--Optimis Tetap Surplus Beras hingga Akhir Tahun
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Penjabat (Pj) Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto komitmen menjaga ketersediaan pangan masyarakat. Salah satunya terkait ketersediaan beras. Dirinya ingin memastikan tetap akan surplus beras hingga akhir tahun 2023.
Salah satu landasan optimisme tersebut, karena beberapa daerah di Sulawesi Tenggara, sukses menggelar panen raya. Salah satunya di Desa Wonua, Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel).
“Saya optimis, kondisi surplus beras dapat dipertahankan. Apalagi beberapa lumbung pangan di Sultra sukses melakukan panen raya,” ungkap Andap Budhi Revianto.
Kendati kemarau panjang melanda, lanjut Andap, namun beberapa daerah, bisa panen raya. Kondisi itu membuat Sultra bisa tetap surplus beras tahun ini, meski beberapa areal persawahan di Bumi Anoa, dilanda kekeringan akibat elnino.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sultra, La Ode Muh Rusdin Jaya menjelaskan, pihaknya mengikuti panen padi secara nasional dalam rangka HUT ke-78 TNI yang dipimpin Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin, secara virtual.
“Di Sultra, panen padi secara simbolis dilakukan di Desa Wonua. Areal persawahan di Konda memiliki luas 1.391 hektar dan 950 hektar di antaranya ditanami padi. Desa Wonua memiliki luas sawah 200 hektar, dengan 150 hektar di antaranya tertanam padi. Produktivitasnya mencapai 5,1 ton hektar,” ungkap Rusdin.
Rusdin menambahkan, produksi dan stok beras untuk Konsel diperkirakan masih surplus sampai Desember 2023. “Atas arahan Pj Gubernur, kami terus bergerak membantu petani di tengah kondisi elnino. Salah satunya, setelah panen ini akan dilakukan kegiatan bantuan sumur bor untuk persawahan di sekitar Desa Wonua,” imbuh mantan Karo Pembangunan Provinsi Sultra ini. (rah/adv)
Peduli Petani, Pastikan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Tepat Sasaran
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Sultra, Andap Budhi Revianto menunjukkan kepeduliannya kepada petani. Salah satu bentuk kepedulian itu, Andap mengawal penyaluran pupuk bersubsidi di Sulawesi Tenggara (Sultra). Selama ini, petani kerap mengeluh lantaran kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi.
Pj Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto meminta jajarannya mengawal proses pendistribusian pupuk bersubsidi. Orang nomor satu di Bumi Anoa ini tak ingin kecolongan.
Sebab, kelangkaan pupuk bersubsidi di Sultra bukanlah hal baru. Agar pupuk bersubsidi tepat sasaran, distributor yang menyalurkan harus resmi dan mengantongi izin.
Penyaluran pupuk bersubsidi harus dilakukan pengecer resmi. Artinya, mereka telahditunjuk di wilayah kerjanya berdasarkan alokasi pupuk bersubsidi. Kabupaten/ kota merupakan kunci sukses pada program pupuk bersubsidi. Sebab Pemda yang menentukan penerima sekaligus melakukan pengawasan dan verifikasi,” ujar Andap Budhi Revianto.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Sultra, La Ode Muhammad Rusdin Jaya mengaku akan terus melakukan pembenahan dan evaluasi terhadap penyaluran pupuk bersubsidi. Mulai perbaikan data penerima, metode penebusan, pengawasan, verifikasi dan validasi.
“Sesuai arahan pak Pj Gubernur beserta Sekprov, kami terus mengawal penyaluran pupuk bersubsidi tepat sasaran dan tepat waktu. Ini menjadi momentum menyamakan frekuensi dengan pihak-pihak terkait agar masalah kelangkaan pupuk dapat teratasi,” jelasnya.
Untuk mengatasi persoalan ini kata mantan Kepala Biro Administrasi Pembangunan Setprov Sultra ini, pihaknya sudah beberapa kali mengadakan Forum Group Discusion (FGD). Mulai dengan tema optimalisasi penyaluran pupuk bersubsidi serta persiapan penginputan data penerima dan kebutuhan. (adv/rah)
Andap: Program Tanam Cabai Siswa Dukung Ketahanan Pangan
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Pemprov Sultra) melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) kini bakal kembali melakukan program gerakan menanam cabai yang melibatkan ribuan siswa SMA/SMK dan SLB di wilayah tersebut. Hal ini tentu mendapat dukungan positif dari Pj Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto.
Menurutnya, apa yang dilakukan siswa se-Sultra sangat baik dalam upaya mendukung ketahanan pangan dan upaya nyata menekan angka inflasi.
“Siswa SMU/SMK dan SLB sederajat menanam beberapa komoditi hortikultura. Ini sangat baik dan harus didukung semua pihak,” kata Andap.
Menurut Sekjen Kemenkumham ini, melibatkan siswa dalam menanam cabai di pekarangan sekolah dan halaman rumah mereka adalah langkah konkrit untuk mengurangi dampak inflasi di daerah.
“Harga cabai yang tinggi di pasaran merupakan masalah, padahal cabai adalah kebutuhan pokok masyarakat sebagai salah satu bumbu dapur,” terangnya.
Dijelaskan, berdasarkan fakta lapangan, anak-anak dan masyarakat saat ini terlalu sibuk dengan gadget. Sehingga mereka lupa pentingnya memanfaatkan pekarangan dengan menanam tanaman hortikultura.
“Padahal memiliki halaman atau tanah yang luas, seharusnya dimanfaatkan untuk kegiatan produktif seperti menanam cabai. Ini tentu kegiatan yang amat positif terlebih d ttengah gejolak inflasi,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra Yusmin menjelaskan, persiapan menyambut Hari Guru Nasional pada 25 November 2023, pihaknya akan melibatkan 130 ribu siswa dalam program menanam tanaman hortikultura seperti cabai, tomat, dan bawang merah di halaman sekolah dan rumah masingmasing.
Yusmin menjelaskan, program ini tidak hanya bertujuan untuk kegiatan edukasi, tapi juga sebagai langkah konkret dalam menekan laju inflasi di Sultra. Program penanaman cabai, tomat, dan bawang merah ini telah berhasil dilakukan di sejumlah sekolah, dengan hasil panen mencapai ratusan kilogram per sekolah.
“Bila lahan sekolah terbatas, siswa bisa memanfaatkan lahan pekarangan rumah masing-masing, dan hasilnya akan bermanfaat bagi orang tua dan keluarga,” imbuhnya. (adv/rah)