Konsumsi Beras Masih Tergolong Tinggi

  • Bagikan
Kepala Disketapang Sultra, Ari Sismanto
Kepala Disketapang Sultra, Ari Sismanto

--Disketapang Masifkan Disverifikasi Pangan

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terus melangkah maju dalam mengoptimalkan diversifikasi pangan. Tidak hanya masyarakat umum, pemerintah melalui Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) turut mengedukasi pelajar. Dengan mengomsumi beragam makanan pokok, pemerintah bisa menciptakan generasi unggul.

Kepala Disketapang Sultra Ari Sismanto menekankan pentingnya diversifikasi pangan dengan menghadirkan konsumsi makanan beragam, bergizi seimbang dan aman (B2SA). Yang mana, B2SA ini makan yang beragam terdiri dari sayur, buah, lauk pauk, nutrisi dan karbohidrat.

“Kita harus terus mengedukasi masyarakat sebab dengan konsumsi B2SA kita bisa ciptakan generasi muda yang handal, aktif, produktif dan berdaya saing,” kata Ari Sismanto, Jumat (29/12).

Dalam kurun waktu 2023, pihaknya telah menggelar promosi ketahanan pangan di sejumlah sekolah di wilayah Sultra. Tidak hanya di Kota Kendari, namun juga di Baubau, Buton, Buton Selatan, Buton Tengah, Wakatobi, Buton Utara, Konawe Utara, Konawe, Konawe Selatan, Bombana, Kolaka Timur, Muna dan Muna Barat. Pada dasarnya, pemerintah berupaya meningkatkan kesadaran akan diversifikasi pangan lokal.

“Diversifikasi pangan lokal saat ini masih menjadi hal penting untuk terus di edukasi kepada seluruh masyarakat Sultra khususnya kepada para pelajar. Ini tentu bukan saja menjadi fokus tahun ini tetapi juga 2024 mendatang,” ujarnya.

Program ini kata dia, penting mengingat tingkat konsumsi beras masyarakat Sultra masih cukup besar. Saat ini, konsumsi beras Sultra berada dikisaran 103 kilogram perkapita per tahun. Artinya satu orang masih mengkonsumsi beras sampai 103 kilogram perkapita per tahun. Dalam peraturan menteri (Permen) kesehatan, konsumsi beras harusnya maksimal berada dikisaran 85 kilogram perkapita per tahun.

“Kenyang tidak harus dengan nasi. Karenanya substitusi pangan nasi itu bisa dilakukan dengan sagu, sorgum, ubi-ubian, jagung, pisang serta masih banyak sumber pangan. Melalui edukasi berkelanjutan, mereka berharap dapat mengurangi konsumsi beras dan meningkatkan konsumsi sayur-sayuran serta protein,”pungkasnya. (c/ rah)

  • Bagikan

Exit mobile version