KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Muna Barat (Mubar) menginginkan pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan tanpa kecurangan. Dibutuhkan dukungan wartawan untuk mengawasi tahapan hajatan demokrasi.
Ketua Bawaslu Mubar, Awaludin Usa, mengatakan lembaganya meminta dukungan wartawan untuk mengawasi serta melakukan pencegahan terhadap potensi pelanggaran Pemilu.
“Bicara soal pemilu maka ini bicara soal tanggung jawab kita bersama untuk menyukseskannya. Butuh kontrol semua pihak dalam menjalankan regulasi. Termasuk teman-teman wartawan. Kita butuh kontribusi teman-teman untuk mengawasi dan melakukan pencegahan apabila ada potensi pelanggaran,” kata Awaluddin saat rapat koordinasi dengan insan pers di Mubar, Kamis (14/12).
Mantan Ketua KPU Mubar itu menyebut jumlah personel Bawaslu untuk mengawasi Pemilu sangat sedikit. Setiap kecamatan hanya ada tiga petugas Panwas Kecamatan dan di desa hanya ada satu petugas Panwas. Sementara wilayah kerja dengan mencakup seluruh wilayah di Mubar begitu luas. Sehinga Bawaslu Mubar punya keterbatasan personel dalam melakukan pengawasan.
“Peran wartawan sangat penting di negara demokrasi ini. Sebagaimana telah menjadi pengetahuan umum bahwa wartawan adalah pilar demokrasi. Makanya kita ingin wartawan bersamasama Bawaslu untuk melakukan tugas-tugas mencegah dan mengawasi proses pelaksanaan Pemilu. Sehingga berjalan sesuai regulasi dan terjaga kemurniannya,” ucapnya.
Pertemuan yang digelar Bawaslu bersama insan pers di Mubar digagas dalam forum formal dengan mengusung tema “pengelolaan kehumasan, peliputan dan dokumentasi serta informasi publik”.
Dalam pertemuan itu Bawaslu Mubar menghadirkan pemateri Akademisi UHO, Prof Usman Rianse yang sekaligus Rektor Universitas Karya Persada Muna.
“Isu-isu kursial Pemilu kita bahas untuk mengetahui potensi apa saja yang dihadapi di Pemilu ini. Sehingga menjadi bahan kita untuk melakukan pencegahan. Karena dari berita yang dibuat teman-teman wartawan terhadap dugaan pelanggaran Pemilu menjadi bahan dasar kita untuk tindak lanjuti melakukan penelusuran,” tutup mantan jurnalis Kendari Pos itu.
Sementara itu, Prof. Usman Rianse mengatakan peran wartawan sebagai corong informasi publik sangat penting. Tak terkecuali dimomentum Pemilu. Peran wartawan dengan menyajikan berita yang sesuai fakta sangat dibutuhkan untuk mencerahkan masyarakat.
“Dalam menjalankan tugas-tugasnya wartawan mengacu pada Undang- Undang Pers dan kode etik. Apapun kondisinya wartawan harus tepat mengacu pada etika profesinya. Tidak boleh mengarang- mengarang berita. Silakan menulis asal jangan hoax. Dan selama ini belum ada wartawan yang buat berita bohong, karena dia memiliki kode etik,” tutup mantan Rektor UHO. (ahi/b)