KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Pengurus Daerah (Pengda) Majelis Korps Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kolaka Timur (Koltim) menggelar dialog kebangsaan. Dialog yang digelar di Hotel Plaza Iin Kendari, Jum’at (29/12) menghadirkan pembicara dari sesepuh alumni KAHMI Sultra. Diantaranya kordinator
Presidium Majelis KAHMI Sultra Muhammad Endang dan Najib Husain (akademisi). Presidium Pengda Majelis KAHMI Koltim Andi Muhammad Iqbal Tongasa yang diwakili Irwansyah mengatakan kegiatan ini menjadi wadah untuk berdialog mengenai potret demokrasi Indonesia dalam menghadapi Pemilu 2024.
“Dialog yang mengusung tema “Memotret Wajah Demokrasi Indonesia Dalam Menghadapi Pemilu Tahun 2024. Kegiatan ini melibatkan berbagai lembaga organisasi kepemudaan,maupun mahasiswa, juga dari beberapa pengurus KAHMI Sultra,” ujarnya.
Sementara itu, Koordinator Presidium Pengurus Majelis Wilayah Sultra Muhammad Endang mengatakan kondisi demokrasi Indonesia saat ini mengalami kesenjangan. Pada Pemilu lalu, masyarakat kebanyakan mau dimobilisasi namun terkesan enggan berpartisipasi menyalurkan suara. “Jadi, jangan heran trend Indeks demokrasi kita cenderung menurun, “ ungkapnya.
Senada diungkapkan pemateri lainnya,Najib Husain. Menurutnya, dalam proses pengambilan kebijakan kebanyakan legislatif mengikuti kemauannya eksekutif. Sehingga nilai-nilai demokrasi tidak berjalan. Dalam amatannya, hanya ada dua fase Pemilu yang demokratis. Yakni pemilu tahun 1955 dan pemilu tahun 1999.
“Sementara tahun-tahun lainnya penuh dengan kekurangan, termasuk pemilu 2019 lalu. Di rezim saat ini mengalami penurunan Indeks diangka 6,5 persen ketimbang rezim SBY, masih berada pada Indeks demokrasi 7 persen,” ujarnya. (c/kam)