KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Setelah berhasil meraih akreditasi Unggul tahun ini, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Halu Oleo (FMIPA UHO) siap mengajukan akreditasi internasional jika diusulkan tahun 2024 mendatang.
Ketua Jurusan Kimia FMIPA UHO, La Ode Ahmad, S.Si., M.Si, P.hD., menuturkan, saat ini, akreditasi Prodi melalui BAN-PT maupun LAM menggunakan sembilan standar atau kriteria. Dari sembilan standar tersebut ada tiga standar yang jumlah indikator dan bobotnya paling besar yaitu standar empat (Sumber Daya Manusia), standar enam (pendidikan), dan standar senbilan (luaran dan Capaian Tridharma).
“Ketiga standar ini sudah mengambil porsi 70 persen bobot penilaian. Oleh karena itu, diusahakan skor tiap indikatornya maksimal untuk ketiga standar ini. Tentu dengan tidak melupakan standar yang lain,” ujarnya.
Ahmad menjelaskan, bahwa ketiga standar tersebut berkaitan dengan dosen dan mahasiswa. Prodi Kimia FMIPA UHO mempunyai dosen dengan kualitas dan kinerja yang sangat baik. Mahasiswa juga mempunyai prestasi yang membanggakan baik di akademik maupun non akademik. “Hal ini yang membuat Prodi Kimia FMIPA UHO berhasil mendapatkan peringkat unggul pada tahun 2023 ini,” jelas Ahmad.
Sebenarnya tahun lalu kata dia, Kimia FMIPA UHO dijadikan diplot untuk mengusulkan akreditasi internasional ASIIN. “Namun, belum sempat ditindaklanjuti karena bersamaan dengan pengusulan reakreditasi Lamsama. Semoga di tahun depan, Prodi Kimia FMIPA UHO diberi kesempatan untuk mengusulkan kembali akreditasi internasional,” ucapnya.
Ia juga menuturkan, jika diberi kesempatan untuk diusulkan, Kimia FMIPA UHO sudah sangat siap untuk mengajukan akreditasi internasional. Hal ini dilihat dengan sarana dan prasarana yang ada di fakultas maupun jurusan sudah memadai untuk pengajuan akreditasi internasional,” tuturnya.
Ia menambahkan, bahwa pihaknya juga terus memperkuat kerja sama dengan instansi terkait tridharma perguruan tinggi. “Kerja sama dengan instansi terkait itu masuk di standar atau kriteria dua. Namun tidak cukup hanya dengan Memorandum of Understanding (MoU) tapi harus ada implementasinya berupa kuliah umum tau magang mahasiswa dan lain sebagainya,” pungkasnya. (win/b)