KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra) bekerjasama dengan International Culture Communication Center (ICCCM) baru-baru ini melaksanakan International Visiting Lecture Bidang Construction dan Development of Water Conservancy melalui Zoom.
Rektor Unsultra, Prof. Dr. Andi Bahrun, M.Sc., Agric., mengungkapkan bahwa Unsultra terus menggaungkan Unsultra In Global Action Dream To Become a Future University, melalui program internasionalisasi dengan meningkatkan kolaborasi terkait project-project yang terkait internasionalisasi pendidikan yang selaras juga dengan MBKM.
“Unsultra bekerjasama dengan ICCCM melaksanakan program visiting lecture terkait development of conservancy. Kegiatan dilaksanakan secara virtual/ webinar dengan tema constructions and development of water conservancy and hydropower project in china and bidding for water conservancy and hydropower project and safety operation management of small reservoirs yang berlangsung selama 3 hari yaitu 20 hingga 22 Desember 2023 lalu,” bebernya.
Adapun pemateri yang dihadirkan dalam kegiatan adalah akademisi dari chongqing water resources and electrical engineering college china. Mr. Cheng Xiao Long. Kedua, pemateri konstruksi dan pengembangan proyek pemeliharaan air dan pembangkit listrik tenaga air. Ms. Li Wei membawakan materi tentang tender, penawaran pekerjaan di bidang pemeliharaan air dan teknik pembangkit listrik tenaga air dan Mr. Zhang Jung menyajikan materi tentang pengoperasian dan pengelolaan waduk kecil yang aman.
Sementara itu , Indonesia Regional Manager ICCCM, Cyntia Wu, mengatakan bahwa pelaksanaan program visiting lecture terkait development of conservancy selama 3 hari secara daring tersebut merupakan implementasi kerja sama antara ICCCM dengan Unsultra yang telah tertuang dalam MoU dan MoA.
“Sebagaimana diketahui ICCCM memiliki satu program Foreign Language Skill Training (FLST), yaitu sebuah program latihan yang mengkombinasikan skill terkait teknologi terkini dan bahasa asing. Hal ini tentu saja menjadi langkah awal yang luar biasa untuk mendorong dan mendukung kegiatan internasionalisasi pendidikan terutama support penuh untuk Unsultra,” ungkapnya.
Ketua Program Studi Teknik Sipil Unsultra, Ir. Vickky Anggara Ilham, S.T., M.T., menyebut bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat dan memberikan wawasan tentang konstruksi dan pengembangan proyek konservasi air dan pembangkit listrik tenaga air di Tiongkok. Kegiatan ini mendapat respon yang positif dan antusias mahasiswa untuk mengikutinya, terbukti bahwa peserta yang hadir dalam webinar ini berjumlah 78 orang.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Rektor dan khususnya ICCCM yang memfasilitasi dalam pelaksanaan kegiatan ini dan kepada seluruh pemateri dari Chongqing Water Resources and Electrical Engineering Collage. Semoga Kegiatan Seperti ini perlu ditingkatkan frekuensinya agar meningkatkan wawasan dan pengembangan Ilmu pengetahuan selalu kita ikuti sesuai dengan perkembangan zaman,” ucapnya.
Kegiatan Webinar ini, kata dia, pada umumnya memberikan gambaran tentang bagaimana pengembangan proyek konservasi air dan pembangkit listrik tenaga air di Tiongkok, tata cara penawaran untuk proyek konservasi air dan pembangkit listrik tenaga air serta bagaimana manajemen operasi keselamatan waduk.
“Kita tahu bersama bahwa Tiongkok telah menjadi salah satu negara yang sangat aktif dalam pengembangan proyek konservasi air dan pembangkit listrik tenaga air. Negara ini memiliki sejumlah besar pembangkit listrik tenaga air yang membantu menyediakan energi bagi populasi yang besar. Tiongkok telah membangun proyek-proyek besar seperti bendungan three gorges di sungai Yangtze, yang merupakan salah satu pembangkit listrik tenaga air terbesar di dunia,” terangnya.
Serta salah satu peserta, Wayan Roy Julianto, mahasiswa angkatan 2022 Prodi Teknik Sipil, menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan wadah yang luar biasa untuk memahami secara mendalam perkembangan terbaru dalam bidang konstruksi perairan khususnya di China. “Dalam seminar ini, saya terkesan dengan paparan para ahli yang mengulas berbagai aspek terkait pembangunan infrastruktur perairan, mulai dari teknologi konstruksi terbaru hingga praktek terbaik dalam manajemen proyek. Saya mendapati pemahaman yang lebih baik tentang strategi China dalam membangun infrastruktur perairan yang berkelanjutan dan efisien, serta pentingnya sinergi antara teknologi modern dan kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya air,” tuturnya.
Ia menambahkan, bahwa dirinya juga sangat mengapresiasi peluang untuk berinteraksi dengan para peserta dari berbagai negara, karena hal ini memungkinkan adanya pertukaran gagasan serta pengetahuan yang luas dalam upaya memajukan sektor konstruksi perairan secara global. Seminar ini telah memberikan wawasan yang berharga dan ia yakin bahwa implementasi ide dan informasi yang diperoleh akan sangat bermanfaat dalam kontribusi di bidang tersebut.
“Saya berharap semakin banyak kegiatan semacam ini guna memperkaya pemahaman kita tentang pembangunan infrastruktur perairan yang berkelanjutan. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan dan semoga acara serupa dapat terus diadakan untuk mendukung pertukaran pengetahuan global yang lebih luas,” tutupnya. (win/b)