Tingkatkan Eksistensi Bahasa Daerah dan Budaya

  • Bagikan
JAGA EKSISTENSI : Para pegiat literasi dan sastra di Kota Baubau dalam wadah Limbo Wolio Institute, ketika menggelar berbagai kegiatan, mulai dari sosialisasi, workshop, lomba hingga festival untuk menuangkan ide serta kreativitas dalam merevitalisasi eksistensi kesusastraan nasional dan konservasi di daerah. (ELYN IPO/KENDARI POS)
JAGA EKSISTENSI : Para pegiat literasi dan sastra di Kota Baubau dalam wadah Limbo Wolio Institute, ketika menggelar berbagai kegiatan, mulai dari sosialisasi, workshop, lomba hingga festival untuk menuangkan ide serta kreativitas dalam merevitalisasi eksistensi kesusastraan nasional dan konservasi di daerah. (ELYN IPO/KENDARI POS)

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Para pegiat literasi dan sastra di Kota Baubau mendapat ruang dan kesempatan istimewa untuk menuangkan ide serta kreativitasnya. Limbo Wolio Institute baru saja menggelar berbagai kegiatan. Mulai dari sosialisasi, workshop, lomba hingga festival. Itu diinisiasi dengan tujuan untuk merevitalisasi eksistensi kesusastraan nasional dan konservasi di daerah.

Kegiatan itu merupakan pengejawantahan dari program bantuan pemerintah dibidang kebahasaan dan kesastraan, Penguatan Komunitas Sastra tahun anggaran 2023 di bawah naungan Pusat Pengembangan dan Perlindungan Bahasa, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Ketua Panitia Penyelenggara, Wa Ode Nurhayati, mengatakan, sebelum festival, upaya pelestarian bahasa dan sastra daerah sudah dilakukan dengan sosialisasi yang melibatkan tidak kurang dari 50 pelajar SMP dan SMA sebagai pesertanya. “Ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan pengetahuan tentang kondisi eksistensi bahasa Wolio saat ini dan mengenalkan sastra daerah yang dulunya populer di Kota Baubau,” katanya, Kamis (7/12).

Setelah sosialisasi, pihaknya juga memberikan stimulan untuk meningkatkan kecintaan terhadap dunia sastra dan kemampuan menulis melalui workshop. Pesertanya terdiri dari 30 pelajar SMP dan siswa SMA se-Kota Baubau. Workshop ini menghadirkan pemateri andal yang memiliki ilmu mumpuni dalam bidang penulisan Cerpen dan puisi.

“Kita undang Ade Faisal, seorang penulis aktif dan sudah memiliki banyak buku kumpulan Cerpen yang telah dipublikasikan. Untuk puisi, ada Ibu Zulyah, aktif dibidang literasi dan seni puisi di Kota Baubau,” urai Wa Ode Nurhayati. Pasca pelaksanaan workshop pada salah satu hotel di Baubau itu, Limbo Wolio Institute juga menggelar lomba baca puisi dan syair Kabhanti.

Setiap peserta wajib memilih puisi yang telah disiapkan panitia. Mulai dari puisi Buton 1969 karya Irianto Ibrahim, membaca tanda-tanda karya Taufik Ismail dan tangan yang lain, karya Tya Setyadi. Sementara untuk tradisi syair, seluruh peserta wajib memerdengarkan Kabhanti Bula Malino.

“Lomba membaca syair Kabhanti diselenggarkan sebagai bentuk upaya pengenalan dan memertahankan kesastraan daerah,” terang Magister Sastra Inggris Universitas Hasanudin itu.

Sebagai penutup, panitia menggelar malam puncak Festival Literasi Kampung Wolio di Hotel Mira Baubau. Pada pelaksanaan malam puncak ini menghadirkan maestro dongeng, La Ode Alirman, yang merupakan penutur lokal berlevel nasional. Selain itu, dalam kegiatan tersebut juga diumukan para pemenang lomba.

“Kami sangat bersyukur, ternyata animo dan antusiasme masyarakat Kota Baubau dalam kegiatan ini sangat besar. Dari pelaksanaan sejak 15 November sampai 6 Desember lalu, itu cukup ramai. Sehinga tujuan kita dalam mendorong peningkatan eksistensi bahasa dan kekayaaan budaya, ini terbilang sukses,” pungkas Wa Ode Nurhayati. (c/lyn)

  • Bagikan