--BPOM Kendari Masif Edukasi Masyarakat, Jamin Rasa Aman
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Jangan cepat tergoda produk yang menjanjikan perubahan dengan cara instan. Biasanya, produk seperti ini kerap mengandung bahan berbahaya. Apalagi Sulawesi Tenggara (Sultra) termasuk Kendari belum terbebas dari produk berbahan kimia dan merkury. Saban tahun, Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) berhasil menyita berbagai produk ilegal. Tidak hanya bagi produk kecantikan, ramuan tradisional hingga kemasan makanan dan minuman.
Untuk terhindar dari penggunaan produk seperti ini, masyarakat harus menjadi konsumen yang cerdas. Pastikanlah, produk yang dibeli dan digunakan memiliki izin resmi dari lembaga pemerintah termasuk BPOM. Jika tidak, penggunaan produk mengandung bahan kimia ini sangat berbahaya. Pasalnya, bisa berakibat fatal bagi kondisi tubuh. Terlebih bila digunakan dan dikonsumsi berulang- ulang.
Kamis (9/11), Kendari Pos kedatangan narasumber istimewa di acara podcast. Sosok itu adalah Kepala BPOM Kendari Riyanto S.Farm Apt, M.Sc. Lembaga yang dipimpin pria ramah ini merupakan ujung tombak pengawasan obat, makanan dan produk ilegal yang mengandung bahan berbahaya. Sebagai komando, Riyanto bersama timnya intens turun melakukan pengawasan dan menyita berbagai produk tanpa izin edar. Tidak hanya di Kota Kendari, namun juga berbagai daerah di jazirah Tenggara Sulawesi.
Di Graha Pena Kendari, sang panglima pengawasan memaparkan sederet langkah strategis dalam memberikan rasa aman terhadap masyarakat terhadap produk berbahaya. Tidak hanya dalam pengawasan dan penindakan, namun juga langkah hukum menjerat praktek curang produsen dan pedagang. Upaya penegakan hukum ini tak lain untuk memberikan efek jera. Di sisi lain, BPOM turut mengedukasi masyarakat cerdas memilih produk yang aman.
Kepala BPOM Kendari Riyanto S.Farm, Apt, MSc mengatakan BPOM Kendari berfungsi pada ranah pengawasan obat dan makanan yang mencakup obat tradisional, kosmetik, suplemen, air, makanan olahan dan lain-lain. BPOM di setiap provinsi memiliki tugas fungsi yang sama. Satu komando dari pusat dan daerah, melaksanakan program-program yang telah dicanangkan. Misalnya melaksanakan berbagai macam kegiatan seperti intensifikasi pangan, pengawasan kosmetik dan lain-lain.
“Balai POM Kendari membawahi 12 Kabupaten di Sultra yang tersebar di wilayah daratan. Sementara di wilayah kepulauan selain Wakatobi dibawahi Loka Pom Baubau. Meski demikian, Loka Pom Baubau juga tetap berkoordinasi dengan BPOM Kendari. Karena LOKA POM Baubau belum memiliki laboratorium pengujian sehingga masih menggunakan lab BPOM Kendari,” kata Riyanto saat menjadi narasumber Podcast Kendari Pos Chanel yang dipandu Wakil Direktur Kendari Pos Awal Nurjadin, Kamis (9/11).
Laboratorium di Kendari sambungnya, telah terakreditasi ISO17025. Artinya hasil uji lab, sudah bisa dipertanggungjawabkan secara nasional maupun internasional. Ketika ada sampel misalnya terkait keracunan, maka hasilnya biasanya memakan waktu satu atau dua hari. Pihaknya juga melakukan menerima pengujian sampel dari pihak ketiga, seperti dari Kepolisian, BNN, bahkan masyarakat itu sendiri.
BPOM Kendari sangat mendukung UMKM. Pelaku usaha yang komitmen berjuang memperbesar usahanya terutama pada aspek pangan. Selama ini BPOM Kendari dominan mengeluarkan izin-izin edar pangan untuk UMKM. Izin edar yang dimaksud yakni izin resiko sedang dan resiko tinggi. Untuk resiko rendah cukup diuji di Dinas Kesehatan dan Dinas PTSP.
“Misalnya ketika memiliki rumah usaha frozen bakso, sosis, nanti diinformasikan agar diperiksa dan selanjutnya diberi masukan sesuai dengan standar atau ketentuan yang berlaku. Kemudian akan dikeluarkan izin sesuai dengan standar Badan POM,” ujar Riyanto.
Ulasan Kepala BPOM Kendari sangat menarik. Apalagi dipandu Wakil Direktur (Wadir) Kendari Pos Awal Nurjadin. Seperti apa pembahasannya, ada baiknya saksikan langsung melalui kanal YouTube Kendari Pos (KP) Channel. Selain itu, perbincangan ini bisa dibaca lewat koran cetak Kendari Pos terbitan hari ini dan berbagai jaringan media Kendari Pos. (c/abd/ali)