Harmin Ramba Komitmen Tekan Angka Stunting

  • Bagikan
Pj Bupati Harmin Ramba dalam sebuah kegiatan pemerintahan di Kabupaten Konawe. Pj Bupati Harmin bertekad menekan angka stunting di wilayahnya hingga berada di angka 19 persen.
Pj Bupati Harmin Ramba dalam sebuah kegiatan pemerintahan di Kabupaten Konawe. Pj Bupati Harmin bertekad menekan angka stunting di wilayahnya hingga berada di angka 19 persen.

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Harmin Ramba mencanangkan program 100 hari kerja usai dilantik sebagai Penjabat (Pj) Bupati Konawe, akhir September 2023. Salah satu program prioritas 100 hari kerjanya, yakni menyangkut penanganan stunting di Konawe. Pj Bupati Harmin Ramba menargetkan angka stunting di Konawe bisa ditekan hingga 19 persen.

Pj Bupati Konawe Harmin Ramba mengatakan, prevalensi kasus stunting di Konawe, tahun 2023 ini tercatat berada di angka 28,3 persen. Katanya, angka tersebut naik jika dibandingkan tahun 2022 sebesar 26 persen.

"Dan angka itu menempatkan Konawe berada di urutan ke-8 dari 17 kabupaten/kota se-Sultra. Makanya, akselerasi penurunan stunting ini menjadi prioritas saya selama menjabat Pj Bupati Konawe," ujar Pj Bupati Harmin Ramba, kepada Kendari Pos, Jumat (29/12/2023), kemarin.

Pj Bupati Harmin menuturkan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe terus berinovasi dan berupaya agar tren angka stunting tidak beranjak naik. Ia mengaku telah memerintahkan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Konawe untuk bekerja keras menekan dan menurunkan angka stunting.

Salah satu langkah yang dilakukan, yakni membentuk tim pendamping bagi calon pengantin yang berada di desa dan kelurahan se-Kabupaten Konawe.
"Pendamping ini dimaksudkan untuk memastikan gizi calon ibu tercukupi. Mulai dari proses hamil hingga melahirkan," beber Kepala Badan Kesbangpol Sultra itu.

Pj Bupati Harmin menambahkan, untuk mencegah stunting, diperlukan sinergisitas antara pemangku kepentingan di Konawe. Ia meyakini dengan sinergisitas pihak-pihak terkait itu, angka stunting di Konawe bisa menurun.

"Jika semua pihak bergotong royong, kita upayakan progres angka stunting tahun 2024 berada di angka 19 persen," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala DPPKB Konawe Tam Sati Sam mengemukakan, Pemkab Konawe memaksimalkan upaya penanganan kasus stunting. Sinergisitas dengan sejumlah pihak pun dilakukan. Termasuk, kolaborasi lewat program Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) yang diyakini dapat menekan prevelensi kasus stunting di Konawe.

Tam Sati Sam mengatakan, BAAS merupakan bentuk tindaklanjut dari Peraturan Presiden (Perpres) nomor 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting yang holistik, integratif dan berkualitas. Lewat koordinasi, sinergi dan sinkronisasi diantara pemangku kepentingan, angka stunting bisa berkurang diseluruh wilayah RI.

"BAAS ini seperti orang tua asuh. Yang masuk dalam program BAAS, terdiri dari unsur Forkopimda, Camat, pihak perbankan dan dunia usaha, serta lain sebagainya," ujar Tam Sati Sam.

Mantan Camat Amonggedo itu menuturkan, nantinya orang tua asuh akan berkoordinasi Puskesmas setempat dalam mengidentifikasi penderita stunting. Kemudian, BAAS tersebut akan memberikan asupan makanan bergizi yang dibutuhkan selama 6 bulan kedepan penderita stunting.

"Namun tetap berkoordinasi dengan petugas kesehatan di Puskesmas. Jika si anak penderita stunting harus diberi telur, mereka akan berikan telur atau yang lainnya. Maksudnya, supaya bisa tepat sasaran," ucapnya.

Tam Sati Sam menyebut, BAAS merupakan program yang bersifat kemanusiaan. Sebab, kebanyakan indikasi stunting sangat identik dengan faktor ekonomi masyarakat. "Dengan adanya BAAS di tengah-tengah masyarakat, sekiranya dapat membantu kebutuhan pangan bagi penderita stunting," tutupnya. (adi/b)

  • Bagikan