KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Proyek pembangunan patung Pahlawan Nasional Oputa Yi Koo di Kota Mara, Kota Baubau, terus dikebut. Kini patung Oputa Yi Koo dengan tinggi 23 meter itu, sedang dirakit.
Kepala Dinas Cipta Karya Bina Konstruksi dan Tata Ruang Sultra Martin Effendi Patulak mengatakan, untuk pengerjaan konstruksi patung Oputa Yi Koo di Baubau ditarget rampung akhir tahun ini. Proyek yang sudah dikerja selama 2 tahun ini menelan anggaran Rp 50an miliar. “Progress pengerjannya saat ini sudah sampai 65 persen,” ungkap mantan Kepala Dinas Sosial Sultra itu.
Ia mengungkapkan sejauh ini, tahap pengerjaan proyek itu sudah mulai merakit kaki dari patung tersebut. Tinggi kaki patung itu sekira 10 meter. Setelah itu dilanjutkan ke tahap perakitan untuk bagian pinggang sampai dada patung.
Pihaknya memproyeksi perakitan patung akan selesai dikerja selama dua minggu. Bila prediksi itu sesuai jadwal, kata dia, maka seluruh patung sudah tuntas dirakit saat akhir Desember.
“Kita berharap pengerjaan patung Oputa Yi Koo dengan tinggi 23 meter itu, bisa terlaksana tuntas akhir Desember ini. Jadi yang akan kita selesaikan lebih lanjut adalah lokasi rekreasi, jadi nanti akan ada tambahan kegiatan di tahun 2024,” pintanya.
Ia mengatakan material patung itu didatangkan dari Pulau Jawa yang dikirim ke Baubau secara bertahap. Pengerjaan patung dilakukan bertahap. Mulai dari kaki, badan, hingga kepala. Saat ini, ia mengakui, material yang cukup sulit diperoleh adalah split. Menurutnya, pengusaha split, lebih dominan menjual material ke Perusahaan Pertambangan. Apalagi kebutuhan split bagi aktivitas pertambangan cukup tinggi. Namun itu bukan menjadi kendala dalam menyelesaikan proyek infrastruktur yang sedang ditangani Dinas Cipta Karya, Bina Konstruksi dan Tata Ruang Sultra.
Menurutnya, patung ini akan memberikan nilainilai luhur keteladanan seorang pahlawan kepada masyarakat. Dengan begitu, masyarakat Sultra bisa berbangga karena memiliki pahlawan nasional yang dulu berjuang melawan penjajah. “Jadi mereka bisa belajar nilainilai kepahlawanan dari Oputa Yii Koo dalam rangka meningkatkan kecintaan terhadap tanah air,” pungkas Martin Effendi Patulak. (rah/b)