di Parlemen Sultra dengan daerah pemilihan Konawe, Konawe Utara serta Konawe Kepulauan. Keinginannya untuk maju kembali, tentu dirinya masih ingin berjuang untuk masyarakat. Melalui kursi parlemen, dirinya tentu bisa berbuat lebih banyak lagi.
Sulaeha saat masih muda bercita-cita menjadi dokter, namun kenginan itu pupus. Takdir mengantarnya ke tempat pengabdian lain. Sulaeha memulai karier sebagai ibu rumah tangga. Namun ia merasa gundah saat tahu banyak kebutuhan dan aspirasi rakyat tak terdengar pemerintah. Ia merasa perlu terlibat memperjuangkan kepentingan rakyat. Bagi dia panggung politik adalah jalur pengabdian terbaik. Keinginannya memasuki belantara politik mendapat dukungan dari keluarga. Atas dukungan keluarga sehingga karier politik Sulaeha, moncer. Keluarga selalu memotivasinya untuk bekerja secara benar dan ikhlas.
“Itulah kekuatan saya untuk selalu maju dengan niat ibadah,” kata Sulaeha. Doa dan dukungan keluarga, memengaruhi Sulaeha menjadi sosok yang tegas dan berani berhadapan dengan siapapun, manakala memperjuangkan kebenaran dan kepentingan rakyat.
Ia tak peduli siapa yang menghadang, bagi dia kepentingan rakyat adalah yang utama. Kini di parlemen, ia memperjuangkan hak masyarakat untuk memperoleh pelayanan Kesehatan. Itu mengonbati mimpinya menjadi dokter yang tak terwujud.
“Di parlemen, salah satu tugasnya memperjuangkan kesehatan rakyat. Dari situ, saya bepikir ini jalan dari Allah, walau saya tidak jadi dokter, namun bisa berjuang untuk masyarakat agar sehat dengan cara yang lain. Mungkin ini salah satunya yang disebut berkah, manfaat dari pekerjaan itu untuk masyarakat,” kisahnya.
Menurut politisi PDIP itu, menjadi anggota DPRD bukan hanya sekadar maskot, tapi merupakan sarana dirinya sebagai manusia untuk bisa mengabdi. Berjuang untuk masyarakat mewujudkan rakyat sejahtera.
“Seperti amanah partai kami yaitu PDI Perjuangan, adanya kami untuk masyarakat kecil, agar mereka bisa menikmati kemerdekaan di negeri ini. Untuk itu di Komisi IV, kami perjuangkan agar fasilitas pendidikan, kesejahteraan guru dan fasilitas kesehatan memadai,” jelasnya.
Sulaeha merasa, didikan orang tua membuatnya menjadi perempuan tangguh dan ilmu itu tak didapatkan di bangku pendidikan formal. Ikhlas menjadi kunci kehidupan dan sukses dalam berkarier. Itu terinspirasi dari kedua orang tuanya yang berprofesi sebagai tenaga medis.
“Bapak saya mantri dan ibu seorang bidan yang melayani masyarakat di Lambuya. Mereka itu, kalau mengobati masyarakat biar tidak dibayar tetap bersungguh-sungguh yang penting pasiennya sembuh. Dari situ saya bisa mencontoh kalau bekerja dengan hati, jalannya mudah dan yang utama kita memperoleh berkah. (ali)
Riwayat Karier
-Anggota DPRD Konawe-Konawe Utara 2004-2009
-Ketua DPC PDIP Konawe Utara
-Anggota DPRD Sultra 2014-2019
-Ketua Fraksi PDI Perjuangan
-Anggota DPRD Sultra 2019- 2024
-Ketua Komisi 4 DPRD Sultra