--Mendirikan Klinik Khusus Anak Stunting di RS Tanduale
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Penjabat (Pj) Bupati Burhanuddin punya komitmen kuat untuk membebaskan anak-anak Bombana dari belenggu stunting. Komitmen itu dibuktikan Pj Bupati Burhanuddin dengan langkah nyata yakni mendirikan klinik anak khusus stunting di Rumah Sakit (RS) Tanduale.
Langkah itu ditempuh Pj Bupati Burhanuddin sebagai bagian dari upaya serius mencegah dan akselerasi menurunkan angka stunting di Bombana.
Pj Bupati Burhanuddin mengatakan, saat ini angka stunting di daerahnya sekira 35,3 persen berdasarkan data Survei Satuan Gizi Indonesia (SSGI).
Melihat data itu, Pj Bupati Burhanuddin bergerak cepat dengan melakukan berbagai upaya, guna menekan dan menurunkan prevelensi penyakit gagal tumbuh pada anak tersebut. Ia menargetkan di bawah 14 persen angka prevalensi stunting Bombana pada tahun 2024.
“Pendirian klinik khusus stunting ini merupakan trobosan baru yang kita lakukan sebagai ikhtiar penurunan angka stunting di Bombana. Kalau ada anak yang terindikasi stunting dan tidak bisa di tangani Puskesmas maka bisa datang di klinik khusus stunting RS Tanduale. Di sana sudah disiapkan tenaga profesional di bidangnya, dan layanan di klinik ini gratis,” ujar Pj Bupati Burhanuddin kepada Kendari Pos setelah membuka rapat koordinasi (Rakor) PKK Bombana, di Aula Tanduale, Jumat (24/11/2023).
Klinik khusus ini bukan satu-satunya ikhtiar Pj Bupati Burhanuddin dalam menekan angka stunting di Bombana. Sebelumnya, ia mengajak seluruh stekholder bergerak bersama menekan stunting, mulai dari PKK dengan terobosan Gerakan Aksi Olahan Dapur Sehat Atasi Stunting (Gerobak Dashat) hingga gerakan Bapak dan Bunda asuh stunting, yang di lakukan oleh masing-masing kepala OPD.
“Dari berbagai upaya bersama yang kita lakukan ini, alhamdulillah ada penurunan angka stunting yang signifikan sesuai hasil validasi mandiri.
Diharapkan data penurunan stunting ini sejalan dengan survei yang dilakukan pemerintah pusat di Bombana,” terang Pj Bupati Burhanuddin.
Ia mengakui, data SSGI sebelumnya mengindikasikan tingginya prevalensi stunting di Bombana, yakni 35 persen. Angka ini cukup mengejutkan. Pasalnya, data itu berbanding terbalik dengan fakta-fakta yang ada di lapangan, khususnya terkait kondisi masyarakat dan daerah.
“Dengan melihat kondisi riil di lapangan, kami merasa perlu mengkaji ulang angka tersebut (35 persen). Potensi yang dimiliki daerah dan ekonomi yang semakin membaik seharusnya tidak sesuai dengan tingginya kasus stunting,” kata Pj Bupati Burhanuddin.
“Untuk itu, selain program pencegahan dan penurunan terus berjalan, saya juga meminta dinas terkait untuk verifikasi mandiri guna memastikan akurasi data dan mencari solusi bersama demi kesejahteraan anak-anak di Bombana,” sambung Pj Bupati Burhanuddin.
Sementara itu, Pj Ketua TP PKK Bombana, Hj. Fatmawati Kasim Marewa mengungkapkan seluruh kader PKK, dari tingkat kabupaten, kecamatan hingga desa/kelurahan siap berkolaborasi dengan pemerintah dalam menekan angka stunting.
“PKK sebagai mitra strategis, siap mendukung segala program dan kebijakan pemerintah daerah. Termasuk upaya pencegahan dan penurunan stunting di Bombana,” ujar Hj.Fatmawati. (idh/b)