45 Kursi Diperebutkan 691 Caleg

  • Bagikan
Asril
Asril

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Pemungutan suara pemilu 2024 akan berlangsung 14 Februari. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sultra menyiapkan 45 slot (kursi) DPRD dan diperebutkan sebanyak 691 caleg provinsi.

Ketua KPU Sultra, Asril mengungkapkan, jumlah kursi DPRD Sultra yang disiapkan sebanyak 45 orang, sudah diatur dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 6 Tahun 2023 tentang Daerah Pemilihan (Dapil) dan Alokasi Kursi DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota Pemilu 2024.

Asril menambahkan, sebanyak 45 kursi yang disiapkan berasal dari enam Dapil yang meliputi Dapil Sultra 1 Kota Kendari enam kursi, Dapil Sultra 2 Konawe Selatan (Konsel) dan Bombana delapan kursi, dan Dapil Sultra 3 Muna, Buton Utara (Butur), dan Muna Barat (Mubar) enam kursi.

Selanjutnya, Dapil Sultra 4 Buton, Buton Tengah (Buteng), Wakatobi, Buton Selatan (Busel), Baubau sepuluh kursi, Dapil Sultra 5 Kolaka, Kolaka Utara (Kolaka), Kolaka Timur (Koltim) sembilan kursi, Dapil Sultra 6 Konawe, Konawe Utara (Konut), Konawe Kepulauan (Konkep) enam kursi. “Soal penetapan jumlah kursi DPRD semua sudah diatur dalam Peraturan KPU,” tegasnya.

Terpisah, Pengamat Politik dari Universitas Halu Oleo (UHO), Dr. Najib Husain mengatakan jumlah 45 kursi DPRD Sultra sudah ideal karena sudah melalui kajian teknis dari KPU. Menghadapi Pileg ini, Najib meminta semua pihak tidak mempersoalkan masalah jumlah kursi, melainkan kurangnya sosialisasi caleg pada masa kampanye. Ia memprediksi kurangnya sosialisasi saat masa kampanye ini berpotensi menciptakan pendekatan pragmatis.

“Kalau memang dianggap bahwa pendekatan yang kampanye terbuka atau mengumpulkan orang itu tidak efektif, bisa jadi mereka (Caleg) akan menggunakan pendekatan pragmatis. Pendekatan ini berarti sudah terbangun dalam pikiran para caleg bahwa yang menentukan kemenangan itu didetik terakhir atau dengan melakukan serang fajar atau serangan Dhuha. Ini rawan bagi demokrasi kita,” kata Najib. Najib menyarankan para Caleg di sisa masa kampanye saat ini bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk berkampanye misalnya door to door.

“Sebenarnya dengan posisi ini (konstelasi politik) bisa menjadi ruang para caleg muda meyakinkan pemilih bahwa mereka punya program yang beda dengan caleg sebelumnya. Saya harap mereka tidak terjebak dengan kondisi pragmatis hari ini,” pungkasnya. (ags/b)

  • Bagikan