KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Tim Pengampu Mata Kuliah Klimatologi Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan Universitas Halu Oleo (FHIL UHO) yang dipimpin langsung oleh Dosen Penanggung Jawab Prof. Dr. Ir. Aminuddin Mane Kandari, M.Si., melaksanakan Praktik Lapang di Taman Peralatan Pengamatan Unsur-Unsur Iklim Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Provinsi Sulawesi Tenggara Ranomeeto. Praktik lapangan ini mengangkat topik Pengenalan dan Fungsi Peralatan Klimatologi Dalam Memantau Perubahan Iklim.
Adapun peserta yang mengikuti kegiatan tersebut terdiri atas 200 orang meliputi Jurusan Kehutanan 130 orang dan Jurusan Ilmu Lingkungan 70 orang, dengan Dosen Pendamping enam orang, yakni Prof. Aminuddin selaku Penanggung jawab, Dr. Sahindomi Bana, SP., M.P, Dr.Ir. Kahirun, M.Si, Dr. La Ode Midi, SP., M.Sc., Umar Ode Hasani, SP., M.P.,dan Hastiani Fahidu, SKM., M.Pd.
Pelaksanaan praktikum dibagi dalam dua sesi, yaitu jam 08.00 hingga 10.00 adalah mahasiswa Jurusan Kehutanan dan jam 10.00 hingga 12.00 oleh Jurusan Ilmu Lingkungan. Pelaksanaan Praktikum di arahkan oleh 10 asisten profesional dari Stasiun Klimatologi Ranomeeto yang dikoordinir langsung oleh Kepala BMKG Sultra, Aris Yunatas, SP., M.Si.
Mantan Dekan FHIL periode 2018- 2022, Prof. Aminuddin mengatakan bahwa topik yang diangkat dalam kegiatan, yakni Pengenalan dan Fungsi Peralatan Klimatologi Dalam Memantau Perubahan Iklim, meliputi intensitas radiasi surya, lama penyinaran, suhu udara, kelembaban udara, tekanan udara, kecepatan angin, curah hujan dan hari hujan, khususnya di Kota Kendari.
"Adapun manfaat pelaksanaan praktikum ini adalah untuk memberikan bekal pembelajaran dan pengetahuan kepada mahasiswa secara langsung dan mendalam tentang unsur-unsur iklim yang berpengaruh terhadap kehidupan di bumi, serta bagaimana memperkenalkan fungsi dan cara kerja masingmasing peralatan,” ujarnya.
Prof. Aminuddin yang Guru Besar Bidang Agroklimatologi, mencontohkan kejadian fenomena perubahan iklim yang saat ini melanda dunia khususnya di Sultra sangat terkait dengan aktivitas manusia dalam berbagai sektor terutama illegal logging dan alih fungsi hutan sebagai penyerap karbon dioksida (CO2) yang merupakan unsur utama emisi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer.
“Hal ini cukup beralasan karena bila hutan kita rusak maka yang menyerap CO2 berkurang sehingga konsentrasi GRK khususnya CO2 di atmosfer terus meningkat yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan suhu udara yang sangat panas seperti kita rasakan saat ini yang populer dengan fenomena El-Nino atau kekeringan seiring dengan musim kemarau yang panjang,” katanya.
Mantan Ketua Senat UHO itu, juga menyebut bahwa fungsi lahan ke penggunaan lainnya seperti pertanian, perkebunan atau kawasan pertambangan yang marak selama 10 tahun terakhir ini, penyebab meningkatnya suhu udara juga terjadi karena kemajuan teknologi dengan peningkatan jumlah kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat dan industri berbahan bakar fosil lainnya sebagai penyumbang emisi GRK yang terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan perubahan gaya hidup dari yang produktif menjadi konsumtif.
“Melalui pengenalan fungsi peralatan klimatologi kepada para mahasiswa diharapkan dapat membuka wawasan mereka begitu pentingnya informasi iklim dalam kelangsungan kehidupan kita setiap saat. Contoh konkrit, kita membandingkan kondisi 10-20 tahun yang lalu di Kota Kendari, dimana pada saat itu Kota Kendari udaranya sejuk dan nyaman dengan suhu udara pada siang hari rata-rata 28-29 derajat C, dibandingkan saat ini terasa sangat panas dengan suhu udara rata-rata mencapai 33 derajat C-35 derajat C. Oleh karena itu, diharapkan dengan kegiatan praktik mahasiswa yang didominasi oleh angkatan 2022 pada semester Ganjil 2023/2024 ini mereka dapat mengenal langsung peralatan klimatologi dan fungsinya dalam mencatat perubahan iklim melalui semua unsur-unsur iklim yang terjadi setiap saat,” tandasnya.
Sementara, Kepala BMKG Sultra Aris Yunatas, SP., M.Si., juga alumni S1 dan S2 Program studi Agronomi UHO ini, menyambut baik pelaksanaan praktik di taman alat klimatologi yang dipimpinnya, peralatan ini disamping berfungsi sebagai sarana dalam pelaksanaan tugas kantor yakni mencatat dan menginformasikan kondisi iklim kepada seluruh masyarakat di Sultra, juga melayani kepentingan dunia akademik khususnya mahasiswa dan dosen yang ingin praktik atau penelitian yang berkaitan dengan tantangan masyarakat dunia yakni penurunan efek GRK sebagai program nasional yakni menekan peningkatan suhu udara tidak lewat dari 1.5 derajat C pada tahun 2030, sekaligus menyadarkan kepada para mahasiswa begitu pentingnya fungsi peralatan klimatologi dan mengetahui pentingnya kelestarian hutan dan pengelolaan lingkungan secara baik dan berkelanjutan. (rls/win)