--Ratusan Baduta Terima Bantuan Pangan Tambahan
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Penjabat (Pj) Wali Kota Kendari Asmawa Tosepu sudah bertekad menyukseskan arahan Presiden Jokowi. Salah satunya adalah akselerasi penurunan angka stunting di Kota Kendari. Pj Wali Kota Asmawa menargetkan penurunan angka stunting hingga 14 persen pada tahun 2024.
Saat ini, prevalensi stunting di Kota Kendari tercatat sebesar 19,5 persen. Guna menekan kasus gagal tumbuh pada anak itu, Pj Wali Kota Asmawa menyalurkan bantuan pangan tambahan kepada Bayi Dua Tahun (Baduta).
Pj Wali Kota Asmawa mengatakan pemberian bantuan pangan tambahan sangat penting dalam rangka menekan dan mencegah potensi stunting. "Pencegahan stunting merupakan 1 dari 7 arahan Pak Presiden. Ini harus kita sukseskan. Anak-anak di Kota Kendari kita upaya harus bebas dari stunting," ujarnya usai menyalurkan bantuan pangan tambahan untuk Baduta di pelataran Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kota Kendari, Rabu (15/11/2023), kemarin.
Pj Wali Kota Asmawa mengungkapkan, bantuan pangan tambahan kepada Baduta berpotensi stunting bersumber dari Zakat Infak dan Sedekah (ZIS) Aparatur sipil Negara (ASN) Pemkot Kendari yang dihimpun Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Kendari.
Total bantuan yang disalurkan, kata Pj Wali Kota Asmawa, sebesar Rp44 juta dalam bentuk bantuan pangan tambahan dan uang tunai. Ke depan, Pemkot Kendari akan memberikan bantuan serupa sehingga bisa mewujudkan target penurunan stunting sebesar 14 persen pada tahun 2024.
Kepala Biro Umum Kemendagri ini menambahkan, tahun lalu angka prevalensi stunting di Kota Kendari berhasil ditekan sebanyak 4,5 persen menjadi 19,5 persen dibanding sebelumnya sebesar 24 persen.
"Berkat pencapaian yang cukup signifikan inilah yamg menempatkan Kota Kendari sebagai salah satu dari 3 kota percontohan penanganan stunting di Indonesia. Salah satu program yang riil yang langsung bisa dirasakan masyarakat adalah gerakan orang tua asuh stunting dan pemberian bantuan seperti yang kita laksanakan saat ini (kemarin,red)," tutur Pj Wali Kota Asmawa.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kendari, drg. Rahminingrum mengungkapkan, sebanyak 3 kecamatan di Kota Kendari memiliki prevalensi stunting cukup tinggi. 3 kecamatan itu adalah Kendari Barat terdapat 79 kasus, Kecamatan Kendari 76 kasus, dan Kecamatan Puuwatu, 66 kasus.
drg. Rahminingrum menjelaskan, tingginya prevalensi stunting pada 3 kecamatan itu dipengaruhi kurangnya pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif terhadap balita, termasuk makanan tambahan pendamping ASI. "Para balita kurang mendapatkan ASI," ungkapnya.
Sebagai bentuk penanganan, kata drg. Rahminingrum, Pemkot Kendari mengencarkan program orang tua asuh pada 3 kecamatan tersebut. Program tersebut mewajibkan seluruh pejabat lingkup Pemkot Kendari untuk mendampingi seluruh balita stunting.
"Pemerintah bersama stakeholder terkait bahu membahu meringankan beban keluarga yang memiliki baduta stunting. Selain program orang tua asuh, Pemkot Kendari juga masih memberikan bantuan makanan tambahan kepada anak berpotensi ," kata drg. Rahminingrum.
Menurut drg. Rahminingrum, meski masih terdapat balita stunting, namun secara umum prevalensi stunting Kota Kendari berada di bawah angka prevalensi stunting nasional. Saat ini, prevalensi stunting Kota Kendari tercatat hanya 19,5 persen dari sebelumnya tercatat sebesar 24 persen. (ags/b)