--Yayasan Bina Insani Indonesia Kendari Gelar Seminar dan Temu Bisnis
--Hugua: Pemerintah Harus Memberi Support
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan tulang punggung perekonomian bangsa. Oleh karena itu, berbagai pihak mengupayakan agar UMKM tetap eksis guna mendukung keberlangsungannya. Bahkan, terus didorong supaya bisa go nasional dan internasional.
Seperti yang dilakukan Yayasan Bina Insan Indonesia Kendari, dengan menggelar seminar dan temu bisnis yang melibatkan pelaku UMKM khususnya pelaku usaha di Konawe Kepulauan (Konkep) dan Sultra secara umum.
Seminar dan temu bisnis kali ini, dimoderatori oleh Pemimpin Redaksi Kendari Pos, Inong Saputra, dan dihadiri pemateri yakni Anggota Komisi II DPR RI Ir. Hugua, Perwakilan BPOM Fauziah Idrus, stakeholder terkait, penyedia jasa dan pelaku UMKM Konkep dan Sultra.
Direktur Yayasan Bina Insani Indonesia Kendari, Nursalam menjelaskan, seminar dan temu bisnis dilaksanakan dalam rangka menambah wawasan dan pengetahuan bagi UMKM dalam mengelola dalam mengembangkan usahanya.
“Kegiatan ini bertujuan untuk menguatkan ekonomi secara regional. Itu dimulai dari UMKM yang berperan membawa peningkatan penerimaan dan pendapatan, pertumbuhan ekonomi dan mewujudkan stabilitas ekonomi nasional,” ungkap Nursalam.
Ia tak menampik, jika saat ini pelaku UMKM dihadapkan dengan berbagai tantangan. Diantaranya masalah permodalan, produksi, hingga pemasaran. Kendati demikian, melalui seminar dan temu bisnis ini, kendala tersebut bisa dicari solusinya. Sebab, dalam pertemuan tersebut juga dihadirkan penyedia jasa dari retail modern yang ada di Kota Kendari.
Anggota Komisi II DPR RI yang juga Dewan Pendiri Yayasan Bina Insan Indonesia Kendari, Ir. Hugua mengapresiasi pelaksanaan seminar dan temu bisnis kali ini. Menurutnya, kegiatan ini sangat positif dalam rangka meningkatkan wawasan UMKM dalam berproduksi.
Hugua berpesan kepada pelaku UMKM di Sulawesi Tenggara (Sultra) khususnya yang ada di Konkep, agar terus mengembangkan usaha dan berinovasi sehingga produk yang dihasilkan bisa memiliki nilai jual hingga bisa melaksanakan ekspor.
Agar impian tersebut bisa terwujud, lanjut Hugua, pelaku UMKM, pemerintah dan stakeholder terkait wajib membangun ekosistem positif sehingga UMKM mendapatkan tempat utama dalam aktifitas perdagangan.
“Kalau membangun ekosistem, maka di dalamnya ada komunitasnya, ada yang menyediakan komoditinya. Jadi kalau membangun UMKM berarti membangun ekosistem. Ini bagian subsistem ekosistem itu sendiri yang berperan menghadirkan barang yang lebih bernilai,” kata Hugua.
Hugua turut mendorong, supaya produk UMKM Sultra bisa go internasional. Menurutnya, itu bukan hal mustahil asalkan ada kemauan untuk terus berbenah dan ada dukungan pemerintah daerah.
“Kita mendorong supaya produk UMKM Sultra bisa tampil di luar negeri. Jadi, mestinya kalau ada pertemuan UMKM di luar negeri, pelaku UMKM harus diberi ruang untuk ke sana. Jangan pejabat yang datang. Itu tidak memberi dampak apapun,” jelas Hugua.
Sementara itu, Koordinator Pengujian Obat dan Makanan BPOM Kendari, Fauziah Idrus menyatakan kesiapannya untuk melaksanakan pendampingan terhadap pelaku UMKM. Supaya produk yang dihasilkan memiliki legalitas dan aman untuk dikonsumsi.
“Berbagai program telah dikembangkan BPOM, antara lain pelatihan, bimbingan teknis, dan asistensi. Itu merupakan upaya pendampingan terhadap pelaku usaha, baik dalam proses mempersiapkan fasilitas produksi ataupun memperoleh izin edar produk,”kata Fauziah.
Fungsional Ahli Madya BPOM Kendari ini berharap, setelah mengikuti seminar dan temu bisnis ini, pelaku UMKM bisa semakin meningkatkan kualitas produknya, sehingga bisa lebih berdaya saing dan aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat. (b/ags)