--Pengamat : Lebih Ramai Kampanye di Medsos
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Genderang kampanye terbuka dan tatap muka ditabuh 28 November 2023. Sejauh ini, masa kampanye caleg dan capres masih sepi di Sultra. Berbeda dengan tradisi kampanye pada masa-masa sebelumnya yang selalu ramai mobilisasi massa di lapangan. Ada orasi politik, panji-panji partai politik berseliweran. Bahkan kampanye diramaikan konvoi kendaraan peserta Pemilu. Di Sultra masih jarang caleg dan capres kampanye terbuka.
Pengamat politik Sultra Andi Awaluddin Ma’ruf, SIP., M.Si menilai, ada perubahan metode kampanye saat ini. Andi Awaluddin Ma'ruf mengatakan tim pemenangan caleg dan capres cenderung memanfaatkan media sosial (medsos) untuk menyosialisasikan program kerjanya.
"Saat ini dialog atau riuh soal Pilpres misalnya, lebih ramai kampanye di medsos seperti grup WA (WhatsApp), dan FB (Facebook) dan lainnya. Jadi akhirnya konsentrasi mobilisasi massa untuk kampanye terbuka meredup oleh dialog di medsos," ujarnya kepada Kendari Pos, Rabu (6/12/2023), kemarin.
Akademisi Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK) itu, menjelaskan sejatinya masa kampanye ini benar-benar dimaksimalkan tim pemenangan untuk mempromosikan caleg dan capresnya. Sebab, ketua tim pemenangan di Sultra, selain bertugas untuk memenangkan capres usungan parpolnya, juga memiliki beban sebagai caleg pada Pemilu 2024.
Andi Awaluddin Ma'ruf menyebut Ketua Tim Pemenangan Daerah Anies - Muhaimin (AMIN) di Sultra, Ali Mazi. Selain caleg DPR RI dari Partai Nasional Demokrat (NasDem) Dapil Sultra, Ali Mazi juga bertugas memenangkan capres cawapres Amin di Sultra. Selanjutnya Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran di Sultra, Abdurrahman Shaleh (ARS) dari Partai Amanat Nasional (PAN). Lalu ada Andi Sumangerukka (ASR), selain Ketua Tim Pemenangan Daerah (TPD) capres Ganjar-Mahfud, ASR juga caleg DPR RI Dapil Sultra dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
"Rata-rata tim relawan ditingkat provinsi adalah caleg yang akan bertarung pada Pemilu 2024. Itu menunjukan tokoh parpol yang juga caleg tentu akan bekerja mendapatkan kursi di DPR. Jadi konsentrasinya pecah," ungkap Andi Awaluddin Ma'ruf.
Kendati demikian, ia berharap seluruh peserta pemilu bisa mematuhi aturan kampanye seperti yang sudah diatur dalam Peraturan KPU (PKPU) Nomor 15 Tahun 2023 tentang kampanye Pemilu 2024 sehingga terwujud Pemilu yang jujur dan adil.
Terpisah, Koordinator Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan Sumber Daya Manusia KPU Sultra, Amiruddin mengatakan, masa kampanye telah ditetapkan melalui PKPU Nomor 15 Tahun 2023. Kampanye dilaksanakan selama 75 hari terhitung sejak 28 November 2023 - 10 Februari 2024.
Amiruddin berharap selama kampanye berlangsung, para caleg, dan capres taat dalam aturan yang telah ditentukan penyelenggara. “Informasi yang disampaikan itu secara terbuka apa adanya. Jangan dibumbu-bumbui, yang pada akhirnya menimbulkan disinformasi atau provokasi. Itu tidak dibenarkan,” tuturnya.
Sebelumnya, pengamat politik Sultra lainnya, Dr.Muh Najib Husain, S.Sos., M.Si mengatakan durasi kampanye 75 hari pada Pemilu 2024 memiliki kelebihan. Yakni, waktunya lebih singkat, dan mampu mengurangi frekuensi kampanye di luar ruangan.
"Kampanye Pemilu 2024 memang fokus untuk menghindari kerumunan massa. Dan saya pikir ini menjadi salah satu cara untuk mencegah potensi terjadinya kerawanan dalam Pemilu. Karena salah satu potensi kerawanan Pemilu yang paling tinggi persentasenya itu pada saat kampanye," ujar Dr.Muh Najib Husain kepada Kendari Pos.
Akademisi Fisip Universitas Halu Oleo itu mengakui jika waktu 75 hari kampanye kurang efektif bagi tim kampanye. Sebab, tim kampanye kesulitan menjangkau daerah-daerah untuk menyosialisasikan calon peserta Pemilu.
"Misalnya pada Pilpres, tim kampanye harus menjangkau seluruh provinsi. Begitu pula di Sultra, tim harus menjangkau seluruh kabupaten dan kota. Dengan waktu 75 hari itu saya pikir waktunya sangat singkat," ungkap Dr.Muh Najib.
Namun dengan adanya perkembangan teknologi saat ini, lanjut Dr.Najib Husain, kampanye dengan waktu singkat (75 hari ) itu bisa diatasi karena pemilih dalam pemilu 2024 didominasi kaum pemilih milenial.
Sesuai jadwal tahapan kampanye, pada 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, kampanye Pemilu berupa kegiatan pertemuan terbatas, tatap muka, penyebaran alat peraga kampanye kepada umum. Selain itu, debat pasangan capres dan cawapres, hingga kampanye media sosial (medsos).
Untuk kampanye pada 21 Januari 2024 hingga 10 Februari 2024 dilangsungkan rapat umum, serta kampanye iklan melalui media massa baik cetak, elektronik dan media online. Selanjutnya pada 11-13 Februari 2024 merupakan masa tenang atau pembersihan seluruh alat peraga menjelang pemungutan suara. (ags/b)
UMBAR JANJI POLITIK
TAK ADA INGAR BINGAR
-Genderang kampanye terbuka dan tatap muka ditabuh 28 November 2023
-Sejauh ini, masa kampanye caleg dan capres masih sepi di Sultra
-Kampanye pada masa-masa sebelumnya, selalu ramai mobilisasi massa
-Ada orasi politik, panji-panji partai politik berseliweran
-Bahkan kampanye diramaikan konvoi kendaraan peserta Pemilu
-Di Sultra masih jarang caleg dan capres kampanye terbuka
PENGAMAT
*KAMPANYE DI MEDOS
-Pengamat politik Sultra menilai, ada perubahan metode kampanye saat ini
-Tim pemenangan caleg dan capres cenderung memanfaatkan media sosial (medsos)
-Program kerja disosialisasikan di media sosial
-Dialog soal Pilpres dan Pemilu lebih ramai di medsos
-Konsentrasi mobilisasi massa untuk kampanye terbuka meredup
*TIM PEMENANGAN
-Sejatinya masa kampanye dimaksimalkan tim pemenangan
-Sebab, ketua tim pemenangan di Sultra punya banyak tugas
-Selain bertugas memenangkan capresnya juga berjuang untuk terpilih sebagai anggota dewan pada Pemilu 2024
-Ali Mazi, Ketua Tim Pemenangan Daerah Amin di Sultra, sekaligus caleg DPR RI Dapil Sultra dari NasDem
-Abdurrahman Shaleh (ARS), Ketua TKD Prabowo-Gibran di Sultra
-Andi Sumangerukka (ASR), Ketua TPD Ganjar-Mahfud, sekaligus caleg DPR RI Dapil Sultra dari PPP
*TANTANGAN
-Pengamat politik Sultra lainnya berpandangan kampanye 75 hari sangat singkat
-Berbeda durasi kampanye Pemilu 2019, sekira 204 hari
-Kampanye 75 hari kurang efektif bagi tim kampanye
-Tim kampanye sulit menjangkau wilayah-wilayah di daerah
-Kesulitan itu dapat diatasi dengan perkembangan teknologi informasi
KELEBIHAN KAMPANYE SINGKAT
-Durasi kampanye 75 hari pada Pemilu 2024 memiliki kelebihan
-Yakni, mengurangi frekuensi kampanye di luar ruangan
-Menghindari kerumunan massa
-Selain itu, mencegah potensi terjadinya kerawanan dalam Pemilu
-Karena salah satu potensi kerawanan Pemilu pada saat kampanye
TEKNIS KAMPANYE
-Pada masa kampanye, peserta Pemilu terikat aturan
-Teknis kampanye berupa :
1.Pertemuan terbatas
2.Pertemuan tatap muka
3.Penyebaran bahan kampanye kepada umum
4.Memasang alat peraga kampanye (APK) di tempat umum
5.Kampanye di media sosial (medsos)
KAMPANYE DI MEDIA MASSA
-Peserta pemilu melalui KPU dapat mempromosikan dirinya melalui media massa
-Kampanye itu melalui pemasangan iklan di media massa
-Media massa itu seperti media cetak, elektronik dan media daring (online)
-Sosialisasi di media cetak, elektronik, dan media online mulai 21 Januari-10 Februari 2024
MASA TENANG
-Ada larangan kampanye bagi peserta Pemilu 2024
-Larangan itu berlaku pada 11-13 Februari 2024
-Sebab pada tanggal itu sudah masuk masa tenang
-Larangan kampanye pada masa tenang penting dilaksanakan
untuk menjaga kondusivitas dan keadilan berdemokrasi
DATA DIOLAH KENDARI POS DARI BERBAGAI SUMBER
ILUSTRATOR : FAHRI ASMIN / KENDARI POS