Polresta Kerahkan 800 Personel Amankan Pemilu

  • Bagikan
Kombespol Muhammad Eka Faturrahman
Kombespol Muhammad Eka Faturrahman

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Kontestasi Pemilu 2024 kurang dari 100 hari. Aparat Penegak Hukum (APH) mengemban tugas sentral dalam untuk mengamankan jalannya Pemilu agar berjalan sukses. Atas dasar itu, Polresta Kendari mengerahkan sekira 800 personel untuk mengamankan jalannya Pemilu serentak 14 Februari 2024.

Kapolresta Kendari Kombes Pol Muhammad Eka Faturrahman mengaku siap mengamankan Pemilu. Ratusan personil yang dikerahkan adalah komitmen Polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Dengan begitu, jalannya pesta demokrasi terbit, aman dan terkendali.

“Kami telah memetakan dengan rinci setiap daerah yang masuk dalam wilayah hukum Polresta Kendari. Memetakan titik-titik yang rawan hingga daerah yang terkategori tertib. Dengan begitu, memudahkan kerja kami dalam melakukan upaya preventif,” kata Kombes Pol Muhammad Eka Faturrahman kepada Kendari Pos, Rabu (15/11).

Wilayah hukum Polrestata Kendari sambungnya, meliputi 15 Polsek. Sebanyak 7 Polsek berada di Kota Kendari, selebihnya ada di Konawe Kepulauan (Konkep), Konawe Selatan dan Konawe. Dengan 800 personil, pihaknya berupaya maksimal mendesain sedemikian rupa prosesi pengamanan Kota Kendari maupun wilayah hukum lainnya yang masuk dalam naungan Polresta Kendari.

Mantan Dir Narkoba Polda Sultra itu menjelaskan, karakter Kota Kendari yang dihuni berbagai macam etnis, agama, dan lainnya, mesti dirangkul secara persuasif dan tidak diskriminatif. Sehingga terjalin harmonisasi dan persahabatan yang akrab.

“Pesta demokrasi yang rentan ketegangan. Makanya, harus ditangani dan dikendalikan dengan pendekatan humanis,” tutur Eka. Berdasarkan data, Kendari merupakan Kota nomor dua terbanyak aktivitas demonstrasi setelah DKI Jakarta. Bahkan pernah 26 kali dalam satu hari terjadi aktivitas demo. Kota Kendari sebagai pusat peradaban Sulawesi Tenggara, sehingga menyebabkan masalah dari Kabupaten lain, namun demo di Kota Kendari.

“Hal-hal seperti ini menjadi materi pelajaran secara terus menerus. Termasuk saat tahapan Pemilu dan paska Pemilu. Karena biasanya potensi demo juga sensitif paska Pemilihan. Nah, kami banyak belajar dari berbagai macam aktivitas demo, sehingga bisa melakukan upaya pengendalian dengan cepat apapun bentuk suasananya,” tandasnya. (b/ali)

  • Bagikan