Dari Desa Untuk Sultra Maju

  • Bagikan
Kepala DPMD Sultra, I Gede Panca (tengah), Redaktur Rubrik Politik Kendari Pos, Ramadhan (kanan), karyawan Kendari Pos Rafiatul Mar'ah (2 dari kanan), Manajer Sirkulasi Resmin (kiri) dan staf divisi iklan Oni (2 dari kiri) usai diskusi di Podcast Kendari Pos Channel, Selasa (19/12/2023). (MUH. ABDI ASMAUL AMRIN / KENDARI POS)
Kepala DPMD Sultra, I Gede Panca (tengah), Redaktur Rubrik Politik Kendari Pos, Ramadhan (kanan), karyawan Kendari Pos Rafiatul Mar'ah (2 dari kanan), Manajer Sirkulasi Resmin (kiri) dan staf divisi iklan Oni (2 dari kiri) usai diskusi di Podcast Kendari Pos Channel, Selasa (19/12/2023). (MUH. ABDI ASMAUL AMRIN / KENDARI POS)

--DPMD Sultra Stimulasi Peran Aparatur Desa Kelola Potensi Unggulan

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Pertumbuhan laju perekonomian desa berkontribusi terhadap kemajuan Provinsi Sultra di masa mendatang. Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Provinsi Sultra dalam komando I Gede Panca, mendorong peningkatan peran aparatur desa dalam mengelola potensi unggulan desa. Dengan kata lain, dari desa untuk Sultra maju. Sebab, Sultra memiliki banyak sumber daya alam (SDA) namun harus dikelola oleh SDM aparatur desa yang mumpuni.

“Pertama yang dibutuhkan adalah SDM aparatur desa yang dapat mendidik masyarakat binaanya dalam rangka menumbuhkan kemampuan untuk mengelola sumber daya yang berada di desa,” ujar Kepala DPMD Sultra, I Gede Panca mengawali diskusi dalam Podcast Kendari Pos Channel yang dipandu Redaktur Rubrik Politik dan Pemerintahan Kendari Pos, Ramadhan di Graha Pena, Selasa (19/12/2023). I Gede Panca mengatakan DPMD Sultra terus mendorong peningkatan SDM aparatur desa dalam hal mengelola potensi desa. Menurutnya, potensi desa yang ada di Sultra ini cukup besar seperti di Kabupaten Bombana, Kolaka, Kolaka Utara, Konawe dan Buton. Di daerah-daerah itu terdapat aktivitas pertambangan aspal, nikel, emas dan perkebunan sawit.

“Nah, sejatinya masyarakat desa dapat berpartisipasi aktif di sana agar dapat meningkatkan kesejahteraannya dan membangun perekonomian berkelanjutan. Beda halnya di Jakarta, kita hanya bisa mendorong masyarakat untuk kreatif dan mendorong UMKM. Sementara di Sultra masih banyak potensi yang dapat dikembangkan,” ungkap I Gede Panca memberi perbandingan.

Sebelum berdinas di Sultra, I Gede Panca meniti karier Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Jakara pada tahun 1990 hingga 2018. Dalam pengabdiannya itu, ia banyak berurusan dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat. Ketika pindah tugas ke Sultra, Juli 2018, I Gede Panca mengaktualisasikan pengalaman kerjanya selama di Jakarta dalam hal pemberdayaan masyarakat desa di Sultra.

Bagi I Gede Panca, sektor pertambangan yang bergerak di desa-desa seharusnya mampu menjadikan desa tersebut maju dan berkembang. Namun hal itu belum terwujud karena terkendala dari aspek SDM aparatur desa. “Aparatur desa belum memahami tentang besarnya SDA yang dapat dikelola untuk kesejahteraan masyarakat,” tuturnya.

Kondisi itu diperparah dengan tingkat kesadaran investor belum sepenuhnya berpihak kepada masyarakat selaku pemilik atau penghuni pertama di wilayah tersebut. “Inilah kendala-kendala yang sampai sekarang ini dapat kita lihat bahwa sektor pertambangan yang nilai ekonomisnya sangat tinggi belum berpengaruh banyak terhadap kesejahteraan masyarakat disekitarnya. Contoh, di Kolaka justru tingkat kemiskinan yang cukup tinggi dibanding dengan kabupaten-kabupaten lain di Sultra,”sebut I Gede Panca. Padahal Kabupaten Kolaka memiliki SDA mineral yang berlimpah. Ada aktivitas pertambangan nikel di sana. “Nah inilah yang harus diperbaiki, yang harus disosialisasikan , dan memberikan pemahaman terhadap masyarakat Sultra agar dapat memanfaatkan peluang-peluang yang ada di desa tersebut,” tegas I Gede Panca.

Di sisi lain, kata dia, banyak hal yang dapat dilakukan dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat. Diantaranya, meningkatkan jenis-jenis usaha yang bisa memberikan multiplier effect. Misalnya di bidang pariwisata yang dapat melibatkan banyak sektor seperti perhotelan, restoran, dan dukungan transportasi.

“Namun kendala dari sektor pariwisata yaitu tarif transportasi yang mahal dan kurang jangkauan pada jalur udara. Di sini pemerintah telah hadir dan berusaha agar transportasi di Sultra ini bisa lancar apalagi terkait dengan transportasi pada pariwisata,”imbuh I Gede Panca.

Dikatakan I Gede Panca, kendala lain yang mempengaruhi pertumbuhan perekonomian masyarakat desa adalah adanya gelombang urbanisasi. Masyarakat desa pindah ke kota untuk mencari pekerjaaan/ penghasilan. Padahal mereka dapat membangun unit usaha di desanya dengan potensi yang dimiliki.

“Dengan adanya Dana Desa (DD) diharapkan adanya pelatihan terhadap aparatur desa agar dapat merencanakan dan membelanjakan DD secara efektif dan efesien. Sehingga masyarakat desa memiliki penghasilan melalui unit usaha atas pendampingan aparatur desa,” jelas I Gede Panca.

Selanjutnya, setiap desa harus kreatif meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes) melalui pemanfataan potensi desa. “Misalnya, PAD dari CSR perusahaan tambang di Kolaka. Atau membuat kerajinan yang bernilai jual, sehingga dapat menjadi PADes,”terang I Gede Panca.

Selain itu, pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) harus profesional sehingga dapat membuka peluang kerja bagi masyarakat. Pada gilirannya, masyarakat dapat terlibat dalam kegiatan usaha yang bekerja sama BUMDes.

“BUMDes juga harus mengatur dan mengelola keuangan yang baik dan belajar strategi bisnis. Itu bisa dilakukan melalui pelatihan BUMDdes dalam program peningkatan pembangunan desa,” tandas I Gede Panca. (kam/b)

Membangun Desa

PERAN APARAT DESA
-Pertumbuhan laju perekonomian desa berkontribusi terhadap kemajuan Sultra di masa mendatang
-Dinas DPMD Provinsi Sultra mendorong peningkatan peran aparatur desa
-Terutama peran aparatur desa dalam mengelola potensi unggulan desa
-Dengan kata lain, dari desa untuk Sultra maju
-Sebab, Sultra memiliki banyak SDA namun harus dikelola oleh SDM aparatur desa yang mumpuni

MENGELOLA SDA DESA
-Aparatur desa dapat mendidik masyarakat untuk mengelola SDA desa
-Potensi desa yang ada di Sultra cukup besar seperti di Bombana, Kolaka, Kolaka Utara, Konawe dan Buton
-Di daerah-daerah itu terdapat aktivitas pertambangan aspal, nikel, emas dan perkebunan sawit
-Sejatinya masyarakat desa dapat berpartisipasi aktif agar kesejahteraannya meningkat
-Selain itu dapat membangun perekonomian berkelanjutan di desa

DESA BELUM SEJAHTERA
-Sektor pertambangan yang bergerak di desa-desa seharusnya mampu menjadikan desa maju dan berkembang
-Namun hal itu belum terwujud karena terkendala aspek SDM aparatur desa
-Aparatur desa belum memahami tentang besarnya SDA yang dapat dikelola
-Kondisi itu diperparah dengan belum sepenuhnya investor berpihak kepada masyarakat
-Sektor pertambangan belum berpengaruh banyak terhadap kesejahteraan masyarakat
-Ini mesti diperbaiki, agar masyarakat dapat memanfaatkan peluang-peluang yang ada di desa

KENDALA LAIN
-Kendala lain yang mempengaruhi perekonomian desa adalah urbanisasi
-Masyarakat desa pindah ke kota untuk mencari pekerjaaan/penghasilan
-Padahal mereka dapat membangun unit usaha di desanya dengan potensi yang dimiliki

SOLUSI
-Meningkatkan jenis usaha yang bisa memberikan multiplier effect
-Misalnya di bidang pariwisata yang melibatkan banyak sektor
-Manfaatkan Dana Desa (DD) untuk pelatihan aparatur desa
-SDM aparatur desa yang mumpuni, dapat mendampingi masyarakat membangun unit usaha
-Setiap desa harus kreatif meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes)
-Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) harus profesional
-BUMDes profesional dapat membuka peluang kerja bagi masyarakat
-Masyarakat dapat terlibat dalam kegiatan usaha bersama BUMDes

SUMBER : DPMD SULTRA
DATA DIOLAH KENDARI POS

  • Bagikan

Exit mobile version